Jam masih menunjukkan pukul 06.30, tetapi asya dan kira sudah berada di sekolah lebih tepatnya di dalam kelas, tampak masih sunyi dan sepi karena masih belum banyak murid yang berdatangan.
Asya? Dia tengah sibuk dengan novel di tangannya, seakan lupa pada orang disampingnya yang tengah misuh-misuh tidak jelas karena asyanya lebih tertarik dengan novel miliknya daripada mengobrol dengan dirinya, pacarnya sendiri.
Kira menghela nafas, kepalanya di letakkan di atas meja, memandang wajah asya. Bibirnya tersungging tipis ketika ide jail terlintas di otaknya. Dirinya perlahan berdiri dan berjalan diam-diam ke arah pintu kemudian menutupnya.
"Astaga!" Pekik asya terkejut ketika kira tiba-tiba duduk dipangkuannya.
Kira terkekeh gemas. "Mangkannya gak usah sibuk mulu sama novel, ada pacarnya juga di samping"
Asya mengalihkan pandangannya ke seluruh kelas, dirinya bernafas lega ketika tak menemukan orang lain di dalam kelas. "Turun raa, gak enak" ucap asya.
Kira menggeleng. "Gak mau!" Ucapnya yang malah memeluk erat tubuh asya.
"Nanti ada yang masuk"
"Gak akan"
"Turun!"
"Gak mau!"
"Bandel"
"Biar!, peluk sya" pinta kira ketika tak merasakan asya balik memeluknya.
Asya menghela nafas pelan kemudian menuruti apa yang dikatakan kira. Tangan kirinya mengusap lembut punggung kira, sementara tangan kanannya kembali membuka novel yang sempat tadi terhenti di bacanya.
"Nghhhh...." Desah asya pelan, dirinya seketika dibuat meremang ketika merasakan hisapan dan jilatan di lehernya. Tangan kanannya seketika melepaskan novel yang sedari tadi dipegangnya dan beralih bergerak memeluk pinggang kira.
Kira semakin merapatkan tubuhnya dengan asya, membuat asya semakin merinding tak karuan, asya menelan ludahnya berat ketika kira mengangkat wajahnya dan menatap dalam ke arahnya, matanya berubah sayu, asya bisa melihat kira yang seperti menelan ludahnya berat.
Asya semakin tak karuan, jantungnya berdetak kencang ketika merasakan jari tangan kira mulai menyusup ke sela-sela rambut di tengkuknya, menggigit bibir bawahnya tipis, dan semakin mendekatkan wajahnya, semakin mengikis jarak... perlahan asya semakin merasakan nafas hangat kira menerpa wajahnya.
Brakkk
"ASTAGFIRULLAH KALIAN NGAPAIN?!"
"Arghhhhhh...." Erang kira tertahan, tangannya mengepal, gregetan karena teriakan tersebut.
Sementara asya dia menghela nafas lega, meski hatinya sedikit was-was karena kira masih senantiasa duduk di pangkuannya seperti tak takut dengan reaksi orang yang saat ini tengah menatap kearahnya shock dan kaget.
"Turun yaa, gak enak" ucap asya pelan ditelinga kira.
Kira menggeleng. "Biarin aja" ucapnya acuh dan semakin menyembunyikan wajahnya di bahu milik asya. Dirinya masih kesal, kenapa usahanya untuk mencium asya selalu gagal, tak dirumah, disekolah kenapa selalu ada pengganggu.
"Raa..."
"Kalian pacaran kan?" Todong mitha langsung.
Asya menelan ludah gugup, ketika melihat wajah dua temannya yang seperti menuntut penjelasan.
"Kalo iya kenapa?" Ucap kira ketus. Setelah dirinya berpindah duduk di kursi miliknya. menatap datar ke arah dua temannya membuat safha dan mitha bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [END]
Roman pour AdolescentsHanya kisah tentang dua orang sahabat yang salah satunya menaruh rasa pada sahabatnya sendiri. "mencintai dalam diam" Mungkin itu cocok buat di definisikan untuk seorang seyra. ⚠️ GXG