Aku tidak cemburu, aku hanya jijik melihat mereka.
***
Zahra berjalan menelusuri koridor yang ramai, dengan pandangan kosong tentunya.
'Bruk'
Zahra menabrak seseorang hingga membuat orang itu jatuh dan terpental ke lantai. Sontak ia kaget dan berniat membantu orang itu berdiri. Jika tadi ia merasa bersalah karena menabrak orang itu, beda halnya ketika ia melihat siapa yang ia tabrak. Ekspresinya langsung berubah dingin tak bersahabat. Zahra mengurungkan niatnya itu untuk membantu seseorang itu, karena ia membenci dan tidak mau lagi melihat seseorang itu. Karena seseorang itu adalah Angel.
Angel menganga, tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Zahra. Jelas-jelas tadi Zahra ingin membantunya berdiri tapi malah tidak jadi. Zahra melihat Angel seperti seonggok sampah yang tidak perlu untuk di bantu. Angel berdiri dan langsung mengejar Zahra ke kelas.
Betap kagetnya Angel melihat apa yang di lakukan Zahra. Ia memaksa teman semeja Kiki agar pindah ke bangkunya dan ia duduk semeja dengan Satya. Tapi tidak semudah itu teman semeja Satya mau menuruti permintaan Zahra.
"aduh Nic please ya ya ya gue duduk disini dan lo duduk di bangku gue" Zahra mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"aduh Ra ini bangku gue jadi gue duduknya disini" bales Nico.
Melihat Nico tengah melamun, dengan cepat Zahra mendorong Nico dan duduk di bangku Nico. Dengan serangan mendadak yang Zahra berikan, Nico terpental ke lantai. Punggunggnya menghantam lantai cukup keras.
Nico meringis kesakitan "astaga bokong gua sakit banget" Nico mengusap bokongnya yang terasa sakit. Sedangkan Zahra, Satya dan beberapa orang yang ada di kelas malah tertawa terbahak-bahak.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Nico menyerah dan membiarkan Zahra duduk di bangkunya. Angel yang melihatnya tidak suka.
"Zahra lo duduk di situ cuma buat hari ini doang kan?" tanya Angel.
"selamanya" singkat Zahra dengan dinginnya.
"lo pasti bercanda kan?"
"gue serius" tegas Zahra.
"terus gue siapa temennya? Gue gak mau satu meja sama Nico"
Zahra memutar bola matanya malas "emang gue peduli lo gak punya temen atau enggak! Emang gue siapa lo? Temen? Enggak. Sahabat? Apalagi. Jadi urus deh diri lo sendiri" Angel terbelakak kaget mendengar penuturan Zahra. Seumur-umur baru kali ini ia mendengar Zahra berbicara seperti itu.
"gue sahabat lo, lo lupa?"
"sahabat?" Zahra memegang dagunya seolah berpikir "sorry gue gak ingat punya sahabat kayak lo!" Angel menutup mulutnya. Kaget? Ya ia benar-benar kaget. Bukan cuma Angel yang kaget, Nico dan beberapa orang lainnya pun ikut kaget.
"Ra gue Angel sahabat lo" ucap Angel dengan suara seraknya, ia menahan tangis. Jujur, rasanya sangat sakit mendengar pernyataan itu.
"denger ya siapa pun nama lo gue gak peduli! Denger baik-baik, gue gak punya sahabat yang nusuk sahabatnya sendiri dari belakang. Dan ingat itu di kepala lo" bahu Zahra naik turun, ia mencoba menahan emosinya agar tidak meluap semuanya saat ini juga.
Angel terbelakak kaget, matanya melotot sempurna. Ternyata Zahra sudah mengetahui kalau ia dan Kevin berpacaran. Angel terdiam ia tidak tau harus berbicara apa lagi, mulutnya terasa kelu, dan otaknya tidak bisa berpikir untuk membalas perkataan Zahra itu.
Zahra memang salah karena telah menusuk Zahra dari belakang. Tapi ia juga ingin bahagia dengan orang yang ia suka.
"kenapa? Kaget karena gue tau. Sepinter apapun lo nyembunyiin itu gue bakal tau juga. Sejauh dan segelap apapun lo saling menindih dan mendesah gue pasti bisa melihat dan mendengarnya. Ambil aja karena dia udah jadi bekas gue"
Angel semakin melototkan matanya, mendengar ucapan pedas yang Zahra lontarkan. Ia tidak menyangka jika Zahra mengetahui tentang hal itu. Satya mengedarkan pandangannya, melihat teman-temannya yang sudah seperti orang bodoh setelah mendenar ucapan frontal Zahra. Sebelum semuanya benar-benar jadi orang bodoh, Satya dan Nico menyuruh semuanya untuk keluar saja. Lalu menutup pintu kelas rapat-rapat.
"ma-maksud lo? Bekas? Emang lo pernah pacaran sama Kevin. Hahaha jangan mimpi karena Kevin gak pernah suka sama lo! Dia cuma suka sama gue dan dia cuma jadi pacar gue BUKAN LO!" ucap Angel dengan kerasnya, ia menuding wajah Zahra. Tidak terima jika Kevin adalah bekas Zahra.
"oh jadi lo udah pacaran sama dia? Aduh kasian banget ya lo. Ternyata
"Bahkan udah dua kali, pertama di kelas ini dan di UKS" Jelas Zahra. "tanpa risih orang yang nyium bibir gue, itu udah punya pacar toh" lanjut Zahra .
Memalukan memang menceritakan aib sendiri ke orang lain. Bahkan ia terdengar murahan, tapi Zahra tidak memperdulikan itu lagi. Urat malunya seolah hilang entah kemana, ia hanya ingin Angel mengetahui kelakuan Kevin di belakangnya.
Flashback End
Sejak saat itulah, hubungan Zahra dan Angel benar-benar renggang. Mereka sudah tidak terlihat sebagai sahabat lagi tapi seperti musuh. Setiap mereka bertemu atau tidak sengaja saling pandang, hanya ada kebencian yang terpancar dari mata keduanya dan sejak saat itu juga Angel berani menggandeng Kevin di depan umum. Bahkan bermesra-mesraan di depan Zahra, bukannya cemburu Zahra malah menatap jijik keduanya.
Seperti saat ini misalnya, Angel menggelayut manja di lengan Kevin. Padahal pria itu tengah menikmati makanannya. Bukan tanpa alasan Angel melakukan itu, apalagi di depan umum dan banyak orang yang melihat mereka. Zahra lah alasan Angel melakukan itu, mejanya dan meja yang di tempati Zahra, Satya dan Nico berdekatan. Maka Angel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuat Zahra cemburu.
"tetap aja ganggu"
"kok kamu gitu sih, aku kan gak mau jauh-jauh dari kamu" Angel mengerucutkan bibirnya.
"tapi gak nempel kayak gini juga, risih. Apa gak malu diliatin orang kayak gitu, bingung deh kenapa kamu jadi posesif gini" Kevin meletakkan sendoknya, hilang sudah nafsu makannya gara-gara kelakuan Angel. Sungguh Kevin tidak suka sifat Angel yang sekarang, karena selalu membuat ia malu.
Zahra tau Angel melakukan itu karena dia sayang kepadanya, tapi itu terlalu berlebihan membuat Kevin jijik. Bukannya senang tapi memuakkan. Kevin melepas kasar lingkaran tangan Angel dari lengannya, lalu pergi meninggalkan kantin tanpa bicara dan mengajak Angel.
"hahaha di tinggal pangerannya tuh" Satya dan Nico tertawa sekencang-kencangnya membuat mata seluruh yang ada di kantin melihat ke arah mereka. Zahra, gadis itu hanya tersenyum miring.
"makanya jadi cewek jangan kecentilan hahaha" Satya memegang perutnya yang terasa sakit karena tertawa, sesekali ia menghapus air mata dari sudut matanya. Sama halnya dengan Satya, Aldi pun tertawa bahkan ia sampai memukul-mukul meja kantin.
Brakkk
Angel menggebrak meja kantin dengan kencangnya, membuat tawa Satya dan Nico berhenti seketika. Hanya seketika, hanya berselang beberapa detik tawa keduanya kembali pecah menggema di kantin itu.
"astaga Nic lo liat gak ekspresinya tadi hahaha ngakak gua njirr" Satya memukul meja kantin saking senangnya melihat ekspresi Angel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince [COMPLETED]
Ficção AdolescenteMy prince seorang yang aku kagumi, dia ketua tim basket di sekolah ini. Wajah tampan, sifat cuek dan dengan gaya yang terkesan cool. Hanya wanita bodoh saja yang nggak suka dengan Kevin, Tapi.. Masih ada tapinya, otaknya cuma separo alias sedikit. S...