Chapter 16

4.8K 161 6
                                    

Jangan hanya datang, untuk memuaskan napsu mu saja

***

Happy Reading

Jujur Zahra bosan disini, di tambah bau khas obat-obatan yang menusuk hidungnya benar-benar membuat ia ingin pergi dari sini.

Tapi jika ia keluar dan Satya mengetahuinya bisa-bisa ia di telan hidup-hidup.

Hanya sekedar informasi, sebenarnya Satya itu bukan hanya sekedar teman sekelas ataupun teman berantemnya. Tapi Satya adalah sepupu dekat Zahra Umur mereka hanya terpaut 5 bulan, dan tentunya Satya lebih tua 5 bulan dari Zahra.

Satya juga yang di tugaskan orangtua Zahra untuk menjaga Zahra selama di sekolah, agar tidak ada anak-anak nakal yang mengganggunya. Benar saja selama Satya menjaga Zahra tidak ada orang yang berani mengganggunya. Tapi dirinya sendirilah yang selalu mengganggu Zahra  hampir setiap harinya.

Zahra menatap langit-langit ruang UKS, rasanya matanya mulai berat. Perlahan ia menutup matanya perlahan demi perlahan hingga akhirnya tertutup sempurna. Zahra mendengar ada orang yang membuka pintu, karna matanya yang terasa berat ia enggan untuk melihat siapa yang datang, zahra  merasakan tubuhnya di goyang-goyong, mengusik tidurnya yang belum seutuhnya nyenyak.

Zahra mencoba mengabaikannya, tapi goyangan itu semakin kencang mengguncang tubuhnya. Dengan malas ia membuka matanya, samar-samar ia melihat Kevin. Zahra menggelengkan kepalanya, ia mengira kalau ia sedang bermimpi. Zahra mengerjap-erjapkan matanya beberapa kali lalu membuka matanya lebar-lebar.

Zahra terbelakak kaget hingga ia nyaris melompat dari ranjang. Ternyata ia tidak sedang bermimpi ataupun salah lihat. Kevin benar-benar ada disitu dan berdiri tepat di samping ranjang yang ia tempati. Kevin menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Zahra menelan ludahnya susah payah "Lo mau ngapain?"tanyanya dengan gugup.

"Mau tidur" singkat Kevin.

"Terus kenapa berdiri disitu?"

"Gue mau tidur disini" tunjuk Kevin ke ranjang yang di tempati Zahra.

"Kan masih ada yang kosong di sebelah" tunjuk Zahra dengan ujung dagunya ke ranjang kosong di sampingnya. Kevin mengikuti arah dagu zahra lalu menatap zahra lagi.

"Gue biasa tidur disini" Kevin naik ke atas ranjang.

"Geser" suruh Kevin. Zahra menurut dengan bodohnya, Kevin membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Zahra masih duduk di samping Kevin, ia memperhatikan setiap inci wajah pria itu. Jujur baru kali ini ia bisa melihat wajah Kevin dengan sedekat ini dan selama ini. Membuat jantungnya berdebar-debar tak menentu. Tanpa sadar Zahra menyunggingkan senyun di bibirnya.

Hanya di dekat Kevin saja ia sudah sangat senang, apalagi kalau Kevin jadi pacarnya mungkin ia sudah loncat-loncat kegirangan. Zahra membuang nafasnya, sangat mustahil jika itu terjadi.

"Udah puas liatinnya?"

"Ehh..." zahra gelagapan ia tidak tau harus bicara apa.

"Ngapain sih cuma duduk aja, bukannya lo mau tidur juga kan?" Zahra mengangguk, meskipun Kevin tidak melihat ia sedang mengangguk ataupun tidak. Karna mata pria itu masih tertutup rapat.

*Perhatian!di chapter ini ada unsur-unsur yang tidak penting, jadi mohon di sikapi ketika membaca.*

****

Kevin menarik tangan Zahra, menyuruh gadis itu tidur di sampingnya. Awalnya Zahra menolak tapi Kevin masih terus menarik-narik tangannya Dan mau tidak mau Zahra juga ikut berbaring di samping Kevin. Dengan ukuran ranjang yang tidak terlalu besar, yang biasanya hanya muat untuk satu orang. Kevin dan zahra tidur saling berdempetan membuat Zahra risih jarak tubuhnya dengan kevin hanya 1 cm, oh tidak bahkan sudah tidak ada jarak karena kevin semakin menempelkan tubuhnya ke zahra dengan alasan takut jatuh.

Kevin memiringkan tubuhnya menghadap zahra lalu merengkuh gadis itu erat. Sontak zahra membulatkan matanya, tubuhnya menegang. Kevin semakin memperat rengkuhannya, bahkan kepalanya ia tenggelamkan di leher zahra.

Jelas zahra merasakan geli, ingin ia melepaskan pelukan kevin tapi tidak bisa pria itu terlalu kuat.

"Vin" panggil zahra dengan suara tercekatnya.

"Hmm" jawabannya dengan deheman. Ah bahkan itu bukan deheman tapi seperti desahan yang keluar dari mulutnya. Kevin mencium leher zahra dan memberinya gigitan-gigitan kecil disana.

"Vin ja.... Ahh"belum sempat zahra melanjutkan kata-katanya. Kevin semakin liat membuat zahra mendesah frustasi.

Tanpa sadar kini kevin sudah berada di atas zahra tangan kirinya membuka kancing bagian atas seragamnya. Sedangkan tangan kanannya menumpu berat badannya, mata kevin sudah berkabut jelad ia sudah sangat bergairah.

"Kevin lo mau ngapain?" bukannya menjawab kevin malah sibuk membuka kancing seragam zahra. Zahra mulai panik karna kevin semakin mendekat ke arah dadanya. Kevin memberi tanda kepemilikannya di bahu zahra, ah bukan bahkan hampir mendekati dada zahra. Zahra terpekik kaget melihat apa yang di lakukan kevin.

Dengan cepat zahra mendorong kevin dari atasnya. Ia menunduk melihat 'kissmark' yang ada di antara bahu dan dadanya itu. Bahkan ia membuka seragamnya hanya memperjelas, apakah ia salah lihat atau tudak. 'Ohh shiit' umpat zahra dalam hatinya.

Kevin melihat frustasi ke arah zahra dengan lancangnya membuka bajunya.

Zahra mendongakkan kepalanya, menatap kevin. Ia tersenyum miring, pasti kevin ingin sekali menerkam ia saat ini juga.

'Sedikit bermain-main mungkin tidak masalah' ucap zahra membatin.

Zahra menyingkirkan helai rambut yang menutupi dadanya yang masih di tutupi tank-top putih itu. Ia membusungkan dadanya dan mengarahkannya ke kevin.

"Mau?" tanya zahra dengan nakalnya, kevin mengangguk. Zahra semakin tersenyum dan mendekati hingga tinggal beberapa centi lagi. Semakin mendekat, mendekat dan.....

"Sorry gue gak bisa" zahra segera merapikam penampilannya dan segera pergi meninggalkan UKS.

"Arghh..." Kevin meremas rambutnya frustasi.

Vommentnya yaa☺

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang