Bagian 28

3K 178 3
                                    





Hari sudah berganti menjadi Senin.
Sekarang, saat ini asya tengah berdiri di lapangan menghadap bendera, Jangan lupakan dengan kira yang berada bersamanya tepat berdiri dihadapannya. Asya menggeleng Pelan ketika melihat kira berusaha menghalau sinar matahari yang mengenai wajahnya menggunakan tangannya.

"Itu pak Yudi ngasih amanat kalo kita tulis udah dapet dua judul kali anjir" ngeluh mitha yang berada disamping asya, karena daritadi guru didepannya tak berhenti berbicara.

"Tolong perhatiannya sebentar, saya tidak akan lama." Gerutu safha pelan membuat ketiga temannya tertawa pelan, Karena shafa meniru ucapan sang guru bilang tadi.

"Udah 30 menit juga anjir" dengus shafa.

"Punya permen kagak fha?" Tanya mitha berbisik tapi masih bisa di dengar oleh asya dan kira.

"Kagak. Tadi kan gak sempet ke kantin"

"Ra?. Sya?" Tanyanya beralih yang mendapat gelengan.

"Anjir lah panas banget lagi" ucap mitha.

"Pak yudi cepetan kek" misuh shafa.

Karena suara shafa dan mitha yang sedikit keras. Anak osis yang berada dibelakang berjalan menghampiri mereka.

"berisik! bisa diem!" titah nya pada mereka.

"Eh iya kak bisa kak" angguk mereka. Kemudian anak osis tersebut kembali ke belakang.

"Itu yang negur kita adek kelas atau temen seangkatan" bisik shafa bertanya.

"Gak tau dah" balas Mitha mengangkat bahunya acuh. "Lah sejak kapan kira pindah posisi?" Sambungnya heran ketika melihat kira berada di belakang asya, seingatnya tadi kira berada didepan asya.

"Dari tadi" ucap kira, dengan tubuhnya yang memepet ke arah asya.

Upacara selesai, semua murid bubar menuju kelasnya masing-masing.

"Akh" asya membulat kan matanya terkejut, ketika ada murid lain berlarian dan menabrak kira membuat kira tersungkur.

Asya kemudian berjongkok menghampiri kira yang saat ini tengah duduk meringis memegang lututnya.

"Hati-hati dong dek" tegur Shafa dan Mitha bersamaan.

"Kak maaf, aku gak sengaja" ucap penabrak tersebut. "Aku kebelet ke toilet" sambungnya dengan wajah yang terlihat seperti menahan sesuatu.

"Gapapa." Ucap asya. "Sana ketoilet, kalo keluar disini kan repot" sambungnya.

"Ada-ada aja tuh bocil" ucap Mitha memandang anak tersebut yang sudah berlari ke arah toilet.

"Perih sya" ringis kira.

"Yuk ke uks" ucapnya "bantuin fha" shafa mengangguk dan ikut merangkul tangan kira kemudian melangkah pelan.

Mereka sampai di uks. Kemudian mendudukkan kira di salah satu ranjang uks.

"Ada apa nak?" Tanya penjaga uks.

"Ini lututnya berdarah, ada obat gak bu?" Tanya asya.

Si penjaga uks pun terlihat khawatir dan langsung beranjak mengambil obat dan mengobati nya.

"Gapapa, sebentar lagi juga sembuh" ucap si penjaga uks setelah selesai memperban lutut kira.

"Makasih" ucap asya. Kemudian kembali membopong tubuh kira sendirian berjalan menuju kelasnya. Shafa dan mitha? Mereka berjalan agak jauh di depan asya dan kira.

"Tha" panggil shafa setelah daritadi mereka hanya diam menyimak.

"Napa?"

"Ada si udin" tunjuknya pada seorang murid.

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang