29.

694 68 16
                                    

Pagi di kediaman Sasuke, tampak pria itu baru saja memasuki rumah sambil melap keringat yang ada di dahi nya. Pagi yang cukup menjengkelkan sekaligus melelahkan baginya.

Sudah lama ia tidak lari pagi,sekalinya lari pagi yang ia dapat justru perempuan semua. Sebenarnya sudah berjalan 1 Minggu dan Sasuke menikmati jogging pagi nya tanpa ada gangguan apa pun,memasuki Minggu kedua semakin banyak wanita yang melakukan aktivitas lari pagi.

"Aku menghapus daftar lari pagi dari kegiatan olahraga ku." Gumam nya kesal.

Baru saja meneguk air putih dari gelas kaca yang ia pegang, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang berada di taman samping rumahnya. Ya Sasuke bisa lihat karena berupa dinding kaca,bibir nya tersenyum dan segera berjalan menuju sosok tersebut.

"Hey..."

"Oh.. kau sudah pulang?"

"Ya begitulah. Bagaimana perut mu? Sudah di olesi obat salep anjuran dokter."

"Oh...aku baru ingat. Ada di kamar,aku lupa menggunakan nya."

"Dasar kau ini, tunggu di situ."

Naruto hanya terkekeh mendengar Omelan suami nya,ia kembali menyibukkan diri dengan putra nya. Usia nya baru memasuki 2 Minggu dan perlahan kondisi nya ssmakin membaik.

Dokter menyarankan matahari pagi untuk si kecil,selalu tempatkan dia di tempat yang hangat. Kalau ASI nya tidak cukup boleh di bantu dengan susu formula namun harus tepat waktu. Naruto juga di beri suplemen makanan dan vitamin lainnya untuk membatu kepulihan nya,yang jelas anaknya butuh perhatian khusus sampai usia 1th,baru perkembangan by terlihat. Ada cacat atau tidak nya.

"Angkat baju mu."

"Tidak bisa,ada dia."

"Ck..."

Sasuke mengangkat sedikit baju Naruto dan melihat luka bekas jahitan di perut bagian bawah,tidak terlalu jelas memang tapi kalau di lihat-lihat ia merasa sakit juga. Nyawa Naruto bisa saja melayang saat itu.

"Hey...kalau kau ingin mengoles obat cukup di tempat yang luka,jangan Menjalar kemana-mana."

Pria itu terkekeh. Ketahuan jahilnya mulai kambuh, tangannya turun mengusap kemaluan Naruto.

Setelah selesai mengolesi obat Sasuke mengecup perut Naruto,kemudian beralih mengecup dahi anak nya. Ia lumayan terkejut melihat fisik putra nya. Angan-angan nya tercapai walau gender nya yang berbeda. Kulit nya putih bersih,rambut nya hitam,wajah mirip nya seperti nya. Cuma 1 yang Sasuke penasaran dan berharap itu kenyataan,ia ingin mata anaknya mewarisi mata ibu nya.

"Kapan mata nya bisa terbuka?"

"Sabar sedikit,nanti juga terbuka."

Naruto tidak mau memberitahu kapan normalnya bayi membuka mata setelah di lahirkan,ia ingin Sasuke menghitung sendiri agar lebih berkesan nanti.

"Padahal kau dokter."

"Iya memang,tapi aku dokter spesialis bagian dalam. Bukan dokter kandungan."

Sasuke memiringkan bibir nya sambil menatap gemas pada Naruto,justru di balas dengan tatapan mengejek.

"Apa? Mau protes?"

"Tidak. Hari ini aku tidak masuk kerja,jadi aku punya banyak waktu luang untuk kalian berdua."

Wajah Naruto berubah sumringah,ia paling senang kalau suami nya punya waktu luang di rumah. Jadi ia bisa serahkan putra nya pada Sasuke dulu,bukan nya malas hanya saja untuk saat ini Naruto tidak mau anaknya di pegang orang lain selain ia,Sasuke,dan ibu mertua nya.

Rose Blood. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang