..."Appa, apa aku akan menikah ?"
Kening Jay seketika mengerut. Menikah ? Apa maksud bocah ciliknya ini ?
"Kenapa Jungwon bertanya seperti itu ?"
"Ini, kenapa aku pakai baju sepelti ini ?" tanya Jungwon lagi sembari menepuk-nepuk jas hitamnya
Pria yang lebih dewasa itupun tertawa kecil, astaga.. Bagaimana bisa anak tampannya itu berpikir sebegini jauhnya ? Menikah katanya ? Hei, bahkan mengatakan huruf R saja kadang masih susah.
Jay yang sejak tadi sibuk membenahi dasi serta jas hitamnya di depan kaca lantas berlutut di depan Jungwon seraya mengusap lembut rambut anaknya. Bibirnya menampilkan senyum tampan yang sungguh akan membuat siapapun jatuh cinta pada pria bernama Jay Park.
"Jungwon, Jungwon selalu bilang kan kalau ingin bertemu eomma kan?" tanya Jay dengan lembut.
Tentu saja itu membuat pria kecil di hadapannya mengangguk dengan semangat disertai senyum merekah yang tidak bisa ia bendung. "MAU APPAAA, Jungwon mau bertemu eommaa"
Jay memandangi wajah cerah Jungwon, wajah yang merupakan perpaduan sempurna antara dirinya dengan mendiang istrinya, Park Sunghee. Wanita yang amat sangat ia cintai hingga rela mengorbankan apapun untuk bisa mendapatkan dan hidup berdua dengannya.
"Sekarang kita akan menemuinya sayang"
"JINJA ? kita akan bertemu eomma ?" tanya Jungwon dengan cepat dan hanya di balas anggukan dan senyuman oleh Jay.
Ya, sudah saatnya Jungwon tau mengenai ibunya. Karena itulah Jay berniat membawa Jungwon ke krematorium tempat ibunya beristirahat.
...
"Appa, apa ini rumah eomma ? Kenapa sepi sekali ? Kenapa banyak lemalinya ? Kenapa banyak pot bunganya ?"
Jungwon terus bertanya begitu kaki kecilnya memasuki ruang krematorium, Jay hanya tersenyum kecil dan menggandeng tangan Jungwon untuk menuju tempat yang mereka tuju.
Namun, tiba-tiba langkah Jay terhenti, matanya menatap lurus pada sebuah lemari penyimpanan yang kini telah kosong. Tidak ada guci, tidak ada bunga, juga tidak ada foto.
"Appa, dimana eomma ?" tanya Jungwon mengintrupsi keterkejutan Jay.
Pria itu dengan cepat menunduk dan menatap Jungwon dengan serius "Jungwon, Jungwon disini dulu oke. Pegang bunga cantiknya jangan sampai jatuh. Appa mau mencari eomma sebentar" ujar Jay cepat, begitu melihat Jungwon mengangguk ia langsung berlari meninggalkan tempatnya.
Matanya menatap kesana kemari mencari seseorang yang ia yakini pasti tau tentang kosongnya lemari guci yang sedang ia tuju.
Dan ya...
"Chogiyo..."
"Ne ?"
"Guci abu Park Sunyoon, kenapa tidak ada di tempatnya ?" tanya Jay tanpa basa-basi pada seorang pria berbaju hitam yang merupakan penjaga krematorium.
"Park Sungyoon ? Guci yang ada di ujung lorong ?" tanya orang itu memastikan yang tentu saja di balas anggukan cepat oleh Jay.
"Guci abu Park Sungyoon sudah di ambil sejak 2 minggu yang lalu"
Deg
Apa ?
"Siapa ? Siapa yang mengambilnya ?" tanya Jay lagi. Entah mengapa di otaknya terngiang satu nama yang...
"Pria berpostur ramping dengan rambut hitam, dia juga berkulit putih"
Shit !
Kedua tangan Jay terkepal dengan erat. Dia sudah bisa bisa menduga siapa orangnya.