18.

822 87 10
                                    

Naruto menatap sekitar dan mendapati foto keluarga yang terpajang di dinding. Keluarga khusus memang beda ya.

Maksud Naruto khusus ya...mafia seperti keluarga Uchiha ini. Saat melakukan foto keluarga pun tampak sangat mencekam,hanya wajah ibu mertua nya saja yang mampu membuat suasana di sekitar cair.

Kepala kelurga yang bertampang dingin dan tegas,di sebelahnya ada anak laki-laki dengan rambut panjang yang tersenyum tipis,namun tetap saja menunjukkan ekspresi yang seram.

Sementara di depan kedua orang tersebut ada Sasuke yang kelihatan nya masih remaja,duduk tenang di kursi. Wajahnya tidak kalah seram dengan sang ayah,Di sebelahnya barulah kehadiran sang ibu. Uchiha Mikoto, tersenyum cerah menghadap kamera.

"Jadi ini tuan Fugaku? Wajah nya tidak kalah seram dengan Sasuke." Gumam Naruto sambil mengamati foto keluarga tersebut.

"Sedang apa?"

"Eh...?! Anu...itu..."

Mikoto tersenyum melihat Naruto yang terkejut,seperti ketahuan habis mencuri makanan dari kulkas.

"Sekarang sudah kenal dengan mendiang ayah mertua mu?"

"Huh? Uhm...iya."

"Hahaha.. santai saja,ibu tidak akan marah. Duduk lah."

Naruto merasa Canggung sekarang,mau tidak mau ia pun menurut dan duduk di sofa. Matanya tidak mau lepas dari sosok yang ada di sebelah Fugaku. Apakah itu kakak kandung Sasuke?

"Itu Itachi,putra sulung ku."

Naruto kembali mengarahkan pandangannya pada Mikoto, ternyata benar.

"Itachi itu...berbeda dengan Sasuke maupun Fugaku. Dia tidak bisa kasar,namun harus memaksakan diri."

"Huh?"

"Iya benar. Lihat saja, wajahnya yang dipaksa menunjukkan ekspresi mencekam tapi tetap tersenyum tipis. Bukan kah itu unik?"

Ya benar juga. Kalau di lihat-lihat lagi wajah sulung Uchiha itu seperti di paksa untuk terlihat lebih mencekam dan mengintimidasi,padahal kenyataannya wajahnya menunjukkan ekspresi yang lembut dan hangat.

"Anak yang sangat baik dan periang,tapi...harus pergi tanpa pamit pada ku."

Naruto ingat dengan cerita pengawal yang waktu itu,ketika mereka ada di gedung pertandingan Sasuke. Kalau Uchiha Itachi tewas ketika ingin menyelamatkan ibu nya. Rumit sekali perjalanan hidup sebagai anggota mafia,tidak ada yang aman.

Air mata Mikoto jatuh dan membasahi rok yang ia pakai,Naruto lihat itu. Air mata tulus seorang ibu yang tetap merasa kehilangan,sampai sekarang. Kalau seandainya itu terjadi pada Naruto apa ia bisa menerima dengan lapang dada seperti ibu mertua nya? Tanpa sadar Naruto jadi mengusap perutnya sendiri.

"Sudah lah. Lagipula dia sudah tenang bersama Tuhan di sana,Naruto ini sudah mulai siang ayo makan siang dulu."

"Iya."

Naruto tersenyum dan ikut berdiri bersama Mikoto berjalan menuju ruang makan. Namun entah kenapa tiba-tiba perasaan nya tidak enak.

"Uhm..."

"Kenapa?"

"Tidak tahu. Perasaan ku mendadak tidak enak, seperti mengkhawatirkan sesuatu."

Mikoto melirik Naruto sebentar kemudian menghela nafas dan mulai mundur selangkah demi mendekati anak itu.

"Boleh ibu tau kau sudah memasuki trimester berapa untuk kandungan mu?"

"Baru mulai memasuki trimester kedua."

Rose Blood. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang