..."Appaa.."
Jay yang sejak tadi berdiri di depan jendela dengan ponsel di tangannya lantas menoleh, melihat ke arah putra semata wayangnya yang berdiri mendongak sembari memeluk boneka kucing-nya, juga bibir tertekuk sempurna menandakan bocah itu sedang tidak baik-baik saja.
"Kenapa eomma tidak datang-dataang" rengeknya. Sekarang bahkan kedua mata bulat itu mulai berkaca-kaca
Jay menghembuskan nafasnya pelan, ia bersimpuh guna mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Jungwon. Salah satu tangannya terangkat, mengusap lembut kepala anaknya lalu tersenyum kecil.
"Jungwon, eomma sedang sibuk. Eomma tidak bisa datang sekarang untuk bertemu Jungwon" ujar Jay selembut mungkin
"Kenapa lama sekali, kemarin tidak bisa, kemarinnya lagi tidak bisa, kemarin kemarin kemarinnya lagi juga tidak bisa. Terus kapan eomma bisanya appaa ? Uwon sudah rindu sekali"
Jungwon tidak bohong, ia sudah merengek berhari-hari untuk bisa bertemu 'eomma'nya, tapi ayahnya selalu berkata kalau 'eomma'nya sedang sibuk.
Sedangkan disisi lain, Jay semakin bingung untuk memberi alasan apalagi pada Jungwon. Berkali-kali ia menghubungi Sunghoon tapi gadis itu sama sekali tidak merespon, bahkan sudah tiga hari ini ponselnya tidak bisa dihubungi. Jay juga sering datang ke flat Sunghoon, tapi lagi-lagi ia tidak menjumpai siapapun disana, dan terakhir ia bahkan sampai datang ke tempat kerja gadis itu, namun ia justru menerima informasi bahwa Sunghoon telah mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Sunghoon ? Apa Jay membuat kesalahan ?
"Appa, Uwon rindu eommaa. Uwon tidak mau tidak punya eomma lagi" seru Jungwon dengan air mata yang akhirnya menetes membasahi pipi bulatnya.
Sakit, hati Jay sakit melihat anak semata wayangnya lagi-lagi menangis.
'Sunghoon-a, kau dimana ?'
000
"Laporanmu benar-benar kacau, perbaiki semuanya"
"Apa kau pikir kantorku adalah bar ? Perhatikan pakaianmu"
"Sialan, bisakah kau lebih teliti. Ini sangat kacau. Kau berniat menjatuhkan reputasi perusahaanku ?"
"Berhenti bergosip, atau kalian ku pecat dari Vonex"
Salah, semua terasa salah di mata Jay. Setidaknya sejak pagi ia menginjakkan kakinya di kantor.
Semua orang yang terlihat dimatanya seakan para penjahat yang berbulu domba.
Ia memarahi siapapun yang menyetorkan berkas kepadanya, berkata bahwa laporan yang mereka buat salah kaprah padahal ia baru membuka lembar pertamanya. Mengatai para karyawati seperti ingin ke bar karena rok yang mereka pakai, padahal mereka semua memakai rok sebatas lutut seperti yang telah di tetapkan oleh aturan kantor. Juga memarahi para karyawannya yang sedang bercanda gurau dan mengatainya berisik padahal itu mereka lakukan pada saat jam istirahat.
Keadaan Jay benar-benar sedang kacau, sikapnya arogan berkali-kali lipat lebih arogan dari biasanya. Dan itu terjadi karena Sunghoon, kekasihnya yang hingga detik ini tidak ia jumpai keberadaannya.
Cklek
"Shit, dimana sopan san...."
Kalimat Jay terhenti saat ia memutar kursi ke arah pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka.
"Dimana juga sopan santunmu tuan Jay Park, kau berniat mengumpati karyawanmu ?...." ujar orang itu lalu menduduki kursi di depan meja Jay "....Luar biasa, sebuah contoh yang sangat baik"