25.

510 58 6
                                    

"Sudah mau pergi?"

Sasuke menoleh dan tersenyum menyambut sosok yang baru saja masuk ke kamar,ia baru saja selesai memasang holster di tubuh nya. Dia ada urusan malam ini.

"Ya. Mungkin besok pagi aku baru pulang."

"Ini berbahaya. Aku tidak ingin kau terluka."

Naruto mengusap perut nya yang semakin membesar. Ia tidak ingin Sasuke pergi,firasat nya tidak enak.

"Aku akan lebih hati-hati,tunggu aku ya."

"Mmm..."

Naruto menunduk. Apakah harus pergi? Dan hari ini juga sudah larut.

"Aku pergi ya. Tidur yang nyenyak malam ini,jangan tunggu aku karna Mungin besok atau menjelang pagi baru aku pulang."

Naruto masih menunduk tidak mau menjawab,jujur ia tidak mau Sasuke pergi.

"Hey... Lihat aku. Aku sudah terbiasa dan pasti akan lebih hati-hati,tidak mungkin aku sembarangan lagi kan? Aku bukan lagi pria lajang yang bisa melakukan apa pun dengan bebas,aku sudah punya kau dan dia yang menunggu kepulangan ku."

Sasuke menyentuh dagu Naruto,ia tersenyum melihat butir air mata yang menggantung. Bibir Sasuke mampir di sudut mata Naruto kemudian naik ke dahi,lalu turun ke bibir mungil Naruto.

"Tidur lah,aku berangkat."

"Hati-hati."

"Pasti."

Sasuke pun pergi setelah mengusap kepala Naruto dan berpamitan dengan anaknya,menutup pintu kamar nya dan tinggal lah Naruto di kamar sambil mengusap perutnya. Tadi siang ia mendengar Sasuke menelepon dan salah satu orangnya di tahan dan di ancam akan di bunuh kalau Sasuke tidak turun.

Sasuke jenis orang yang tidak rela mengorbankan anggota nya pun mengiyakan,dan sudah pasti terlebih dulu menyusun rencana. Naruto tahu kalau boss mafia lain pasti tidak akan mau turun ke lapangan dan membiarkan orang nya yang di sekap di bunuh saja,tapi Sasuke berbeda. Ia tidak pernah mengorbankan orang-orang nya,kecuali mereka yang mengorbankan diri untuk si boss. Sasuke itu jenis boss yang baik,walau jika sedang marah jari mereka bisa tidak lagi di tempat.

"Jangan sampai kau pulang tinggal nama,aku tidak akan pernah memaafkan mu."

***

Naruto terbangun dari tidur nya karena mendengar suara gaduh,seperti orang-orang yang sedang panik aja sesuatu.

Naruto pun duduk di tepi kasur dan melihat jam di meja samping tempat tidur,pukul 04:15 dini hari.

"Apa..? Kenapa berisik sekali?"

Naruto pun berdiri sambil mengucek matanya agar ia sadar dari kantuk nya,sebelah tangan nya lagi memegang perut bagian bawah nya. Saat ia bergerak bau Sasuke menusuk hidung nya,ia baru ingat kalau ia pakai kemeja pria itu sebelum tidur. Ia coba untuk tidur namun ia gelisah,setelah pakai pakaian Sasuke baru ia bisa terlelap.

"Ugh..ada apa? Kenapa ribut sekali?"

Naruto melihat ke depan setelah matanya bisa fokus,deja vu. Naruto pernah mengalami ini tapi di situasi yang berbeda,dulu waktu ia masih sering di siksa oleh Sasuke. Sekarang ia yang tengah mengandung anak dari laki-laki itu,ingin mengejar tapi tidak bisa karena perutnya sudah membesar.

Air mata Naruto jatuh melihat suami nya terluka tapi Sasuke masih bisa tersenyum tipis dan berkata tidak apa-apa? Kaki nya terluka begitu juga dengan pelipis nya,kepala nya bersimbah darah.

Rose Blood. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang