Sasuke janji dalam 3 hari tapi ini sudah hampir 2 Minggu dia belum kembali,Naruto jadi khawatir sendiri. Ponsel nya tidak bisa di hubungi,tidak ada kabar sedikit pun.
Mikoto tau menantu nya resah,namun ia hanya bisa tersenyum. Dulu ia juga begitu,sama seperti Naruto. Mencemaskan Fugaku suaminya ketika pria itu tidak ada kabar sedikit pun,pernah sampai berbulan-bulan Fugaku tidak pulang. Dan saat sampai di rumah yang ia dapati suaminya penuh bekas luka dan lebam sana sini.
"Naruto."
"Oh...ibu."
"Khawatir?"
Naruto hanya menggigit bibir bawah nya sambil mengusap perutnya,tanpa ia jawab pun Mikoto pasti sudah tahu jawabannya. Ia jadi semakin tidak bisa tidur nyenyak.
"Kau tahu,orang yang berkecimpung di dunia kotor itu tidak selalu bisa selamat dari bahaya. Nyawa mereka itu murah di mata para musuh-musuh."
"Ya tapi...dia janji 3 hari lagi akan sampai di Jepang."
"Ahahaha... Ayolah,Sasuke itu bukan anak kecil lagi. Dia tahu apa yang harus dia lakukan,dan pasti ia akan pulang. Ibu yakin karena aku tahu dia itu anak yang seperti apa. Sudahlah jangan khawatir terus, kalau kau sampai stress kasihan bayi mu."
"Aku takut...terjadi sesuatu dengan nya."
"Terjadi sesuatu dengan nya itu... relatif. Sudah pasti kejadian,tapi sisi baiknya ia masih bisa menghindar dan bertahan hidup. Saat dia pulang nanti sambut lah dia dengan pelukan dan senyum hangat,walau kau tahu dia terluka atau sejenisnya. Jangan sambut dia dengan wajah khawatir dan tangisan,itu bisa mengobati hati nya."
Naruto menatap Mikoto dengan mata berkaca-kaca,ia merasa seperti sedang berbicara dengan ibunya. Apa ia boleh berbaring di pangkuan Mikoto?
"Ibu aku punya satu permintaan."
"Apa itu?"
"Bo-boleh...boleh aku berbaring di... pangkuan mu?"
Mikoto tersenyum dan mengangguk,ia mengarahkan kepala Naruto di pangkuannya. Mengusap rambut pirang tersebut seperti yang dulu ia lakukan pada Itachi dan Sasuke ketika kedua anaknya masih kecil.
Dada Naruto terasa hangat. Dulu ia selalu seperti ini dengan ibu nya,ketika ia lelah atau stress dengan tugas kuliah nya ia akan berbaring di pangkuan ibunya,atau ketika perasaannya sedang gundah. Mengingat itu ia semakin ingin bertemu dengan kedua orang tua nya,kalau ia minta untuk bertemu apa Sasuke akan mengijinkan? Ia kan sudah mengandung sekarang.
'Ibu ayah... Bagaimana kabar kalian? Aku sehat di sini dan aku sedang mengandung,walau kenyataan nya kalian menjual ku... Aku tidak pernah membenci kalian. Mungkin cuma ini balasan yang bisa ku lakukan agar kalian tetap selamat dan aman.' gumam Naruto dalam hati dan kemudian jatuh tertidur.
***
"Ngh... Mmm..."
Naruto merasa terusik dalam tidurnya,ia mencoba menjauhkan sesuatu yang tengah menempel di pipi nya. Sedikit lembab,apa itu?
"Uuh...apa..? Hentikan...!"
Terdengarlah suara tawa geli di telinga Naruto kerena ia mengigau untuk segera berhenti, perlahan ia mencoba untuk membuka matanya dan menyesuaikan pencahayaan ruangan. Masih silau.
"Mmmm..."
"Bangun,tukang tidur."
Naruto kenal suara ini,ia pun menoleh ke samping demi mencari sumber suara,mencoba lebih memfokuskan penglihatan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Blood.
FanfictieHidup itu...Hanya sebentar. Dan sudah pasti,tidak ada guna nya... Dan... Nilainya. karena hidup itu,murah.