Setelah kejadian dimana rumah mereka di serang,jujur Naruto sedikit trauma. Ia sadar kalau ia menikahi seorang pria mafia dan ia juga sadar cepat lambat pasti akan menghadapi situasi sejenis itu.
Tapi tetap saja ia merasa trauma sedikit,ibu mertua nya sampai datang untuk melihat kondisinya dan bercerita kalau Mikoto juga awal menikah dengan ayah mertua nya yang sudah mendiang pernah mengalami hal serupa dengan Naruto.
Trauma dengan kejadian seperti penyergapan rumah dan sejenisnya. Sebenarnya sudah banyak yang Naruto alami bersama dengan Sasuke,tapi hal ini yang paling membekas di hati nya.
Belum lagi suami nya yang belakangan bersikap keras pada putra nya,ia takut anaknya tumbuh dengan attitude jelek tapi ia juga takut melarang Sasuke.
Contohnya sekarang,ia melihat anaknya di rendam di dalam kolam sudah 2 jam.
"Sasuke aku mohon,jangan terlalu keras dengan nya. Dia masih kecil."
Sosok yang di tegur hanya menoleh sebentar kemudian memencet tombol stop watch di tangannya,menyuruh putra nya untuk naik ke permukaan.
"Cukup untuk hari ini,ibu mu sudah datang."
"Ohok...ohok...agh..."
Hanae naik dan melihat orang tua nya ada di tepi kolam,ia heran kenapa ayahnya memperbolehkan ia naik padahal biasanya masih ada tahap ketiga.
"Ibu?"
"Ya ampun kau pasti kedinginan."
Sasuke hanya diam lebih memilih pergi meninggalkan mereka berdua,mata biru Hanae melihat ayahnya yang melangkah perlahan dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Ibu yang minta untuk ayah Berhenti?"
"Tentu saja. Ibu tidak mau kau mengalami hal buruk karena ulah ayah mu."
Naruto memeluk Hanae tanpa ragu walau anak itu masih basah kuyup. Ia membawa Hanae masuk dan segera mengusap kepala Hanae dengan handuk.
Mata Hanae kembali terpaku pada ayahnya yang baru saja turun sambil bertelepon,sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan kiri nya kemudian kembali menjawab orang di seberang sana.
"Ibu tidak usah khawatir. Aku minta...jangan hentikan ayah sekalipun ia memukul ku."
"Apa? Mana bisa begitu."
"Tidak apa-apa. Aku melakukan ini juga untuk ibu,aku ingin kuat seperti ayah. Agar aku bisa melindungi mu,aku tidak suka melihat ibu menangis."
Naruto tertegun ketika putra nya berucap demikian sambil mengusap pipi nya, tangannya yang mungil dan sangat dingin serta senyum khas yang ia tunjukkan. Tanpa ragu Hanae mengecup bibir Naruto kemudian memeluk nya erat. Ia sayang ibu nya.
Kejadian itu terekam jelas di mata Sasuke, diam-diam ia tersenyum. Dulu ia sangat menginginkan sulung perempuan,tapi yang datang laki-laki. Baginya tidak buruk juga,ada cadangan untuk menjaga Naruto kelak.
"Hanae. Kenapa kau jadi begini?"
"Itu karena rasa sayang ku untuk ibu,jadi aku harus persiapkan diri mulai dari sekarang. Karena aku sadar aku lahir di keluarga yang penuh bahaya."
Air mata Naruto menetes. Anaknya masih usia 10th tapi sudah berpikir begitu,andai ia menikah dengan Gilbert mungkin keluarga nya tidak akan di incar bahaya seperti ini kan?
'Apa yang ku pikirkan ini?! Tidak tidak...tidak. Aku bahagia dengan apa yang ku dapat Sekarang,aku punya anak yang tampan dan pintar serta suami yang sangat menyayangi ku. Aku bersyukur.' gumam Naruto dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Blood.
Hayran KurguHidup itu...Hanya sebentar. Dan sudah pasti,tidak ada guna nya... Dan... Nilainya. karena hidup itu,murah.