bagian 6

4.6K 298 0
                                    









Hening dan sunyi itulah keadaan sekarang dimana satu gadis yang fokus ke jalanan sembari menggoes sepedanya , dan satunya lagi yang lebih memilih diam dia bingung harus mulai pembicaraan darimana,

" Sya .... "

" Rumahnya di sebelah mana ? " Tanya asya memotong ucapan kira

" Yang dulu , masa kamu lupa sya " kata kira

Asya hanya diam tidak tertarik membalas

" sya "

" sya "

" sya " panggil kira berkali-kali tapi tidak ada sahutan

" asya " panggil kira lagi

" Bisa diem gak " bentak asya pada kira, dia itu capek , terus sekarang dia harus ngehadapin orang yang coba dia hindari yang sialnya malah sekarang bersamanya

Kira yang terkejut karena dapat bentak'an tiba-tiba hanya terisak pelan, dia membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk asya sambil menggumamkan kata maaf berkali-kali kepada asya

Asya yang mendapat pelukan tiba-tiba hanya menegang , dan jantungnya kembali berulah, masih perasaan yang sama pikirnya, asya hanya diam dan fokus menggoes sepedanya , dia ingin cepat sampai ke rumah tujuannya.

Asya berhenti menggoes ketika sepeda nya sudah berada di depan rumah yang di tuju

" Maaf " kata asya menyesal

" Maaf , udah sampe gih sana masuk " titah asya pada kira yang daritadi masih memeluk nya " ayah - bunda nyariin entar " sambung nya lembut , dia melihat kira yang masih terisak dah menyembunyikan wajahnya di dekapan nya

" Lepas kira , gua mau pulang " kata asya mencoba sabar, asya malah mendengar isakan kira yang semakin kencang

Kira semakin terisak dia sebelumnya tidak pernah mendengar asya berbicara dengan menggunakan lo - gue , dalam keadaan kesal dan marah sekalipun asya tidak pernah memanggil nya dengan sebutan lo.

Asya hanya menghela nafas dia benar-benar capek hari ini, niatnya ingin istirahat dan tidur di rumah malah tak sesuai harapan.

" Kenapa harus muncul lagi di hidup gue sih lo kira " gumamnya pelan , tapi kira yang masih mendekap nya diam-diam mendengar gumaman nya itu, kira semakin terisak dan terus - terusan minta maaf

" Oke fine , gua minta maaf , gih sana lo masuk, gua mau pulang " kata asya melembut jujur dia tidak tega melihat orang yang mendekap nya itu terus terisak.

" Kira lo denger gua gak sii, masuk sana , entar ayah bunda lo marah karena pulang telat " kata asya mengingatkan dan mencoba melepas tangan kira yang sedari tadi memeluk tubuh nya itu, asya merasakan gelengan, asya kembali menghela nafas, dia membiarkan kira mendekap nya

Setelah beberapa menit, asya mendengar suara lebih tepatnya seperti gumaman " aku gak suka hiks kamu bilang lo - gue ke aku sya hiks " gumamnya nyaris tak terdengar

" Kira lepas dulu tangan nya bisa ?" Tanya asya pada kira

" Oke gua gak akan panggil lo - gua lagi , tapi lepas dulu " kata asya meminta , kira yang mendengar itu dia melepaskan dekapannya, asya yang merasa kira tak lagi mendekap nya tersenyum, dia melihat wajah kira yang basah dengan air mata, hati kecil asya tak tega melihatnya dia menghapus air mata kira dengan tangannya dan tersenyum

" Udah sana masuk " titahnya lembut pada kira " gua mau pulang " sambungnya

" AKU asya AKU bukan gua " kata kira yang masih terisak

" Iya AKU , bawel lo "

" AKU KAMU ASYA  bukan lo gua " pinta kira teriak, tapi anehnya dia malah semakin menangis

" Ck , repot " decak asya kesal dia langsung narik kira dalam pelukannya " aku minta maaf " kata asya tulus di telinga kira, setelah itu asya melepaskan dekapannya

" Aku mau pulang , kamu masuk sana" titahnya lagi pada kira

" Aku pulang dulu " katanya sembari menggoes sepedanya dan menjauh dari hadapan kira, bahkan dia tidak membalas ucapan terimakasih dari kira,

Sementara kira, dia hanya tersenyum sembari menghapus sisa air mata nya, sudah lama pikirnya dia bisa pulang bersama lagi dengan asya, dia amat bahagia.
















Asya tiba di depan rumahnya kemudian dia menyimpan sepedanya,  memasuki rumahnya dan mendapati sang ibu  yang sedang asik memasak,

" Kok kamu pulang nya telat sya " kata ibu ketika melihat ku baru pulang

" Tadi asya ada urusan bu " ucapku pada ibu

" Urusannya gak aneh-aneh kan?" Tanya ibu penuh selidik

" Gak lah bu, asya gak mungkin ngelakuin yang aneh-aneh " kata ku jujur

" Yaudah kamu ke kamar sana mandi, terus makan " titah ibu padaku

" Iya " kata ku singkat kemudian berjalan ke kamarku












Setelah makan asya langsung kembali masuk ke dalam kamarnya dia pamit pada ibunya dan berkata kalo dia ingin istirahat dan tidur, tapi sedari tadi asya tak bisa tidur dia terus teringat kejadian tadi, yang dilakukan asya hanya melamun dan menatap langit kamar nya, dia melihat jam di dinding kamar nya yang menunjukkan pukul sebelas pas , dia mengambil handphone dan mengecek nya ternyata ada panggilan dari seyra sahabatnya, dia menghela nafas kemudian menyimpan kembali handphone nya di atas nakas, dia terlalu malas untuk menelepon balik sahabatnya itu, tak lama kemudian asya kembali melamun menatap langit kamar nya.










Sementara seyra daritadi juga belum tidur dan malah melamun memikirkan sahabatnya yang tak menggangkat panggilan darinya itu ataupun menelepon balik ke padanya, biasanya asya selalu menelepon balik ketika dia tidak sempat menjawab telepon darinya tapi sekarang tidak ada, padahal seyra menunggu panggilan dari sahabat nya itu, sebenarnya handphone seyra sering berdering tapi bukan panggilan dari orang yang dia tunggu melainkan dari sandi kekasih nya , dia terlalu malas dan tidak mood mengangkat panggilan dari kekasihnya itu.

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang