Chapter 30

3.2K 156 11
                                        

Jika aku bisa menghentikan waktu, maka akan ku hentikan sekarang juga. Ketika aku bersamanya, di dekatnya, dan di pelukannya.

***

"Hahaha ciee barengan lagi, kayaknya bener-bener jodoh tuh hahaha" Satya giliran Kevin dan Zahra yang berucap bersamaan, dan tidak lupa di barengi dengan tawa meledak.

"Segitu miriskah hidup gue sampai berjodoh sama lo" Satya menatap jijik ke arah Nico, ia bergidik geli. Sungguh ia tidak bisa membayangkannya kalau itu sampai terjadi.

"Heh lo pikir gue mau gitu, gue normal kali" Nico membela diri, ia juga bergidik geli.

'Jika aku bisa menghentikan waktu, maka akan ku hentikan sekarang juga. Ketika aku bersamanya, di dekatnya, dan di pelukannya. Hanya permintaan sederhana yang aku minta, yang tidak mungkin menjadi kenyataan'.

"Vin" panggil Rike dengan dahi berkerut. Kenapa tidak sejak Kevin duduk hingga makan seperti ini ia tidak henti-hentinya senyum. Hanya senyum tipis memang, tapi membuat siapa siapapun yang melihatnya akan risih. Benar-benar sudah seperti orang gila.

"Vin" panggil Rike sekali lagi, masih sama tidak ada sahutan.

"Vin Bunda panggil tuh" timpal Hery, karena anaknya itu belum menyahut panggilan Rike. "KEVIN" Hery menaikkan oktaf suaranya.

"Iya Hayra" jawab Kevin cepat "Upss sorry" Kevin membekap mulutnya sendiri, ia tersenyum kikuk. Bodoh.

"Lagi mikirin apa?" tanya Hery to the point.

"Gak ada yah"

Kevin melihat penampilannya sekali lagi, memastikan kalau ia sudah benar-benar rapi. Memakai dalaman kaos oblong polos warna hitam, dan dilapisi kemeja kotak-kotak warna merah lengan panjangnya. Kemejanya sengaja tidak di kancing, agar terlihat keren. Begitu katanya. Yang di padukan dengan jeans hitam dan tak lupa dengan sepatunya.

Kevin merapikan sekali lagi rambutnya lalu mengambil kunci motor di atas nakas. Setelah pamit dengan ayah dan bundanya, ia langsung pergi menuju rumah kekasihnya, Zahra. Bukan tanpa alasan ia mengunjungi rumah Zahra malam-malam seperti ini. Ini malam minggu, dan ia bukan jomblo. Jadi sudah tau dong alasan Iqbaal datang ke rumah Zahra?

Tak butuh waktu lama menunggu, pintu putih yang menjulang tinggi di depannya sudah terbuka lebar-lebar. Dan artinya mempersilahkan ia masuk. Tidak ada rencana keduanya untuk keluar malam ini, jadi mereka memutuskan untuk mengobrol ria di rumah saja bersamaBang Zelka dan Revo.

Sedari tadi Bang Zelka hanya fokus dengan ponselnya, dengan ekspresi yang berubah-ubah. Membuat Zahra, Zelka dan Revo menautkan sebelah alisnya. Ingin sekali mereka bertanya, tapi tidak baik mencampuri urusan orang lain. Tiba-tiba Bang Zelka mendongak, sontak ketiganya kaget dan dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Bang Zelka.

Revo pura-pura menonton televisi walau sesekali melirik Zelka dari ujung matanya. Kevin dan Zahra benar-benar sangat mencurigakan, mereka berdua terlihat tegang seperti maling yang tertangkap basah. Tidak bisakah mereka rileks saja agar tidak dicurigai sudah memata-matai orang? Benar-benar pasangan yang aneh.

Zahra belum bergeming, ia masih berdiri di depan Kevin dengan tegaknya. Matanya berbinar bahagia, senyum di bibirnya tak pernah lepas.

'Tuhan apakah aku sudah jadi ratunya? Inikah kebahagiaan yang Engkau janjikan? Apakah ini akhir dari semuanya? Tidak! Ku mohon Tuhan, jangan ambil secepat ini. Ku mohon'

Air mata Zahra jatuh, sebutir demi sebutir. Ia menangis karena ia bahagia sekaligus sedih. Ia bahagia karena ia sudah jadi ratunya, tapi ia juga sedih karena sang ratu akan pergi di tinggal pangerannya.

"Jangan nangis" Kevin menghapus air mata Zahra dengan ibu jarinya.

"ini belum akhir akhir dari semuanya, bahkan ini masih permulaannya" Kevin tau jelas kenapa Zahra menangis, ia tahu bahkan tahu semuanya.

Melihat Zahra menangis membuat dada Kevin sesak, matanya panas. Ia juga sama seperti Zahra,ia juga tidak mau kebahagiaan ini berakhir secepat ini, dan ia tidak mau perpisahan itu terjadi. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, inilah takdirnya. Takdir yang tidak menijinkan mereka bersama-sama, takdir yang tidak mengijinkan mereka bersatu.

Sakit yang dirasakan dulu kini sudah terbalaskan dengan kebahagiaan. Tapi kenapa ketika kebahagiaan itu datang harus di barengi dengan sakit itu juga. Apakah ini yang namanya karma?

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang