Chapter 10

2.5K 171 14
                                    

Cinta memang sudah gila. Yang berasa bau ketiak pun, mungkin akan tercium wangi.

***

Kevin menarik Angel ke dekapannya, mendekap erat. Ia mengusap punggung gadis itu seolah menenangkannya.

"Gue minta maaf, gue gak maksud bikin lo nangis. Gue cuma ingin memperjelas semuanya, maafin gue Ngel. Please jangan nangis lagi, gue memang bodoh karna gak bisa nahan emosi. Jangan nangis lagi, gue gak sanggup liat lo kayak gini" Kevin menyesali kebodohannya itu, bahkan matanya berkaca-kaca tak kuasa melihat Angel menangis.

"Lo emang bodoh sejak kapan lo pinter" cibir Angel membenarkan ucapan Kevin. Ia mendorong Kevin agar melepas pelukannya, dan ia pun sudah berhenti menangis sejak Kevin mendekapnya tadi. Ia menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

"Hei gue bodoh juga karna lo, mikirin lo benar-benar bikin gue jadi orang bodoh. Kenapa si lo sering bilang gue bodoh, Zahra aja selalu belain gue gak bilang bodoh. Apa itu namanya cinta?" Kevin melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya sengaja dimanyunkan agar terlihat sedih.

Padahal kenyatannya, ia ingin ketawa sekeras-kerasnya melihat perubahan sikap Angel. Dari menangis seenggukan hingga sangat menyebalkan.

"Ngapain di bela, kalau kenyataannya memang bodoh" Angel memeletkan lidahnya, lalu memalingkan wajahnya. Kevin benar-benar gemas dengan sikap gadis yang di sampingnya itu. Dengan cepat Kevin menarik Angel ke dekapannya lagi, memeluknya sangat erat hingga Angel pengap.

"Kevin gue gak bisa nafas" Angel meronta-ronta di pelukan Kevin, meminta agar di lepaskan. Bukan melepaskannya malah Kevin memperatnya dengan gemas.

"hei lo mau gue mati" Refleks Kevin melepas pelukannya.

"Oh sayang jangan mati dulu, kita kan baru jadian"

Angel memutar bola matanya "jadian? Emang gue nerima? PD bangat"

"Oh jadi gue gak di terima?" Kevin menarik kepala Angel lalu menjepitnya di ketiaknya.

"Hei ketiak lo bau, lepasin gak?" teriak Angel, seolah tidak mendengar teriakan Angel, Kevin bersiul - siul santai dan semakin mengapit Angel.

"Astaga Kevin lo budek ya!!"

"Gue gak bakal lepasin sebelum lo nerima gue"

Kevin menarik Angel ke dekapannya, mendekap erat. Ia mengusap punggung gadis itu seolah menenangkannya.

"Gue minta maaf, gue gak maksud bikin lo nangis. Gue cuma ingin memperjelas semuanya, maafin gue Ngel. Please jangan nangis lagi, gue memang bodoh karna gak bisa nahan emosi. Jangan nangis lagi, gue gak sanggup liat lo kayak gini" Kevin menyesali kebodohannya itu, bahkan matanya berkaca-kaca tak kuasa melihat Steffi menangis.

"Lo emang bodoh sejak kapan lo pinter" cibir Angel membenarkan ucapan Kevin. Ia mendorong Kevin agar melepas pelukannya, dan ia pun sudah berhenti menangis sejak Kevin mendekapnya tadi. Ia menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

"Hei gue bodoh juga karna lo, mikirin lo benar-benar bikin gue jadi orang bodoh. Kenapa si lo sering bilang gue bodoh, Zahra aja selalu belain gue gak bilang bodoh. Apa itu namanya cinta?" Kevin melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya sengaja dimanyunkan agar terlihat sedih. Padahal kenyatannya, ia ingin ketawa sekeras-kerasnya melihat perubahan sikap Angel. Dari menangis seenggukan hingga sangat menyebalkan.

"Ngapain di bela, kalau kenyataannya memang bodoh" Angel memeletkan lidahnya, lalu memalingkan wajahnya. Kevin benar-benar gemas dengan sikap gadis yang di sampingnya itu. Dengan cepat Kevin menarik Angel ke dekapannya lagi, memeluknya sangat erat hingga Angel pengap.

"Kevin gue gak bisa nafas" Angel meronta-ronta di pelukan Kevin, meminta agar di lepaskan. Bukan melepaskannya malah Kevin memperatnya dengan gemas.

"hei lo mau gue mati" Refleks Kevin melepas pelukannya.

"oh sayang jangan mati dulu, kita kan baru jadian"

Angel memutar bola matanya "jadian? Emang gue nerima? PD bangat"

"Oh jadi gue gak di terima?" Kevin menarik kepala Angel lalu menjepitnya di ketiaknya.

"Hei ketiak lo bau, lepasin gak?" teriak Angel, seolah tidak mendengar teriakan Angel, Kevin bersiul - siul santai dan semakin mengapit Angel.

"Astaga Kevin lo budek ya!!"

"Gue gak bakal lepasin sebelum lo nerima gue"

Angel mencubit pinggang Kevin kuat, sampai pria itu mengaduh kesakitan dan berharap Kevin akan melepaskannya. Tapi dugaannya salah, Kevin malah mengabaikan sakitnya dan memilih tetap mengapit kepala Angel ketiak Kevin yang bau.

Ohh tidak, Angel menggeleng. Ketika Kevin tidak bau sama sekali bahkan sebaliknya sangat wangi. Angel menggeleng lagi, mungkin ia sudah benar-benar gila karna mengatakan ketiak Kevin wangii. Tapi... Sudahlahh, cinta memang sudah gila. Yang berasa bau pun mungkin akan tercium wangi. Batin Angel menyakinkan pikirannya sendiri.

"Yangg, sayangg? Kok diem? Kamu gak papa kan?" Kevin melepas apitannya lalu beralih memegang kedua bahu Angel.

Angel menggeleng "iyaa gak papa."

"Jadi??"tanya Kevin memastikan, Angel menautkan sebelah alisnya.

"Kita jadian kan?" sambung Kevin penuh harap, dengan malu-malu Angel mrnganggukkan kepalanya. Senyum Kevin semakin mengembang lebar di bibirnya. Kevin mencium dahi Angel dan lagi memeluknya penuh sayang.

Akhirnya Kevin bisa bernafas lega juga, setelah penantian panjang dan sakit hati yang selama ini mereka rasakan sudah terobati menjadi sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan karena mereka sudah saling memiliki, kebahagiaan atas semuanya.

Angel memang bahagia saat ini, tapi ada yang mengganjal di hatinya. Zahra entah bagaimana nanti perasaan sahabatnya itu jika mengetahui hubungannya dengan Kevin.

Apa gadis itu ikhlas menerima semuanya? Atau malah sebaliknya. Ia akan mati-matian membenci Angel dan balas dendam. Angel tidak bisa membayangkan jika itu sampai terjadi.

***

"Huh" entah untuk ke berapa kalinya Zahra membuang nafas beratnya. Sudah 30 menit lamanya ia mondar-mandir di kelas menunggu Kevin. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, Kevin selalu tepat waktu ketika mereka akan belajar bersama. Dan ini untuk ke dua kalinya pria itu terlambat, setelah hari pertama yang sempat gagal itu.

"Apa Kevin lupa ya?" gumam Zahra kesal, ia memegang tengkuknya yang meremang karna takut. Zahra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, memastikan tidak ada apa-apa di dalam kelas ini selain dirinya.

Bruk

Zahra terlonjak kaget dan hampir saja menjerit histeris kalau ia tidak melihat Kevin yang masuk dan menabrak pintu cukup keras. Nafas Kevin memburu tapi ia tidak memperdulikan itu. Zahra meletakkan kedua tangannya di pinggang dan menatap Kevin tajam. Seolah bertanya 'Dari mana? Kenapa bisa terlambat?'

Kevin yang mengerti tatapan itu langsung menghampiri Zahra "Sorry gue telat, gu-gue ada urusan penting tadi"

TBC

Vote dulu sebelum membaca;)
Vommentnya ❤❤

EDITING
07 OKTOBER 2016

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang