Chapter 11

2.9K 165 7
                                    

Happy Reading

•••

Kevin POV

Setelah bell kebebasan berbunyi dengan kencangnya, gue langsung merogoh saku untuk mengambil ponsel. Mengirim pesan singkat untuk pacar gue, Angel.

Agar pacar gue yang cantik itu menunggu di gerbang sekolah. Pacar yang baik bukan, mengantarkan kekasihnya pulang. Setelah pesan terkirim, gue merapikan alat tulis yang berserakan di meja. Berserakan? Bukan seperti yang kalian bayangin, di meja gue hanya ada satu buku pelajaran, satu bolpoin dan satu buku latihan.

Okay bukan saatnya gue mengabsen satu persatu yang ada di atas meja sekarang. Gue meski buru-buru mengantar Angel pulang dengan selamat dan kembali lagi ke sekolah, untuk belajar dengan Zahra. Melelahkan bukan, meski bolak-balik ke sekolahan seperti setrikaan alay. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai pacar yang baik gue harus bertanggung jawab dengan Angel dan sebagai orang yang kurang pintar, gue harus belajar mengajar ketertinggalan gue.

Untung jarak sekolah ke kost'annya Angel tidak terlalu jauh, hanya 15 menit lamanya. Untuk mempersingkat waktu, gue mengecup kening dan bibir Angel cepat lalu pamit untuk ke sekolah lagi.

'Sial, gue udah telat 20 menit. Pasti Zahra sudah menunggu gue dengan tampang kesalnya.' batin Kevin.

Sebelum keterlambatannya makin parah, gue melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hanya dalam 7 menit gue udah sampai di parkiran, dengan buru-buru melepas helm dan berlari sekencang-kencangmya ke kelas Zahra.

Brukkk

'Aishh tangan gue sakit banget'

Gue menghantam pintu dengan kerasnya, padahal pintunya tidak di tutup. Ah lupakan masalah pintu. Kevin terlonjak kaget dan sudah bersiap-siap menjerit. Tapi karena melihat orang tampan yang datang, dia sama sekali tidak mengeluarkan suaranya.

'Gue akui ketampanan gue memang bisa merubah suasana'. Oh shit, ini bukan waktunya untuk bernarsis ria Kevin. Lihat singa betina yang di depan lo akan mengamuk dan mencabik-cabik wajah kece lo.

Zahra meletakkan tangannya di pinggang dengan tatapan tajam, benar-benar seperti singa yang siap menerkam gue.

Gue menelan ludah susah payah, 'baru kali ini gue liat Zahra semengerikan ini. Bahkan waktu gue terlambat pertama kali dia tidak sampai seperti ini. Sebelum dia menerkam gue, gue harus menjelaskan alasan keterlambatan gue' batin Kevin.

"Sorry gue telat, gu-gue ada urusan penting tadi" dengarlah, bahkan suara gue persis tikus kejepit pintu, memalukan.

Zahra tetap diam, tapi sorot matanya benar-benar membuat gue terintimidasi.

'Gila! Dia benar-benar marah sama gue, aduh gue jadi lupa mau jelasin apa tadi. Zahra menurunkan tangannya dari pinggangnya dan beralih ke... Apa? tunggu tunggu Zahra mau ngapain? Kenapa dia membuka kancing seragamnya. Apa dia mau perkosa gue? Oh tidak gue belum siap' batin Kevin.

Zahra membuka kancing seragamnya, dari atas, bawahnya lagi, bawahnya dan sampai semua kancingnya terbuka semua. Zahra membuka bajunya gue menahan nafas karna bentar lagi gue bakal liat penampakan.

'Oh sial, gue udah susah menahan nafas ternyata sirna sudah. Terlihat Zahra memakai tank-top berwarna hitam yang begitu pas di tubuhnya, yang memperlihatkan bentuk tubuhnya ohh ya ampun apa-apaan ini, gue jadi pengen. Astaga pikiran gue udah benar-benar konslet' batinnya

Setelah melepas seragamnya dan meletakkan di atas tasnya. Zahra berjongkok untuk membuka sepatunya, dengan bodohnya gue mengikuti seluruh aktifitanya. Gue menunduk melihat dia, double wow gue langsung melihat belahan dadanya dan bra merah di dalamnya.

'Shit, tidak sadarkah ia sekarang dimana dan bersama siapa? Dia ada di kelas sepi dan berduaan dengan seorang pria dan lihat Mr.J sudah menegang disana baru melihat belahan dadanya saja sudah menegang. Gimana kalau Zahra naked di depan gue? Gue menggelengkan kepala, tidak mau memikirkan hal kotor itu. Meskipun sudah terpikirkan sejak awal'.

Setelah dia membuka sepatunya, dia duduk di lantai dengan santainya. Kalo di liat-liat lantainya memang bersih, karena biasanya tukang bersih-bersih sekolah selalu membersihkannya setelah 15 menit sekolah di pulangkan. Tapi sejak gue dan Zahra belajar disini, ruangan ini akan di bersihkan paling akhir. Tapi karna gue telat, mungkin Zahra membiarkan kelasnya di bersihkan terlebih dahulu. Jadi seperti saat ini, kelasnya sangat bersih. Meskipun berguling di lantai di jamin tidak akan kotor

"Ngapain sih?" tanya gue yang melihatnya hanya diam tanpa bicara sepatah katapun ke gue.

"Gue gerah dan gue udah gak mood buat belajar" Jawabnya ketus.

"Ngapain duduknya di lantai, kan banyak tuh bangku kosong"

"Disini dingin" singkatnya, gue hanya mengangguk. Benar juga sih, di banding duduk di bangku duduk di lantai lebih adem. Gue mau duduk di sampingnya, tapi melihat penampilannya yang menggugah nafsu gue jadi urungkan niat itu.

"Hmm duduknya di belakang aja yuk, gak enak nanti ada orang yang liat apalagi penampilan lo yang kayak gini" tanpa anggukan ataupun gelengan, Zahra bangkit dari duduknya lalu mengambil tas serta sepatunya. Ia membawa semuanya ke belakang. Jadi kalau pun ada orang, mereka tidak akan melihat keberadaan gue dan Zahra.

 TBC
Vote+commentnyaa

EDITING 07 OKTOBER 2016

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang