33.

861 62 15
                                    

Tak...tak...tak...

"Huff...huff...hosh...hufff.."

Suara gesekan antara tali dengan lantai menjadi alunan musik tersendiri bagi Naruto,saat ini ia tengah menemani putranya bermain skipping atas suruhan Sasuke. Tidak tanggung-tanggung,5000 lompatan. 🗿

"4995...4996..4997...4998...4999..hah..
Hosh...huff..huff...5000... Ah ya ampun..."

Setelah menyelesaikan tugas nya Hanae langsung tergeletak di lantai setelah melempar jauh-jauh tali skipping di tangannya. Semakin lama porsi skipping semakin bertambah,waktu awal ia mulai di latih ia hanya mendapat bagian 100 - 200 saja.

"Aahh... kasihan anak ibu,kau lelah?"

"Hufff...huff...hah...ehehehe... Sangat."

Naruto meletakkan alat rajut di tangannya kemudian menghampiri Hanae,ia menyeka keringat bocah itu dengan tangannya sendiri.

"Tangan ibu yang terbaik,lembut."

"Kalau kau ingat."

"Iya benar. Aku ingat, masalahnya tidak ada perbedaan dengan tangan perempuan sama sekali,aha...beda nya cuma satu tulang lengan dan punggung tangan. Itu saja."

Mata Hanae bergulir ke perut Naruto,ia ingat bagaimana ia yang melompat girang ketika ibunya membisikkan sesuatu di telinganya,yang mampu membuat ia kegirangan bukan main dan sekarang sudah memasuki bulan ke-3 kandungan sang ibu.

"Ibu.."

"Ya?"

"Aku ingin... cepat-cepat dewasa."

"Huh?"

Dahi Naruto berkerut. Kenapa Hanae tiba-tiba berucap seperti itu? Kalau Naruto bisa memilih ia justru ingin kembali ke masa kanak-kanaknya,namun itu mustahil kawan.

"Kenapa begitu?"

"Agar ayah tidak sendirian untuk menjaga kalian berdua."

Tangan Hanae terulur dan mengusap perut Naruto,kemudian ia tersenyum lebar menanggapi wajah tolol ibunya.

"Hanae...senang rasanya mendengar kata-kata itu terucap dari mu,tapi ibu akan lebih senang lagi kalau kau bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seumuran mu,mengikuti perkembangan dengan normal,dan menjadi anak yang baik. Tidak perlu buru-buru,selagi ayah mu belum terlalu tua dan sakit-sakitan ibu yakin,tubuh kecil ibu ini tidak akan lecet sedikit pun. Kalau ayah mu sudah memasuki fase itu, barulah kau yang mengambil peran tersebut. Tumbuh lah menjadi pemuda yang sehat, baik, dan bijaksana."

"Uh...ehehehe... Pasti. Aku sangat menyayangi ibu."

"Tapi ayah tidak?"

"Oh?!"

Kedua sosok itu terkejut dengan suara bass yang tiba-tiba terdengar dari belakang mereka,di kusen pintu sana ada Sasuke yang sedang bersender sambil melipat tangan. Ia pun berjalan mendekat dengan senyum di bibir nya.

"Ayah."

"Skipping nya sudah selesai?"

"Iya sudah."

"Push up nya?"

"Cuma 200 kan?"

"Sit up?"

"Itu yang belum."

"Selesaikan sekarang kemudian sesi kali ini selesai. Mandi, kemudian kerjakan PR mu kita makan malam bersama."

"Asyiiik.."

Hanae semakin semangat ketika Sasuke bilang kalau mereka akan makan malam bersama, mengingat ayahnya 2 bukan belakangan Sibuk terus. Ia hanya makan sendirian,kadang bersama Naruto kalau sedang tidak mual.

Rose Blood. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang