Bagian 37

3.2K 221 17
                                    

Asya sudah kembali berada di dalam kelas. Dirinya melamun, menatap papan tulis di depannya dengan tatapan kosong. Pikirannya menerawang entah kemana membuat safha, mitha dan rendi menatapnya sendu.

"Sya" panggil safha.

"Iya?"

"Lo gapapa?"

"Gapapa" ucap asya santai. Safha terdiam, asya membohonginya, ucapan asya terdengar santai dan tak ada beban tapi dirinya bisa melihat raut wajah asya yang sulit di definisikan, sakit, sedih, kecewa, dan pura-pura baik saja bercampur seperti tidak terjadi apa-apa.

"Oh iya ini" asya mengeluarkan uang dari sakunya, kemudian memberikannya pada safha. "Maaf tadi nyuruh lo sama Mitha" sambungnya.

"Padahal gak diganti juga gapapa" ucap safha pasrah.

Asya menggeleng. "Makasih"

...

"Syaa..." Panggil seseorang dengan nada lirihnya. Matanya terbuka perlahan, menatap sekelilingnya.

"Syukurlah.."

Kira mengalihkan pandangannya pada orang yang memanggilnya, dirinya menyernyit ketika melihat juna bersamanya.

"Ini dimana?" Tanya kira.

"Uks, Kamu tadi pingsan."

"Kamu yang bawa aku kesini?"

Juna terdiam sejenak, bingung harus menjawab apa. "Eumm..."

"Makasih" ucap kira cepat, memotong perkataan juna membuat Juna menghela nafas lega.

Kira merubah posisinya menjadi duduk, dirinya akan bergegas untuk turun dari ranjang tapi juna lebih dulu menahannya. "Mau kemana?" Tanya juna.

"Mau ke kelas"

"Duduk dulu yaa, kamu masih keliatan lemes juga."  Tangannya mengambil kresek hitam yang sedari tadi di atas meja tersebut. "Nih mau mana dulu?" Sambungnya memegang minuman pereda haid dan roti.

Kira menggeleng. "Aku mau ke kelas"

"Kamu belum sarapan kan raa?, Makan roti dulu yaa"

"Gak Pengen"

"Please raa"

"Ya udah siniin rotinya"

Juna tersenyum, tangannya membuka  bungkusan roti tersebut. "Mau disuapin?"

"Biar aku aja" ucap kira kemudiaan mengambil roti tersebut dari tangan juna, Dan memakannya.

...

Hari kembali berganti. Seperti biasa asya menjemput dan mengantar kira memakai motornya, hanya saja tak ada obrolan satu kalimat pun yang keluar dari mulut mereka sejak kejadian kemarin.

Asya memandang ke arah kira yang tengah memainkan ponselnya, dirinya menghela nafas Pelan, haruskah dia bertanya saat ini juga tentang apa yang dibilang Juna kemarin.

"Raa" panggil asya.

"Apa?" Balas kira singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Aku mau......mau kemana?" Asya mengalihkan pertanyaannya ketika melihat kira malah beranjak dari tempat duduknya.

"Nyamperin juna sebentar" balasnya singkat.

Asya semakin menyernyit bingung. "Mau ngapain?"

Tak ada balasan dari kira, asya memandang kira yang tengah melangkah kan kakinya keluar dari kelas meninggalkan dirinya sendirian.

Kringggg

Bel sekolah berbunyi. Tanda pelajaran hari ini selesai, siswa-siswi mulai berhamburan keluar untuk pulang termasuk kira sebelum asya memegang pergelangan tangannya.

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang