..."Aku akan tetap menikahi kekasihku"
"Jangan menentangku Jeongsong"
Kedua pria beda generasi itu saling bersitatap dengan atmosfer ketegangan yang tak bisa di elakkan.
Ruang kerja tuan Park Taehyung menjadi saksi bisu dimana seorang ayah memaki bahkan menghajar anak semata wayangnya.
"Kau dibutakan oleh cinta sampai kau tidak tau kebusukan kekasihmu dan keluarganya"
"Kau mengatai orang lain busuk, lalu bagaimana denganmu Park ? Kau bahkan mengusir istrimu sendiri" sahut Jay dengan kekehan kecilnya
"Jangan mengalihkan pembica..."
"KAU ADALAH BAJAINGAN YANG SESUNGGUH..."
BUGH
"TUTUP MULUTMU JEONGSONG !"
Jay terkekeh sembari mengusap darah yang mengalir dari sudut bibinya "Jeongsong ? Dengarkan aku baik-baik Park Taehyung.. mulai detik ini aku bukan lagi Park Jeongsong. Aku bukan lagi anakmu"
"Kau lebih memilih gadis jalang itu daripada..."
BUGH
spontan Jay melayangkan pukulan pada ayahnya. Ia tidak terima orang yang ia cintai di katai oleh orang lain
Sikap yang sama, Taehyung juga terkekeh seraya mengusap sudut bibirnya yang berdarah "selamat Jeongsong, kau akhirnya benar-benar jatuh kedalam perangkap kekasihmu" ujarnya
Pria tua itu berbalik hendak pergi meninggalkan ruang kerja yang ada di rumahnya, namun saat ia akan membuka knop pintu ia menoleh tanpa berbaik untuk menatap pria yang kini bukan lagi anaknya "suatu hari kau akan tau kenapa aku menentangmu bersama gadis yang setengah mati kau cintai itu"
000
"Sunghoon-a, maaf aku harus mengatakan ini tapi kau sudah...""Kau ingin mengatakan kalau aku sudah dipengaruhi oleh ayahmu ?" Potong Sunghoon
Saat ini mereka sudah sama-sama duduk di sofa ruang tamu di flat Sunghoon, dengan Jay yang masih dengan setia menggenggam tangan kekasihnya.
"Hampir seminggu aku tinggal di rumah besar itu, dia sama sekali tidak menyakitiku. Dia menyuruh semua maid dan pekerja untuk memperlakukanku dengan baik. Dia juga memberiku sebuah bantuan besar tanpa sepengetahuanku, bahkan jika saja aku tidak sengaja mendengar percakapannya dengan seseorang melalui sambungan telfon aku mungkin akan terus berprasangaka buruk padanya. Tapi nyatanya...."
"Dia hanya bersandiwara, aku mengenalnya lebih dari itu sayang. Percaya padaku... dia bukan orang baik..."
"Meski dia telah mengorbankan nyawanya untuk melindungimu dari kematian ?" Potong Sunghoon lagi hingga membuat kening Jay mengerut bingung.
"Kaki ayahmu yang sempat pincang di masa lalu, hingga luka permanen di punggungnya. Apa kau tau apa penyebabnya ?"
Genggaman Jay pada tangan Sunghoona mulai melemah, ia mencoba mengingat kejadian dimasa lalu, dimana ayahnya sempat berjalan pincang hingga berbulan-bulan karena tragedi kecelakaan yang menimpanya
"Dia pernah terlibat kecelakaan di masa lalu"
"Dan apa kau bertanya kenapa dia bisa terlibat kecelakaan ?" Tanya Sunghoon nemun di balas gelengan oleh Jay
Flashback
"Astagaa, perut sialan. Kenapa harus lapar malam-malam begini"
Sunghoon terus menggerutu di perjalanan menuju dapur. Ini sudah jam 2 pagi dan pasti seluruh penghuni rumah sudah tertidur. Makanya dia berjalan setenang mungkin agar tidak mengganggu orang lain.