...Canggung
Canggung
Canggung
Itulah yang sedang dirasakan oleh Sunghoon.
Sudah hampir tigapuluh menit dia hanya berdiam diri di sofa ruang tamu Jay.
Sial, dia benci suasana seperti ini. Malu sekaligus kesal saling beradu di dalam hatinya. Ingin rasanya dia berlari pergi meninggalkan rumah megah ini lalu menenggelamkan dirinya di kubangan lumpur tempat si Sunoo biasa berendam ria.
Hei, bagainana dia tidak merasa malu jika tadi dirinya dan Jay benar-benar hanyut dalam sebuah ciuman panas. Sungguh, dia tidak tau harus di taruh mana wajahnya setelah ini.
Mata Sunghoon melirik sedikit ke arah Jay yang tengah sibuk di pantry dengan tangan yang begerak lincah memotong daging, sayur dan sebagainya. Sial, kenapa pria itu terlihat sangat seksi dengan apron yang menempel di tubuhnya. Dan double sialnya lagi adalah.....
KENAPA SI BAJINGAN ITU SAMA SEKALI TIDAK TERLIHAT CANGGUNG PADANYA ???
pria itu beraikap seakan tidak pernah terjadi apapun di antara mereka..
Sialan memang
"Kau belum selesai dengan acara melamunmu ?" seru Jay tanpa mengalihkan pandangannya dari bahan-bahan masakannya.
Sunghoon otomatis terkesiap di buatnya.
Hell, apa sekarang dia terlihat seperti gadis dungu ?
"Kalau sudah cepatlah kemari dan gunakan tenagamu untuk membantuku. Sebentar lagi Jungwon harus bangun untuk makan dan minum obat" sambung Jay
"Eo ? ... Eo" seru Sunghoon dengan sedikit tergagap. Mulut sialan
Gadis itu mulai berjalan menghampiri Jay di dapur, matanya menelisik ke meja pantri.. Mencari-cari kira-kira apa yang bisa ia lakukan untuk membantu ayah satu anak itu.
Tak lama Sunghoon berjengkit kaget saat tiba-tiba sepasang lengan melngkari pinggangnya.
Tidak.. Bukan berarti lengan itu memeluknya, hanya...
"Bajumu akan kotor nanti" ujar Jay sembari mengikat tali apron Sunghoon.
Demi Tuhan, bisakah si manusia harimau ini tidak terus membuat jantung Sunghoon teguncang gempa ? Ini menyebalkan asal kalian tau
Alhasil, untuk menghilangkan rasa malunya Sunghoon dengan cepat mengambil sendok sayur lalu mengaduk-aduk sup yang ada di atas kompor.
"Kau malu ?" seru Jay tiba-tiba tanpa mengalihkan fokusnya dari kegiatannya memilah mangkuk dari lemari penyimpanan.
"A—aniyo"
Jay nampak terkekeh kecil "anggap saja aku percaya"
"Aku.. aku tidak malu, aku tidak punya alasan untuk merasa seperti itu" bantah Sunghoon lagi.
Jay menoleh, kakinya melangkah mendekat dengan sorot mata yang menatap lekat ke arah Sunghoon. "Benarkah ?.." seru Jay dengan seringaian tipis yang terpatri di bibirnya "...kau yakin tidak sedang merasa malu ? Atau kau yakin tidak sedang menahan diri untuk berteriak karena kita baru saja berciuman panas di ruang tengah ?"
Sial, Sunghoon terpojok.. Dia benar-benar tidak bisa menghindari Jay yang semakin lama semakin menyudutkannya di antara pantri dan tubuh pria itu.
"Kau tau, bibirmu ini..." seru Jay sembari mengusap lembut bibir Sunghoon "...sangat manis"