Bagian 19

3.2K 191 5
                                    
































"Ck" decak kira

Aku bisa mendengar decakan dari kira dan aku semakin takut untuk membuka mataku.

Aku menegang ketika merasakan deru nafas kira yang menerpa wajahku yang semakin membuat ku tak berani membuka mataku.

Kira menggesek kan hidung ku dan hidung miliknya. Aku tau kira sedang tersenyum karena aku mendengar dia terkekeh. Kemudian kira mencium seluruh bagian wajahku yang membuat ku semakin gugup terlebih ketika merasakan nafas kira yang hangat semakin mendekat ke arah bibirku.

"Stop" kataku langsung membuka mata dan menutup mulutnya. Aku melihat kilatan nafsu di mata kira Ketika dia tak berhasil mencium bibirku.

"Sekarang kamu turun dari pangkuan aku" ujar ku pada kira "aku udah cium kamu tadi" sambung ku dan berusaha mendorong kira untuk berpindah duduk.

"Aku pengennya cium dibibir sya bukan di pipi" ujarnya dengan mata yang masih menggelap karena nafsu.

"Ya itu salah kamu, tadi kan mintanya cium doang, gak ada istilah harus di pipi atau bibir"

"Syaaaa please"

"Gak!!!"

"Syaaa"

"Diem"

"Syaa please" ujarnya memohon "aku belum pernah ciuman dan aku pengen ngerasain itu sama kamu" sambungnya.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kamu orang yang aku cintai sya dan aku pengen ciuman pertama aku di ambil sama kamu" ujarnya cemberut "aku gak kuat sya ketika ada orang lain yang deketin kamu, aku cemburu, atau sekedar ngasih perhatian lebih ke kamu, dan aku pengen milikin kamu sebelum kamu dimilikin orang lain"

"Oh" jawab ku singkat

"Oh doang?" Ujar kira menatap wajah ku tak percaya.

"Ya terus harus apa?"

"Ngeselin" ujarnya kemudian memeluk leherku erat.

"Ngeselin tapi kok malah meluk"

"Biarin"

Aku menghela nafas pelan, apa aku harus mengungkapkan kembali perasaanku dan menjadikan kira sebagai pasangan ku. Tapi aku tak yakin apa kira benar-benar memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Raa"

"Heem" balasnya berdehem pelan

"Aku mau ngomong, tapi kamu harus diem dan cukup dengerin gak usah motong , bisa?"

"Iya"

"Aku mau jujur sama kamu, selama ini perasaan dan hati aku masih stuck dan tertinggal di satu orang, aku gak tau perasaan dia gimana ke aku selama ini, apakah dia punya perasaan yang sama atau nggak, tapi aku gak berharap sama perasaan dia, toh ini juga perasaan yang salah dan gak pantes" aku menghela nafas pelan "dan aku mau coba ungkapin perasaan itu lagi ke dia apapun resikonya"

"Raa? " Kataku memanggil kira ketika merasakan kira yang semakin erat memelukku. "Aku engap"

"Maaf"

"Kamu mau ciuman kan ra?" Kataku terbata dan menahan ke gugupan ku.

"Mau"

"Boleh ciuman tapi aku ada permintaan buat kamu"

"Apa"

"Kamu bersedia jadi pasangan orang yang saat ini ada di hadapan kamu?"

"Kamu gak bercanda kan sya?"

"Emang nya ucapan aku terdengar candaan kah?"

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang