Sasuke bangun dari tidur nya dan melihat sekitar,masih di kamar nya memang tapi ia sudah merasa lebih baik sekarang.
Sudah 2 Minggu berlalu dari waktu pertandingan nya,dan uang yang di taruhkan juga sudah di kirim ke rekening nya. Kaki nya kini menapak di lantai,menguap lebar karena ia memang masih mengantuk.
"Agh... Punggung ku,si brengsek itu... seenaknya menginjak punggung ku sekuat tenaga." Gerutu nya sambil menggerak-gerakkan bahu kanan nya.
Niat hati ingin menghirup udara pagi ia justru melihat sesosok kuning di bawah sana,balkon kamar nya langsung mengarah ke pekarangan belakang,penuh dengan pohon rindang dan rerumputan yang hijau. Ia suka suasana tenang seperti di puncak, makanya ia mendesain rumah nya dengan taman hijau di belakang rumah.
"Sedang apa dia di sana? Hm?"
Ia melihat Naruto seperti memungut sesuatu kemudian berlari masuk ke dalam rumah,bom kah? Memikirkan itu Sasuke jadi panik. Memang setelah pernikahan nya ia belum mendapat serangan dari berbagai musuh nya.
Tapi siapa yang tahu kalau ada 'kiriman' yang lolos? Dan di pungut istri nya? Tidak terima kasih. Sasuke masih punya bahan taruhan yang harus di selesaikan.
"Bocah! Jangan sampai kau membuat ku kesulitan." Gerutu nya berlari menuju pintu keluar,menyusul Naruto yang berada di lantai dasar.
Melihat tuan mereka turun dengan keadaan yang eerrr...unik,para pekerja Sasuke segera memalingkan wajah. Pada Butler dan bodyguard sudah memalingkan wajah,merasa gagal sebagai laki-laki ketika melihat tuan mereka berkeliaran di rumah. Maid? Jangan tanya,mereka ingin pingsan melihat Sasuke keluar dengan tampilan 'Sempurna.'
Sudah pasti di otak mereka akan mengabadikan kenangan optik mata tersebut,kembali ke Sasuke ia justru bertanya pada salah satu maid dengan nada panik. Dan di beritahu kalau Naruto ada di ruang santai sambil membawa kotak p3k.
Tanpa basa-basi lagi Sasuke langsung menuju ke sana. Bawa kotak p3k katanya? Jangan bilang bocah itu terluka karena tembakan atau sejenisnya.
"Naruto!!"
"Apa?"
Naruto terkejut namanya di panggil begitu kuat dan lantang oleh Sasuke, spontan Naruto mengangkat wajahnya dan melihat ke depan ada Sasuke yang baru saja memasuki area ruang santai.
Nafas Naruto tercekat,melihat tampilan tidak biasa dari pria itu sungguh membuatnya ingin lari sekarang.
"Ka-kau...apa...apa yang kau lakukan di sini? Dengan penampilan begitu pula."
"Mana? Di mana bom nya? Kau terluka?!"
"Huh? Bom apa?! Lebih dari itu,lihat dulu penampilan mu mafia brengsek!!"
"Itu tidak penting,apa kau terluka? Yang mana?"
Mengabaikan ucapan Naruto Sasuke justru mendirikan bocah itu dan membolak-balik tubuh mungil Naruto. Ingin memastikan kalau anak pirang yang sudah ia nikahi baik-baik saja.
"Sasuke hentikan!!! Aku tidak terluka,memang siapa yang mau melukai ku huh?! Dan bom? Bom apa? Bom kalau kau keluar hanya memakai kolor?!"
Dahi Sasuke mengernyit,ia tidak paham maksud Naruto. Kolor? Apanya? Sasuke pun menunduk demi melihat penampilan nya,benar. Kolor. Tengkuknya mulai dingin sekarang,tadi ia keluar dari kamar dan berkeliaran di rumah...hanya memakai...kolor?
"Sudah sadar sekarang,huh?! Dasar cabul,mesum!!!"
Sasuke tidak bisa berkata-kata lagi,ia tidak ingat kalau semalam ia terbangun dari tidur dan membuka celana nya karena merasa tidak nyaman dan gelisah plus panas. Menyalakan AC ia terlalu malas karena sangat mengantuk, makanya ia buka training nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Blood.
FanfictionHidup itu...Hanya sebentar. Dan sudah pasti,tidak ada guna nya... Dan... Nilainya. karena hidup itu,murah.