Bagian 22

3.5K 193 3
                                    



Dua bulan sudah asya dan kira menjalankan hubungan nya tanpa di ketahui oleh siapapun kecuali satu orang yaitu seyra.
Selama itu pula kira merasakan sedikit perubahan pada diri asya satu Minggu terakhir ini. Contohnya saat ini, asya memandang ke depan ke arah novel yang di pegang nya dengan tatapan yang seperti kosong. terlihat tatapannya menjurus ke depan tapi kira merasakan kalo pikiran asya tak menjurus pada novel di depannya. Terlihat seperti pikiran nya tengah di alam lain.

"Sya" panggil kira

Kira menghela nafas ketika asya tak terusik sedikit pun dengan panggilan nya. Tangannya mendekati tangan asya yang tak pernah melepaskan genggaman nya dari novel tersebut sejak mereka duduk di kursi.

"Awh" ringis asya ketika merasakan perih pada tangannya "kok dicubit?" Sambungnya menatap kira, tangannya mengelus kulit yang terasa perih.

"Kok nanya?. Harusnya aku yang nanya ke kamu?" Kira bertanya khawatir. Tangannya menarik tangan asya dan mengusap nya lembut pada titik yang tadi di cubit nya.

"Aku?." Bingung asya "emangnya aku kenapa?" Sambungnya bertanya.

"Kenapa seminggu terakhir ini kamu sering ngelamun?" Tanya kira

"Perasaan kamu mungkin. Aku gak pernah ngelamun tuh."

"Susah banget sih kamu jujur sama aku sya" ucap kira lirih "aku khawatir sama kamu" sambungnya.

"Aku gak kenapa-kenapa raa" ucap asya tersenyum "sini peluk dulu deh. Mumpung temen-temen belum pada dateng" sambungnya menarik kira kedalam pelukannya.

"Aku gak papa raa" ucap asya lagi dengan mata yang tertutup, merasakan hangatnya pelukan kira."aku bakal bilang ke kamu raa tapi gak sekarang" sambungnya berucap dalam hati. Bibirnya sesekali mengecup puncak kepala milik kira.

"METTTT PAGIIIIII" teriak seseorang yang membuat asya dan kira harus melepaskan pelukannya. Asya terkekeh gemas ketika melihat wajah kira yang cemberut.

Cup

Cium asya pada pipi kira yang membuat wajah kira memerah.

"Udah jangan cemberut lagi" ucap asya dengan tangannya mengelus lembut pipi yang baru diciumnya itu.

"Berisik!!"  Balas seseorang lagi yang berada dibelakang si empu yang berteriak.

"Kok sewot?!" Balas nya dengan wajah yang tak bersahabat.

"Dahlah" ucapnya "pagi raa, pagi sya" sambungnya tersenyum yang terlihat aneh dimata kira dan asya.

"Pagi fha" balas asya dan kira pada shafa. Iya shafa dan mitha orang yang masuk kelas dengan berteriak-teriak tak jelas tersebut.

Shafa tersenyum kemudian duduk di kursi miliknya di depan asya dan kira.
Mitha dia juga langsung duduk di samping shafa di kursi miliknya.

"Eh eh btw katanya bakal ada murid baru" heboh mitha memutar duduknya menghadap asya dan kira setelah berada di kursinya.

"Gak tau" balas asya, kira dan shafa berbarengan.

"Anjirt kalian mah" keluh mitha. "Katanya dia seangkatan sama kita" sambungnya.

"Terus?" Tanya shafa

"Dia juga cowok katanya" ucap mitha.

"Lo mau gebet gitu kalo dia cowok?" Tanya shafa.

"Boleh lah kalo dia ganteng mah" ucap mitha tersenyum.

"Dih. Mandang muka lo mitha" geplak shafa pada paha mitha.

Sementara asya dan kira dia hanya menatap malas ke arah dua teman di hadapannya.

Kringgggg

Bel berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai. Yang membuat semua murid sudah berada di tempat duduknya masing-masing.

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang