Chapter 25

4.4K 184 10
                                        


Jika ia tau semua akan berakhir seperti ini, ia lebih baik tidak mengenal kedua gadis itu. Sejak mengenal keduanya hidupnya benar-benar berubah

Rasa sayang untuk melindungi bukan untuk memiliki. Rasa sayang sebagai teman bukan pacar.

-Kevin-

***

"Kita PUTUS!" Kevin berucap dengan mantap dan menakan di kata 'PUTUS' nya. Mungkin ini memang yang terbaik.

Angel membelakakkan matanya kaget "apa? Pu-putus? Kamu pasti bercanda kan?" Angel menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak! Ia tidak mau putus dengan Kevin. Percuma saja semua pengorbanan dan sakit hati yang ia rasakan. Jika akhirnya semuanya kandas di tengah jalang.

"aku serius bahkan aku tidak pernah seserius ini" ucap Kevin dengan tenang, seolah ia tidak mengucapkan kata menyakitkan itu.

"Ta-tapi aku gak mau, aku gak mau Vin aku gak mau" Angel terus menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan air mata yang terus mengalir.

"Kamu harus mau karna ini yang terbaik buat kita, aku gak mau dengar penolakan. Kita harus END!!" Mantap, ya hati Kevin memang sudah mantap. Kevin memeluk Angel mencoba menenangkan gadis itu. Itu bukan pelukan untuk meminta maaf tapi pelukan terakhirnya untuk gadis itu. Kevin melepaskan pelukannya lalu beralih memengang kedua bahu Angel.

"Aku tau kamu gadis baik, dan harusnya dapat pria yang baik juga. Di luar sana masih banyak cowok yang ngantri buat dapatin kamu, yang jauh lebih dari segalanya dari aku. Jaga diri kamu baik-baik, karna aku udah gak bisa jagain kamu lagi" Kevin tersenyum lembut, lalu mengecup dahi Angel lembut. Dan Kevin benar-benar pergi meninggalkan Angel yang masih menangis seenggukan. Angel menampar pipinya cukup keras, sakit.

Ternyata ini semua kenyataan, kenyataan pahit yang harus ia terima. Kenyataan ia sudah putus dengan Kevin, dan kenyataan ia tidak punya siapa-siapa lagi. Teman, sahabat, pacar, semuanya pergi. Semuanya meninggalkannya, ia sendiri benar-benar sendiri.Ia tidak punya teman buat mengadu, ia tidak punya tempat untuk mengeluh, ia tidak punya bahkan satu pun tidak ada yang tersisa untuknya.

* *

Jika ia tau semua akan berakhir seperti ini, ia lebih baik tidak mengenal kedua gadis itu. Sejak mengenal keduanya hidupnya benar-benar berubah. Zahra, gadis itu telah mengubah Kevin jadi lebih baik seperti sekarang ini. Dulu ia sangat bodoh, bahkan sangat sangat bodoh di kelasnya.

Tapi sejak Zahra jadi tutornya ia berubah drastis, semua nilai ulangannya sudah lebih baik dan bahkan sangat baik. Jika dulu ia selalu mendapat nilai 'D' bahkan 'E'. Tapi sekarang nilainya rata-rata sudah 'B' dan bahkan ada yang 'A '.

Zahra, orang pertama yang tersenyum bangga dan mengucapkan selamat atas perubahan itu. Gadis itu merasa berhasil mengajari Kevin. Harusnya Kevin berterima kasih atas itu, bukan menyakiti hati gadis itu seperti sekarang ini. Kevin benar-benar merutuki kebodohannya itu, dan dalam hatinya yang paling dalam ia ingin menebus semua kesalahan yang pernah ia berikan ke Zahra.

Angel, gadis yang ia sukai karena kemisteriusannya. Gadis yang ia cinta karena kekuatan hati dan kepolosannya. Gadis yang telah mengajari ia arti cinta yang sesungguhnya, arti dari sebuah pengorbanan. Kevin belajar banyak dari gadis itu, hingga semuanya berubah. Gadis itu berubah 180 derajat karena dirinya.

Rasa sayang untuk melindungi bukan untuk memiliki. Rasa sayang sebagai teman bukan pacar. Jika pun ia tetap bertahan dengan Angel, hanya akan lebih menyakiti gadis itu. Dan sebelum semuanya terlambat, lebih baik di akhiri saat ini juga. Sebelum semuanya bener-benar sakit.

* *

Kevin memasuki rumah dengan lunglainya, hingga ia tidak menyadari bunda dan ayahnya yang tengah menatapnya bingung.

"Vin" Panggil ayah kevin. Ya, Kevin memang anak lelaki satu-satunya. Ia mempunya saudara perempuan yang sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya. Hingga ia selalu manja dan dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Hingga kemanjaan Kevin ke Rike membuat ayahnya 'Hery' selalu cemburu ke anaknya itu.

"Ekhemm.." Hery berdehem karena merasa bosan di diamkan sedari tadi. Seolah mengerti arti deheman sang ayah, Iqbaal melepaskan pelukannya dari Rike.

"Kevin ayah mau bicara penting" Kevin melihat ayahnya dengan dahi berkerut. Penting? Ya sepertinya ini memang benar-benar penting. Melihat air wajah ayah dan bundanya yang berubah serius.

Kevin menelan ludahnya, seperti ada sebuah alarm peringatan kalau hal penting itu sebuah bencana baginya. Hery membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.

"2 bulan lagi kita akan pindah ke Amerika" Hery to the point.

Kevin menelan ludahnya, seperti ada sebuah alarm peringatan kalau hal penting itu sebuah bencana baginya. Hery membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.

EDITING 24 DESEMBER 2016.

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang