Chapter 31

3K 169 15
                                    

Meskipun kita tidak bersama tapi jiwa kita akan tetap satu. Meskipun nanti aku jauh disana dan kamu disini, hati kita kan selalu dekat. Meskipun kita tidak bisa bertatap wajah secara langsung di dunia nyata, setidaknya kita bisa bertatap wajah di dunia mimpi.

-Kevin-

***

"Percaya sama aku, meskipun kita tidak bersama tapi jiwa kita akan tetap satu. Meskipun nanti aku jauh disana dan kamu disini, hati kita kan selalu dekat. Meskipun kita tidak bisa bertatap wajah secara langsung di dunia nyata, setidaknya kita bisa bertatap wajah di dunia mimpi. Dan meskipun... Meskipun banyak gadis dan cinta lain di luar sana, aku tidak akan pernah peduli dan takkan pernah tertarik. Karna cuma kamu gadisku dan hanya kamu cintaku. Tidak ada yang lain dan tidak akan pernah ada" ucap Kevin.

Mendengar itu semua bukannya membuat Zahra tenang, tapi malah sebaliknya. Ia semakin menangis di pelukan Kevin. Semua kata-kata itu seolah menghantarkannya ke perpisahan itu, ia percaya dengan ucapan Kevin itu. Tapi ia tidak bisa percaya dengan gadis-gadis di luar sana yang akan menggoda Kevinnya.

"Kamu akan selalu ada disini, takkan terganti, takkan tergeser dan takkan pindah selama-lamanya" Zahra mendongakkan kepalanya, melihat tepat di manik mata Kevin.

Mata itu, mata yang dulu memandangnya dingin. Mata yang dulu enggan melihatnya. Hingga mata itu memandangnya hangat, mata itu yang selalu ingin melihatnya. Mata teduh yang menghangatkan hatinya, mata yang ingin ia lihat setiap detiknya. Kini mata itu berubah, ia merah, sayu dan banyak kesedihan yang terlukis disana. Hingga nanti, mata itu tidak bisa ia lihat lagi.

Air mata Zahra mengalir lagi, sungguh ia sudah tidak kuat lagi. Andai ia bisa memilih, maka ia akan lebih memilih seperti dulu saja. Disaat Kevin dingin dan tidak bersahabat kepadanya. Asalkan ia masih bisa melihat mata itu.

'Tuhan jaga milikku ini selama aku tidak berada di sampingnya, jaga kepunyaanku ini sebaik-baiknya, jaga hatinya untukku, jaga matanya agar ia tidak melihat gadis lain. Jaga pikirannya agar ia tetap memikirkanku, jaga Tuhan ku mohon'

Tidak terasa air mata Bang Zelka ikut jatuh duduk melihat adegan yang ada di depannya itu. Meskipun ia tidak tau  masalah antara keduanya, ia dapat melihat kesedihan dari mata keduanya. Bang Zelka bangkit dari duduknya, dan segera berlari menuju kamarnya.

* *

Malam ini Kevin memutuskan menginap di rumah Zahra, karena gadisnya itu tidak memperbolehkan ia pulang. Setelah menghubungi bundanya untuk meminta ijin untuk tidak pulang malam ini. Untung Kevin di perbolehkan, tapi dengan satu syarat. Asalkan Kevin tidak tidur sekamar dengan Zahra. Bundanya itu memang ada-ada saja, mana mungkin ia sekamar dengan Zahra.

"Ngghh" Kevin menggeliat, ia tidak mau ambil pusing kenapa Zahra tidak berada di sampingnya lagi dan kenapa ia bisa memakai bantal serta selimut.

"Morning..." Kevin terlonjak kaget, sedangkan Zahra orang yang mengagetkannya tengah tersenyum lebar. Kevin memperhatikan Zahra dari bawah sampai atas, sudah rapi dan juga wangi. Hanya saja matanya bengkak, mungkin karena menangis semalam.

"Morning babee.." ulang Zahra lebih keras dari sebelumnya, lagi Kevin kaget padahal ia tepat di depan Zahra.

"Nghh" Kevin menggeliat lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Ia membaringkan tubuhnya lagi, jujur ia masih sangat ngantuk. Zahra memutar bola matanya malas, melihat Kevin yang tidur kembali.

"kevin ini udah pagi loh, bangun yuk habis itu mandi terus kita sarapan deh" Hening, Tidak ada jawaban.

"Apa perlu aku seret kamu ke kamar mandi?" sambungnya, dan lagi tidak ada jawaban.

"Yaudah gih mandi"

"Iya" Kevin memang mengatakan 'Iya' tapi ia belum juga beranjak dari duduknya.

'Tuhan yang tadi benar - benar buatku melayang, hingga aku ingin merasakannya lagi, lagi, lagi dan lagi. Hingga kata 'lagi' itu tidak ada akhirnya. Ku mohon ijinkan aku untuk merasakannya lagi di hari - hari berikutnya, tanpa batas waktu yang Engkau tentukan. Ku mohon Tuhan'

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang