Perubahan itu sudah pasti namun kebiasaan tetap akan sulit di ubah. Kalau kau tidak sabar yang ada kau yang sakit dan merasa paling...sial mungkin?
Ya mungkin begitulah kata-kata yang tepat untuk Naruto sekarang,ia mencoba sedikit demi sedikit mengubah diri dan membiasakan keberadaan Sasuke di dekatnya, menyadarkan dirinya sendiri kalau dia bukan lagi milik Gilbert tapi sudah milik orang lain.
Mencoba menghapus kebiasaan nya yang kalau sedang ada masalah dan ingin memenangi diri pasti mendengar Rekaman suara Gilbert yang sedang bernyanyi. Hey pria itu seorang penyanyi yang tidak buruk, suaranya sangat bagus.
Naruto bahkan rela menghapus rekaman suara Gilbert di ponsel nya,walau berat hati tapi ia ingin berubah. Ia lakukan itu semua demi mencapai kesepakatan yang ia dan Sasuke buat.
Tapi kenapa...kenapa hanya ia yang berusaha berubah? Kenapa pria itu tidak? Maksud Naruto kalau perubahan sikap mungkin Sasuke ada perubahan walau sedikit,tapi kenapa kebiasaan tidak sama sekali?
Masih ada perempuan lain yang ia bawa ke rumah tepat di depan mata Naruto, bukankah ia sudah bilang waktu itu putuskan semua hubungan gelap nya di luar sana?
"Ehem..."
Biru dan hitam bertemu. Bibir tipis Sasuke membentuk sebuah garis tipis,ya dia tersenyum geli melihat Naruto yang menatapnya kesal sambil melipat tangan di dada.
"Tuan Uchiha dia siapa? Pembantu mu yang baru? Atau supir pribadi untuk yang kesekian?"
Pembantu katanya? Harus Naruto apakan ya orang macam begini? Naruto tidak berkomentar,ia hanya diam dan menatap sosok pria yang ada di depannya.
"Berarti belum tersebar ya. Nah...kalau kau ingin tahu siapa dia, silahkan sapa. Dia salah satu orang penting juga di rumah ini."
Wanita itu terkejut. Orang penting katanya? Apakah keluarganya Sasuke? Kalau iya bisa gawat, bagaimana pun ia harus menunjukkan sikap manis agar di terima keluarga pria kaya incarannya.
( Berpikir kalau dia satu-satunya. Padahal salah satu. 🗿 )
"Aku Minamoto Yuuka. Salam kenal."
"Uchiha Naruto,salam kenal. Dan aku ini 'ISTRI' nya."
"Eh?!"
Barusan bilang apa? Wanita itu mendongak karena tadi ia membungkuk hormat,ia pikir ia salah dengar.
"Maaf?"
"Aku 'istri' nya. Kenapa kau masih di sini? Pergi sana! Jangan coba merebut suami orang ya!!"
Wanita itu terkejut. Yang ia tahu Sasuke itu pria single yang sudah matang dan mapan,ia juga berkata kalau memang dirinya masih belum punya pasangan. Lalu kenapa sekarang...?
"Sebentar. Kah pasti bercanda kan?"
"Ya ampun...wanita ini. Perlukah aku menunjukkan akta nikah ku bersama pria yang sekarang kau gandeng,huh? Dasar jalang! Pergi dari sini sebelum aku bertindak nekat membedah perut mu!"
Emosi karena mulut pedas Naruto,wanita itu berniat menampar nya. Namun tangannya terhenti di udara,ia menoleh ke belakang dan melihat ada Sasuke yang tengah memegang tangannya. Bibirnya tetap menyeringai dan menghentak kasar tangan wanita itu.
"Aku sudah bilang kan kalau aku sudah menikah? Tapi kau tidak bisa terima."
"Bu-bukan kah tahun lalu kau bilang kau..."
"Kau pikir ini masih baru memasuki tahun? Jangan bodoh. Nah..sekarang sudah puas kan? Sekarang pergi lah."
"Sa-Sasuke kau...kau tega membuang ku? Setelah semua yang ku serahkan pada mu,harga diri ku..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Blood.
FanfictionHidup itu...Hanya sebentar. Dan sudah pasti,tidak ada guna nya... Dan... Nilainya. karena hidup itu,murah.