"Non sey" panggil art keluarga seyra bi iis.
"Iya kenapa bi?" Tanya seyra merubah posisinya menjadi duduk, tadinya seyra tengah rebahan di sofa ruang tengah sembari menonton acara televisi. "Bibi mau pulang?" Sambungnya setelah matanya melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul empat lebih empat puluh lima menit, dan tandanya sang bibi harus pulang.
Bi iis mengangguk. "Non gapapa bibi tinggal" ucapnya bertanya. Menatap ke arah seyra gelisah, hatinya merasa tak tenang jika sang nona harus ditinggal sendirian di rumah.
"Seyra gapapa bi" seyra tersenyum.
"Bibi nginep aja yaa!" Ucapnya pelan tapi terdengar seperti memaksa membuat seyra menggeleng.
"Emang bibi gak khawatir sama anak bibi yang dirumah?" Tanya seyra. Membuat sang bibi terdiam sejenak. "Seyra gapapa bi, nanti asya juga kesini. Bibi pulang aja, makasih udah khawatir sama seyra" sambung seyra tersenyum membuat bi iis ikut tersenyum.
"Yaudah, bibi pulang kalo gitu" seyra mengangguk.
"Eh iya rumahnya langsung bibi kunci yaa" pinta seyra. Karena dia malas berjalan ke depan rumah untuk mengunci pintunya, mumpung sang bibi akan keluar jadi sekalian saja.
Bi iis mengangguk kemudian beranjak keluar meninggalkan sang nona, tak lupa mengikuti permintaan sang nona untuk mengunci pintunya.
Seyra menghela nafas dan kembali merebahkan tubuhnya di sofa, menonton kembali tayangan di tv yang menurutnya alay dan membosankan. Tangannya mengambil ponsel yang diatas meja menunggu orang yang sedari tadi tak membalas pesannya dan hanya membiarkan nya.
"Awas aja kalo gak kesini" gumamnya kesal. Tangannya menekan tombol off pada remote tv kemudian beranjak memasuki kamarnya.
"Mending gue mandi" monolognya pelan.
....
Cklek
Seyra keluar dari kamar mandi miliknya hanya menggunakan kimono, wajah putih bersihnya masih terdapat buliran air, dengan rambut yang tergerai basah, sesekali keluar nyanyian dari bibir yang mungkin saja bisa di terkam bila ada orang melihatnya karena tak tahan dengan bibir miliknya yang berwarna pink alami meski tak memakai lipstik dan pelembab bibir lainnya.
Seyra mengambil ponselnya, tadi saat dikamar dirinya mendengar suara dering ponselnya, dia membulatkan matanya tatkala melihat banyak panggilan di ponselnya. Saat seyra akan kembali menghubungi nomer tersebut, nomer tersebut terlebih dahulu muncul membuatnya langsung menggeser layar hijau di ponselnya.
|Lama.
Ucap si penelpon tersebut dengan suara yang cukup dingin membuat seyra menelan ludah gugup.
|Gue di depan.
Ucapnya lagi, kemudian panggilan tersebut berakhir karena langsung dimatikan.
Seyra langsung berlari menuju pintu utama rumahnya.
"Hehe" seyra menampilkan cengirannya ketika sudah membuka pintu rumahnya dan berhadapan dengan asya.
"Lama" ucap asya dingin. "Daritadi kemana?, Panggilan gue gak diangkat. Gue takut lo kenapa-napa sey" sambungnya melembut.
"Gue tadi abis mandi, maaf yaa. Nih buktinya masih pake ini" tunjuk seyra pada kimono yang dikenakannya.
"Terus pintunya kenapa dikunci?"
"Biar gak ada orang yang masuk. kalo ada yang masuk berarti itu bi iis karena dia punya kuncinya" Terang seyra. "Berapa lama disini?" Sambung seyra tertawa.
Asya mendelik. "Tawa lo. Gue sejam setengah disini sey" ucap asya. Berjalan terlebih dulu meninggalkan seyra. Seyra menghentikan tawanya kemudian kembali mengunci pintunya dan berjalan menyusul asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [END]
Teen FictionHanya kisah tentang dua orang sahabat yang salah satunya menaruh rasa pada sahabatnya sendiri. "mencintai dalam diam" Mungkin itu cocok buat di definisikan untuk seorang seyra. ⚠️ GXG