Kamu hanya menganggap kita tidak terjadi apa-apa.
***
"Hmm duduknya di belakang aja yuk, gak enak nanti ada orang yang liat. Apalagi penampilan lo yang kayak gini" tanpa anggukan ataupun gelengan, Zahra bangkit dari duduknya lalu mengambil tas serta sepatunya. Ia membawa semuanya ke belakang. Jadi kalau pun ada orang, mereka tidak akan melihat keberadaan gue dan Zahra.
**
Zahra meletakkan sepatunya asal dan melemparkan tasnya, lalu tidur telentang di lantai. Menggunakan tasnya sebagai bantalnya.
"Lo-lo mau ngapain?" tanya Kevin susah payah.
"Gue mau tidur bentar, kalau mau pulang ya pulang aja duluan" Zahhra menutup matanya dan mengabaikan tatapan lapar Kevin kepadanya.
'Oh Tuhan cobaan apa lagi ini?' batin Kevin dalam hatinya.
Kevin duduk di samping Zahra, memperhatikan gadis yang begitu menggairahkan saat ini. Oh shiit! Entah untuh kesekian kalinya Kevin mengumpat untuk hari ini.
"Hayra" panggil Kevin dengan suara serak, dengar saja Kevin tidak bisa menyembunyikan gairahnya lagi.
"Hmm" jawab Zahra dengan deheman.
Karena merasa tidak di tanggapi, Kevin mencoba memanggil sekali lagi "Hayra" Kevin menggoyang-goyangkan tubuh Zahra.
"Ck, apa sih?" dengan malas ia membuka matanya dan duduk.
Tanpa aba-aba lagi, Kevin menarik tengkuk Zahra dan melumat rakus bibir Zahra.
Jelas Zahra membulatkan matanya sempurna, kaget dengan serangan Kevin yang tiba-tiba. Tapi walaupun begitu, lama-kelamaan Zahra membalas ciuman Kevin dan sama-sama hanyut dalam kepuasan. Kevin semakin memperdalam ciumannya dengan menekan kuat tengkuk Zahra.
"Hmmphh" desah Zahra di sela lumatannya, mendengar desahan itu malah membuat Kevin bersemangat.
Jangan salahkan Kevin melakukan itu semua, tapi salahkan Zahra yang telah memancing nafsunya.
Tangan Zahra sudah melingkar indah di leher Kevin, dan sesekali meremas rambut Kevin. Sedangkan pria itu, tangan kanannya memeluk pinggang Zahra agar tidak jatuh dari pangkuannya.
"Hmph Kevin" ucap Zahra ingin sekali ia mendorong tubuh Kevin. Tapi ia tidak bisa, kekuatannya sudah terkuras semua. Ia takut jika Kevin melakukan lebih dari ini. Oh sudahlah, bahkan ini saja sudah di luar batas.
* *
Maulana memarkirkan motornya di parkiran, tepat di samping satu-satunya motor yang sudah terparkir sejak ia datang. Maulana mengenal jelas siapa pemilik motor itu.
"Inikan motor Kevin, ngapain tuh anak masih di sekolah?" tanya Lana pada motor di hadapannya itu. Tapi ia tidak mau ambil pusing karna itu bukan urusannya, karna yang terpenting ia segera mengambil bukunya yang tertinggal.
Ya, Maulana, biasa di panggil Lana. Salah satu anak basket sekaligus teman sekelas Kevin . Ketika ia ingin mengerjakan PR, ia baru menyadari kalau buku tugasnya ketinggalan di sekolah. Jadi mau tidak mau ia harus mengambil bukunya sebelum malam tiba. Jujur kalau sudah malam ia tidak berani sendirian ke sekolahan, selain tidak berani pasal katanya sekolah itu sering ada penampakan ketika malam menjelang. Apalagi ketika malam jum'at.
Lana bersiul-siul sepanjang koridor menuju kelasnya, mencoba meramaikan suasana sekolah yang sepi. Maulana bernafas lega tinggal melewati satu kelas lagi ia akan sampai di kelasnya.
"Hmmph" Lana menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kelas XI IPA 1. Yang tau ini adalah kelas Zahra Karena mendengar suara desahan, ia membalikkan tubuhnya. Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah. Sunyi, tidak ada apa-apa dan siapa-siapa.
"Hmmph" desahan itu kembali terdengar, bulu kuduknya meremang. Tapi ia penasaran itu desahan siapa. Lana memutar tubuhnya lagi menghadap pintu yang ada di depannya, tidak di kunci.
Dengan segenap keberaniannya Lana memasuki kelas dan desahan itu semakin terdengar jelas di telinganya. Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya, jelas kelasnya kosong tapi suara itu semakin keras.
"Ada orang disini?" tanya Lana takut, meskipun ia sudah tau kosong tidak ada salahnya kan bertanya. Tidak ada jawaban.
"Astaga jangan-jangan setan lagi bercinta, dan gue ganggu mereka dan OH BIG NO!" Lana berlari meningggalkan kelas itu menuju kelasnya, untuk mengambil bukunya dan berlari sekencang-kencangnya meninggalkan sekolah.
Nafas Kevin dan Zahra sama-sama memburu, ketika menyadari kedatangan orang Kevin menghentikan aktivitasnya dan membekap mulut Zahra agar tidak bersuara. Setelah dipastikan orang itu sudah pergi, Kevin melepas tangannya dari mulut Zahra.
Kevin merapikan penampilannya yang berantakan, lalu melihat Zahra yang masih shock karena hampir saja mereka tertangkap basah. Kevin membenarkan baju seragam gadis itu.
Zahra hanya diam ketika Kevin melakukan itu semua, ia benar-benar masih shock.
Kevin membantu Zahra berdiri, merapikan penampilan gadis itu sekali lagi. Membenarkan rambutnya yang berantakan, dilanjut seragam serta roknya. Kevin berjongkok, dengan cekatan ia memakaikan sepatu Zahra. Seolah kesadarannya belum terkumpul semua, Zahra tetap membiarkan Kevin melakukannya sendiri.
Kevin mengambil tas miliknya serta milik Zahra. Menggendong tas miliknya dan menggantungkan tas Zahra di bahunya. Kevin tersenyum melihat Zahra yang seperti orang idiot saat ini. Seolah belum puas, Kevin mendaratkan satu kecupan di bibir manis Zahra.
"Pulang yuk" ajak Kevin, Zahra hanya mengangguk.
TBC.
EDITING 06 oktober 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince [COMPLETED]
Fiksi RemajaMy prince seorang yang aku kagumi, dia ketua tim basket di sekolah ini. Wajah tampan, sifat cuek dan dengan gaya yang terkesan cool. Hanya wanita bodoh saja yang nggak suka dengan Kevin, Tapi.. Masih ada tapinya, otaknya cuma separo alias sedikit. S...