"Sya" panggil seseorang membuat atensi asya yang tengah menatap jendela beralih pada orang yang memanggilnya, asya melihat Rendi yang tengah berjalan kearahnya.
Asya menatap bertanya pada rendi yang sudah berdiri dihadapannya dan kira.
Kira? Dia juga menunggu apa yang ingin dikatakan lelaki dihadapannya.
Rendi menampilkan Senyuman tipisnya. "Aku bisa ngobrol sama kamu?" Ucapnya. "Berdua" tambahnya membuat asya langsung melirik wajah kira yang terlihat memalingkan pandangannya.
Asya kembali memandang rendi, "perihal safha" ucap rendi tanpa suara membuat asya mengangguk paham.
"Ayok" ucap asya, sontak membuat kira menatap kearahnya tak percaya.
Asya beranjak keluar kelas diikuti rendi meninggalkan kira yang tak berhenti menatapnya."Sebentar" ucap asya setelah dirinya dan rendi berada di luar kelas.
"Kenapa sya" tanya rendi.
"Mau ke kantin dulu, kamu tunggu disini" ucap asya dan langsung berjalan menuju kantin tanpa menunggu balasan rendi.
Tak lama kemudian asya kembali menghampiri rendi dengan sebungkus roti dan susu ditangannya.
Rendi menyernyit heran. "Itu buat siapa?"
Asya mengangkat roti dan susu ditangannya, Rendi mengangguk. "Buat kira" jawab asya dan kembali memasuki kelas mendekati kira yang tengah menidurkan kepalanya di atas meja.
Asya tersenyum, entahlah dirinya merasa gemas dengan kira. Tangannya meletakkan roti dan susu yang dibawanya di samping kira, tangannya beralih mengusap lembut pucuk kepala milik kira. "Maaf ra, kalo kamu masih marah dan kesel sama aku gapapa, kamu boleh marah dan kesel sama aku sepuasnya sampai kamu tenang, aku tungguin, tapi jangan lama-lama. I love you" imbuhnya. "Dimakan rotinya" sambungnya dan langsung beranjak.
Rendi menggeleng pelan, entahlah dirinya merasa dua gadis yang daritadi dilihatnya itu tak kebanyakan seperti teman dan sahabat pada umumnya. Dan apa maksudnya tadi?, I love you Telinganya tak salah dengar kan?
"Ayok ren" ucap asya yang entah kapan sudah berdiri di hadapannya.
"Di perpus aja"
Asya mengangguk, keduanya berjalan menuju perpustakaan.
Sementara kira, entahlah hatinya merasa tak karuan, di satu sisi hatinya menjerit senang ketika mendapat perhatian yang ditunjukkan asya tadi, satu sisi lagi hatinya tak tenang ketika asya harus berduaan dengan orang lain terlebih orang tersebut terlihat masih memiliki perasaan pada asyanya.
....
"Gimana sya?" Tanya rendi setelah mereka berada di perpustakaan.
"Usaha sendiri lah ren" balas asya, tangannya membuka lembar buku yang sempat diambilnya tadi. "Terus yang lusa kemarin antar safha itu cuma sepupunya" terang asya membuat rendi mengangkat bibirnya tersenyum.
Asya memandang rendi heran, entahlah kenapa tiba-tiba lelaki dihadapannya meminta bantuannya untuk mendekati safha temannya. Mulanya saat dimana kira di antar pulang oleh juna sementara dirinya harus pergi bersama rendi karena katanya ada sesuatu yang menurut Rendi itu cukup penting. (Kalo lupa part 29 yaa paling bawah.)
"Kamu beneran suka sama safha kan ren?" Tanya asya, jujur hatinya merasa sedikit ragu dengan lelaki dihadapannya.
"Beneran sya"
"Ada alasan?"
Rendi terdiam sejenak. "Entahlah, aku gak bisa deskripsiin gimana perasaan aku kalo sama dia, yang pasti jantung aku selalu berdebar kalo deket atau tatapan sama dia, dan yah pas ada cowok lain yang Deket sama safha hati aku sesek dan sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [END]
Teen FictionHanya kisah tentang dua orang sahabat yang salah satunya menaruh rasa pada sahabatnya sendiri. "mencintai dalam diam" Mungkin itu cocok buat di definisikan untuk seorang seyra. ⚠️ GXG