Bagian 33

3K 187 8
                                    





Kira menatap pantulan wajahnya di pantulan cermin, dirinya menghela nafas ketika menatap kantung matanya yang sedikit menghitam karena semalaman dirinya tak bisa tertidur hanya karena memikirkan asya kekasihnya.

Karena asya tak mengangkat panggilannya dari kemarin, tak ada notifikasi balasan pesan dari asya, bahkan pesan yang dikirimnya pun centang satu.

"Aaaarhhh asya" geramnya kesal.

Tangannya mengambil bb cream kemudian mengoleskannya pada area kantung matanya yang menghitam.
Merapikan seragamnya dan beranjak mengambil ranselnya berjalan melangkahkan kakinya keluar menuju meja makan. Dirinya bisa melihat sudah ada sang ayah yang sibuk memainkan ponselnya, bunda yang tengah menata makanan dan jangan lupakan sang kakak yang sudah melahap makanannya terlebih dahulu.

"Pagi sayang" ucap sang ayah tersenyum manis setelah anak bungsunya mendudukkan dirinya.

"Pagi juga yah" balas kira tersenyum tipis.

"Kenapa kok mukanya kusut gitu?" Tanya sang ayah ketika melihat wajah anak bungsunya yang sedikit kusut dan tak bersemangat.

"Gapapa" jawab kira pelan.

"Gapapa apanya, muka lecek gitu juga" ledek sang ayah terkekeh geli, kira semakin menampilkan wajah kusutnya disertai bibir yang sedikit mengerucut membuat sang ayah tertawa.

"Ish" decak kira pelan. "Asya kemarin gak masuk sekolah" sambungnya lesu.

"Asya?" Bingung sang ayah.

"Iya asya, masa ayah lupa sama asya"

"Bentar, asya yang dulu waktu temen kamu pas SMP?" Tanyanya.

Kira mengangguk. "Tapi kok ayah gak pernah liat dia main kesini lagi?" Ucap sang ayah.

"Asya sering juga main kesini, cuma pas ayah selalu gak ada" terang kira.

Sang ayah melirik sang istri dan anak pertamanya bergantian. "Emang iya kak?, Bun?" Tanyanya. Yang ditanya hanya mengangguk dan kembali diam menyimak obrolan dua orang tersebut.

"Mungkin asya ada acara keluarga mendadak sayang makannya kemarin gak masuk sekolah" ucap sang ayah.

"Mungkin" ucap kira pelan. "Tapi kenapa gak ngabarin kira sama sekali" sambungnya kesal membuat orang yang bersama nya hanya menggeleng kan kepalanya.

"Kenapa juga harus kesel karena gak ngabarin, emangnya kamu pacarnya?" Ucap sang ayah polos membuat anak tertua di keluarga tersebut tersedak makanan.

"Astaga kakak" peringat sang ayah dan langsung memberikan segelas air pada putrinya itu.

Sementara kira dan sang bunda hanya terdiam.

Ting nong

Suara tersebut mengalihkan perhatian mereka, sang bunda kemudian beranjak menuju pintu utamanya.

Dirinya tersenyum ketika mendapati seseorang yang tengah berdiri menampilkan senyuman tipisnya kearahnya.

"Pagi" sapanya ramah.

"Pagi juga" balasnya.

"Ayo masuk dulu, kiranya lagi sarapan"

Orang didepannya menggeleng pelan, menolak halus ajakan si pemilik rumah.

"Ayok ah" paksa sang bunda menarik tangan orang dihadapannya menuju ruang makan. Sementara orang yang di tariknya hanya pasrah, tapi jujur di dalam hatinya dia merasa bahagia dan senang.

Semua orang yang tengah sarapan itu seketika mengalihkan pandangannya pada orang yang berada di belakang sang bunda.

"Duduk jun" titah sang bunda yang dituruti oleh juna, iya juna yang datang bertamu tersebut, ah ralat dirinya hanya berniat berangkat sekolah bersama orang yang dicintainya. Dirinya duduk di samping kira karena hanya itu kursi yang kosong.

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang