Asya menghentikan laju motornya. Dirinya terdiam sejenak ketika melihat mobil hitam yang tak asing dimatanya tengah terparkir di halaman rumah kekasihnya. Dirinya termenung dan berpikir haruskah dirinya masuk dan menemui kira, tapi bukankah itu tak sopan dan mungkin saja kehadirannya malah membuat mereka terganggu.
Dua puluh menit berlalu, asya hanya terdiam duduk di atas motornya tak beranjak sedikitpun. Dirinya tak melihat tanda-tanda ada orang keluar dari rumah kekasihnya, bahkan mobil hitam tersebut pun masih betah berada di tempatnya.
Asya mengalihkan pandangannya pada mobil yang berhenti tepat di sampingnya. Menatap bingung siapa pemilik mobil bmw tersebut. Kaca mobil tersebut perlahan terbuka, menampilkan wajah sang pemilik mobil yang tengah tersenyum membuat bibir asya ikut tersenyum.
"Kok gak masuk?" Tanya orang yang tengah di dalam mobil tersebut, zavira.
Asya menggeleng. "Gak kak, asya tadi gak sengaja lewat sini"
Zavira menatap asya penuh selidik. Matanya kemudian beralih ke halaman rumahnya yang terdapat sebuah mobil yang tak asing.
"Lewat apa lewat?" Tanya zavira.
Asya mengangguk, dan berdehem. "Kak za abis darimana?" Tanya asya mengalihkan topik.
"Abis dari kampus"
"Kok pulangnya gak ke apartemen?"
"Kakak kesini mau ngambil barang sya"
Asya mengangguk paham.
"Yuk masuk ke rumah" ucap zavira membuat asya langsung menggeleng kan kepalanya. "Kenapa?" Sambungnya bertanya.
"Gapapa. Lagian asya juga mau pulang"
"Kok gitu. Ayoklah sya, kakak kangen sama kamu"
"Lain kali ya kak za, lagian juga gak enak, dirumah kak za pasti lagi ada tamu"
Zavira menghela nafas, kemudian turun dari mobilnya dan berdiri tepat di depan asya.
"Tamu ya tamu biarin aja, acuhin." Ucap zavira dan langsung menarik tangan asya berjalan mengikutinya masuk ke dalam rumah.
Asya menghela nafas pasrah. berjalan memasuki rumah, hatinya mendadak terasa nyeri ketika matanya melihat dua orang yang tengah duduk di sofa bahkan dirinya bisa mendengar suara tawa mereka yang saling menyahut.
Zavira yang merasa asya tak bergerak sedikitpun lantas mengikuti arah pandangan asya. Zavira mengepalkan tangannya, marah dan kecewa pada perilaku adiknya.
Zavira beralih menggenggam erat tangan milik asya.
"Asik banget kayaknya" ucap zavira terdengar seperti sindiran membuat atensi kedua orang yang tengah duduk di sofa tersebut langsung tertuju kepadanya.
"Asya?"
Mendengar namanya disebut. Asya mengangguk dan tersenyum tipis, hatinya dari kemarin menunggu suara orang yang dicintainya memanggil namanya, dan sekarang dia berhasil mendengarnya namun entah kenapa malah membuat hatinya semakin sakit dan sesak.
Kira bergegas mendekati asya. Tangannya mencoba menggenggam tangan milik asya, tetapi harus terhenti karena sang kakak lebih dulu menarik asya sedikit menjauh darinya.
"Mau ngapain?" Tanya zavira.
"Mau.." ucap kira gugup dan bingung ketika matanya tak sengaja menatap mata milik asya yang terlihat seperti terdapat kesedihan, ah dirinya tak tau dan tak bisa mengartikan tatapan tersebut.
"Sana urus dulu tamunya" ucap zavira dingin. "Ayok sya" sambungnya kembali berjalan diikuti asya.
Satu langkah, dua langkah, asya menghentikan langkahnya ketika merasakan ada yang menarik bajunya. Asya tersenyum tipis melihat wajah kira yang terlihat seperti tengah menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [END]
Teen FictionHanya kisah tentang dua orang sahabat yang salah satunya menaruh rasa pada sahabatnya sendiri. "mencintai dalam diam" Mungkin itu cocok buat di definisikan untuk seorang seyra. ⚠️ GXG