Awalnya Sasuke sempat menyerah dan tidak lagi berharap kalau Naruto itu bisa mengandung,dan memutuskan untuk membuang harapannya saja tanpa membuang Naruto.
Maksud nya ia menerima bocah itu apa adanya,ia terlanjur suka dengan anak pirang itu. Banyak wanita yang ia kencani,banyak remaja maupun laki-laki muda yang mendekatinya tapi tidak satu pun yang mampu membuat ia tertawa maupun menggelitik hati nya.
Hey dengar,orang yang cenderung dingin dan sulit berkomunikasi dengan orang lain itu paling sulit di ambil emosi dan rasa simpatik nya,namun Naruto berhasil menarik itu semua keluar dari diri Sasuke.
Memikirkan itu entah kenapa membuat Sasuke jadi tersenyum sendiri,natal sudah tiba dan Naruto pernah bilang kalau ia hanya ingin kehadiran Sasuke di rumah.
Pria itu menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat dan segera bergegas untuk pulang ke rumah, sekalian mampir di toko kue. Bocah kesayangannya di rumah sana sangat suka hal yang manis-manis.
***
Pintu di buka kan oleh pelayan nya dan masuk lah Sasuke dengan tampang yang terbilang...senang? Di tangannya menenteng sebuah kotak kecil berisi cake jeruk. Ia sudah tidak peduli dengan Naruto yang bisa mengandung atau tidak,mengenai hutang keluarganya... Sasuke akan pikirkan itu nanti.
"Di mana dia?"
"Anu...tuan,maaf tapi...apa tidak sebaiknya kita memanggil dokter saja? Naru-ah maksud kami...tuan Naruto tampak tidak sehat."
"Hn?"
"Sejak pagi dia muntah-muntah terus."
Rasa khawatir menyelimuti hati Sasuke,ia segera melesat menuju kamar nya dan tentunya ke arah toilet yang menyatu. Sebelum ia masuk suara orang muntah terdengar di telinga Sasuke,pria itu segera mendobrak pintu dan ada Naruto yang tengah asik muntah di kloset.
"Hoeeek... Agh...aduuuh...aku sudah tidak kuat.."
"Naruto?"
Naruto menoleh dan mendapati suaminya menatap dirinya dengan tatapan penuh kekhawatiran,ia tersenyum dan memaksakan untuk berdiri.
"Kau sudah pulang?"
Memang benar,belakangan ini Naruto sering lemas dan tampak pucat. Ia pernah meminta bocah itu untuk pergi check ke rumah sakit,namun ia menolak. Karena sibuk bekerja dan perang wilayah sana sini,Sasuke lupa kalau pasangannya sedang tidak sehat.
"Hey..!!! Aku sudah bilang kan,untuk pergi check ke dokter waktu itu. Kenapa kau keras kepala sekali?"
"Umhhhh...pusing."
Sasuke tidak tahan. Ia segera mengangkut Naruto ke dalam gendongan dan membawa tubuh mungil yang lemas itu ke kasur. Naruto merasa tenaga nya hilang entah kemana,dari tadi pagi ia sama sekali tidak berhenti mual.
Mencium bau nasi yang di masak ia mual,mencium aroma bawang juga ia mual. Ketika sarapan ia segera memuntahkan semua yang ia makan,saat makan siang ia lewatkan karena tidak kuat lagi. Tenaga nya habis.
"Sebentar,ku panggilkan dokter."
"Tidak usah...umh....aku baik-baik saja,te-temani aku..di sini."
"Bagaimana bisa kau menyebut kondisi mu yang begini baik-baik saja?"
"Benar aku baik. Cukup temani aku di sini,kan waktu itu kau bilang ingin kado natal apa ingat? Aku ingin kau di sini menemani ku,dan aku juga...punya kado natal untuk mu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Blood.
FanfictionHidup itu...Hanya sebentar. Dan sudah pasti,tidak ada guna nya... Dan... Nilainya. karena hidup itu,murah.