..."Besok akan ada reuni seluruh angkatan di SNU, mau berangkat bersama ?" tanya Niki seraya meminum soda kaleng miliknya
Saat ini dia sedang berada di ruangan Jay bersama Heeseung. Tenang saja, ini jam istirahat kok.. Jadi mau Niki nonjok Jay juga tidak akan di pecat dia.
"Kau tidak mengajak istrimu ?" tanya Heeseung.
"Dia bilang tidak mau, katanya berat bawa anakku kemana-mana"
"Dan kau tega meninggalkannya ?" sambung Jay
Niki terlihat merotasikan kedua matanya "aku tidak sebodoh itu sialan, orang tuaku akan datang untuk menemaninya. Sudahlah.. Jadi bagaimana ? Kita pergi sama-sama atau tidak ?"
"Kau yang menyetir" sahut Heeseung
"Ck, iya iya... Lalu kau ?" tanya Niki pada Jay.
Pria itu nampak terdiam sejenak "tidak bisa"
"Wayo wayo wayoo~"
Heeseung tanpa perasaan menonjok lengan Niki hingga pria itu mengaduh kesakitan. "Tidak usah menyanyi sialan, suaramu merusak gendang telingaku"
"YA !"
"Aku tidak mungkin meninggalkan Jungwon" sahut Jay memecah keributan kedua sahabatnya
"Ajak saja kalau begitu, akan sangat menyenangkan melihat wajah-wajah cengo seluruh alumni saat tau seorang Jay Park sudah punya anak"
Ouh, kalian semua harus tau kalau saat masa sekolah Jay adalah seorang pangeran yang digilai seluruh gadis. Ah, tidak hanya para siswi.. Bahkan para guru dan staf wanita juga banyak yang terang-terangan memperlihatkan ketertarikannya pada Jay.
Bagaimana tidak, Jay itu tampan, pintar, menguasai hampir seluruh bidang atletik, dan poin plusnya lagi.. Dia kaya raya.
Anak itu sudah mulai ikut mengurusi perusahaan ayahnya sejak kelas dua SMA, jadi jangan heran jika Jay menjadi most wanted dimanapun dia berada.
"Ti...."
"Tidak ada penolakan, aku sendiri yang akan menjemputmu" potong Niki dengan cepat lalu pergi meningglkan ruangan Jay.
Melihat itu Jay hanya berdecak kesal. Ck, Niki memang tetap seorang Niki.
"Aku akan menjemput Jungwon" ujar Heeseung sembari bangkit dari duduknya
"Tidak perlu..." seru Jay. Ia beranjak dari duduknya lalu menatap Heeseung dengan sorot mata yang entah kenapa membuat suasana sekitar jadi seketika dingin "..aku sendiri yang akan menjemput anakku" sambungnya kemudian beranjak pergi.
"Ya, dia memang anakmu..."
000
Kling"Selamat da..."
Sapaan Sunghoon seketila terhenti begitu tau siapa orang yang baru saja membuka pintu cafe tempatnya bekerja.
"Kau tidak menyelesaikan sapaanmu ?"
Gadis itu memutar bola matanya malas, dirinya mencoba untuk kembali terlihat sibuk, namun....
"Ayo jemput Jungwon"
Jay, pria itu berkata seperti tanpa beban sama sekali. Mengajak Sunghoon pergi tapi dengan gayanya yang angkuh persis seperti seorang raja yang tengah memerintah budaknya.
"Aku sibuk"
"Aku tidak menerima penolakan"
Sret