Chapter 28

3.1K 117 3
                                    

Aku hanya ingin bahagiain kamu, walau cuma sebentar, biar gue tenang saat pergi nanti.

- Kevin-

Cinta memang butuh pengorbanan, agar kita tau betapa sulitnya mendapatkan cinta itu. Agar kita tidak memandang rendah akan hadirnya, agar kita selalu menjaga dan mempertahankannya cinta itu agar kita tidak menyia-nyiakan ketika ia dekat, dan menyesalinya ketika ia menjauh.

-author-

***

Setelah bundanya pergi, Kevin menghampiri Zahra lagi, ia tidak tau harus bicara apa lagi, karena Zahra sudah tau alasan pria itu begitu kekeh meminta maaf kepadanya. Kevin akan pergi, hanya itu. Jujur Zahra sedih mendengarnya, tapi ia juga tidak ada hal untuk melaramg Kevin agar tidak pergi. Walau sebenarnya ia sangat ingin sekali melarangnya.

"Lo mau pindah sekolah?" tanya Zahra tiba-tiba.

Kevin mengangguk "Bukan cuma pindah sekolah tapi rumah juga"

"Kemana?"

"Amerika" Zahra membelakkan matanya "gue juga gak bakal balik lagi kesini" sambung Kevin dengan suara seraknya.

"Maksudnya, lo bakal tinggal selama-lamanya disana?" Kevin menganggukkan kepalanya lagi.

"Jadi ini alasan kenapa lo kekeh banget minta maaf samaa gue, karna lo mau pergi?" Tanya Zahra lagi.

Kevin menggeleng "Bukan, gue minta maaf karna gue memang punya banyak salah sama lo. Dan sekaligus mau nebus kesalahan gue".

"Nebus"ulang Zahra.

"Iyaa gue pengen bahagiain lo walau cuma sebentar, biar gue tenang saat pergi nanti" Kevin berucap seolah-olah ia ingin mati meninggalkan Zahra selama-lamanya. Ia memang ingin pergi meninggalkan Zahra, tidak tau untuk selamanya atau tidak. Jika memang takdir yang nantinya mempertemukan mereka lagi.

Sedih jika mengingat 2 minggu lagi ia akan pergi, matanya terasa panas dan berkaca-kaca. Jika air matanya ingin jatuh saat ini juga, jatuhlah agar Zahra tau bahwa ia sedih jika harus meninggalkan Zahra.

"Ijinin gue buat bahagian lo, walau itu cuma sebentar" jatuh, jatuh sudah air mata Kevin. Lemah, tidak peduli jika Zahra menganggapnya lemah Kevin memang lemah, ia akui itu..

'brukkk'

Kevin terjatuh di depan Zahra lututnya menghatam tanah dengan kerasnya. Ia sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya sendiri.

"Please izinin gue" lirih Kevin, ia menunduk, bahunya naik turun. Ia menangis, bener-bener menangis. itu bukan air mata buaya agar Zahra memaafkannya, itu air mata tanda perminta maafnya yang tulus serta penyesalannya.

Zahra menunduk melihat keadaan Kevin saat ini, sangat berantakan. tidak terasa air matanya ikut menetes, ia tidak tega melihat Kevin yang berlutut di depannya. Dari awal Zahra sudah memaafkan Kevin, ia hanya ingin melihat kesungguhan pria itu.

"Please izinin gue" gumam Kevin di sela dekapan Zahra.

Zahra mengangguk pertanda 'iya'

"Iya gue ijinin Vin" jawab Zahra.

"Vin" panggil Zahra lembut, Kevin mendongakkan kepalanya. Matanya merah, serta di sudut matanya masih ada sisa-sisa air matanya.

"Vin gue izinin" ulang Zahra mata Kevin tampak berbinar.

"Be-benerkah?" tanya Kevin meyakinkan ia hanya takut salah dengar. Zahra mengangguk mantap dengan seutas senyum di bibirnya.

Kevin menghapus kasar sisa-sisa air mata dari sudut matnya.

'Brukk'

Tanpa aba-aba Kevin menarik Zahra kedekapannya, hampir saja membuat Zahra terjengkang ke belakang. Kevin memeluk Zahra sangat erat, sungguh ia benar-benar tidak percaya jika Zahra mengiijinkannya.

'Tuhan jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku. Biarkan aku membahagiakannya dulu sebelum aku bangun, dan jika ini benar-benar kenyataan, terima kasih tuhan engkau telah mendengar dan mengabulkan doaku. Aku berjanji akan selalu membahagiakannya dan membuat sebingkai senyum indah di bibirnya. sebelum aku pergi meninggalkannya , aku janji tuhan'

"Uhukk... uhukk.. Vin gue gak bisa nafas" Zahra terbatuk-batuk karena ia tidak bisa bernafas. Kevin memeluk Zahra ya terlalu erat bahkan sangat erat, hingga rasanya tubuh Zahra ingin remuk.

Refleks Kevin melepaskan pelukannya, dengan cengir kuda.

"Hehe sorry sorry efek terlalu senang" Kevin mencubit gemas pipi Zahra membuat pipi gadis itu merona malu.

Cinta memang butuh pengorbanan, agar kita tau betapa sulitnya mendapatkan cinta itu. Agar kita tidak memandang rendah akan hadirnya, agar kita selalu menjaga dan mempertahankannya cinta itu agar kita tidak menyia-nyiakan ketika ia dekat, dan menyesalinya ketika ia menjauh.

Hari ini mungkin hari yang paling bersejarah buat Kevin dan Zahra. setelah kemaren mereka resmi menjadi sepasang kekasih, kini Kevin benar-benar sudah status baru yaitu sebagai pacarnya Zahra.

Kalo menurut orang apalah arti sebuah status, jika kita memang mencintai dan menyanyangi seseorang itu kita pasti akan selalu membahagiakannya tanpa harus pacaran.

Tapi lain halnya dengan Kevin. mnurutnya sebuah status itu sangat penting, dengan status kita mengatakan kalau 'dia' sudah jadi milik kita. Dengan status langkah awal untuk membahagiakannya, dengan status sebagai pengikat untuk saling menjaga dan melindungi dan dengan status alasan kita selalu berada di sisinya untuk selama-lamanya hanya status.

Pagi ini kevin sudah di sibukkan dengan aktivitasnya sebagai seorang kekasih. Pagi-pagi sekali iqbaal sudah mendatangi rumah Zahra.meski jarak dari rumahnya ke rumh zahra lumayan jauh, namun itu tidak menyurutkan niatnya untuk menjemput zahra.

Sesampainya di sekolah, Kevin merangkul pinggang Zahra dengan posesifnya. Seolah mengatakan 'dia milikku' ia tidak memperdulikan tatapan-tatapan orang di sekitarnya, Zahra menundukkan kepalanya, jujur ia sangat malu menjadi bahan tontonan seperti ini.

"Kevin aku malu" lirih Zahra.

"Kenapa harus malu, santai hayra" apa? Santai? Bagaimana bisa ia santai dalam keadaan seperti ini. Sungguh Kevin benar-benar sudah gila.

"Angkat kepalanya hayra, nanti lehernya sakit" lanjut Kevin, Zahra mendongakkan kepalanya. Ia menelan ludahnya susah payah, apa apaan ini kenapa semua orang di koridor melihat mereka.

Zahra dan Kevin sudah seperti artis papan atas saat ini, Kevin tersenyum ramah membalas tatapan orang-orang membuat beberapa siswi menjerit histeris mendapat senyuman dari seorang Kevin. Cowok cuek, dingin dan tidak pernah tersenyum. Tapi kali ini, semuanya berbanding terbalik dengan yang dulu.

'Omg senyumannya badai anedd coegg'

'Mereka pacaran yaa?'

'Ciee Kevin pacar baru, udah moveon ya?'

'Sumpah mereka cocok banget'

'Aaah pupus sudah harapan gue'

Begitu lah ocehan-ocehan ataupun pertanyaan-pertanyaan yang beberapa orang tanyakan keduanya. Bukannya menjawab Kevin hanya menyunggingkan senyumnya, seolah membenarkan semua itu.

My Prince [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang