❝Jadi Yocelyn, kamu pilih Isaac atau Newton?❞
❝I like both.❞
Terperangkap dilema antara Isaac dan Newton, merayu Yocelyn ke ambang kelimpungan.
Kalau kamu, pilih Isaac atau Newton?
#1 nctjungwoo [130322]
#1 jungwookim [130322]
#1 newton...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Olivia Parasady Karim tidak terbiasa menunggu. Terlebih kalau ingat apa yang terakhir kali Rosalie coba lakukan ke Newton saat di rumah sakit.
Rosalie—apa perempuan itu gak capek berlomba di ranah yang salah?
"Semuanya akan baik-baik saja, Olivia. Apa kamu enggak tau kalau Wangsa sudah turun tangan?" tanya Karim seraya berjalan cepat menyusuri koridor menuju kamar rawat Newton.
"Lebih dari semua itu, yang aku khawatirkan sekarang adalah keadaan Newton, Pa," jawab Olivia, ia membenarkan blazer Brunello Cucinelli-nya.
Sampai di salah satu koridor yang terdiri dari banyak lelaki berpakaian kemeja hitam dan celana kevlar hitam, Olivia dan Karim tau itu kamar rawat Newton.
Dengan segala kekurangan toleransinya, Olivia membuka pintu begitu tangkas.
"Isaac?" sapa Olivia melihat Isaac yang memantau pemandangan kota dari jendela kaca raksasa. Sedangkan 3 dokter senior dan 4 perawat mengelilingi bed Newton—melakukan visite.
"Bagaimana keadaan Newton, Dok?" tanya Karim.
"Luka tusuk Newton terkena lapisan perut. Ada satu tusukan di lapisan peritoneumnya. Tapi sudah kita tangani, Newton dalam kondisi baik. Tidak ada luka tembus ke organ dalam, sudah kita rontgen," jelas salah satu dokter senior.
"Terima kasih, dokter," ujar Olivia dan Karim sebelum para dokter dan perawat keluar dari ruang rawat Newton.
"Isaac ... kita bisa bicara?" tanya Olivia hati-hati, rupanya Isaac menyanggupi permintaan Olivia.
"Apa benar kalau selama ini kamu coba mencelakai Newton?" Olivia mendekati Isaac.
Isaac mengangguk, gak lagi mencoba mengelak. Karim memilih diam, memperhatikan keduanya.
"Tapi kenapa? Dia adik kamu."
"If only you could give me half the love you have for him ... I won't end up like this, Mami," lirih Isaac, matanya memerah.
Perkataan itu menghentak dada Olivia, dibagian mana Isaac berpikir kalau Olivia tidak menyayanginya? Tapi dia tau, Isaac gak akan jadi sebengis ini tanpa campur tangan Rosalie.
Berbeda dengan Newton yang tumbuh di tengah-tengah Tinah dan Karim dengan penuh kehangatan dan kasih sayang, maka Isaac tumbuh dengan bayang-bayang dendam Rosalie.
"Mami ninggalin aku di rumah itu sendirian, mami cuma bawa Newton pergi dari sana. Papa, Ah Ma, dan Ah Gong selalu bilang kalau Newton yang jadi penerus papa. Dan disegala ketimpangan itu, Mama Rosalie yang selalu ada buat aku, Mi!" lanjut Isaac, kakinya bergetar hebat.
Olivia mematung, air mata yang dia tahan dari tadi jatuh berluruhan tanpa aba-aba.
"Your mom cherishes you greatly, Isaac. There's something your mom didn't let me tell you, but you're not a kid anymore. I don't want you to feel like the whole world is sorry for you. Mama kamu tidak bawa kamu pergi dari sana, bukankah karena kamu begitu dekat dengan papa kamu? Kamu begitu menghormati dan mengidolakannya, jadi mana mungkin mama kamu tega melepas kamu dari Edgarsyah? Lagi pula di sana, kamu tumbuh dengan segala aspek yang lebih memadai. Kalau saat itu kamu ikut dengan mama kamu, kamu harus melewati masa kecil yang cukup sulit karena setelah perceraian Edgarsyah dan Olivia, saya sempat tidak menerima Olivia kembali. Dia merintis dari bawah bersama Newton. Jadi tahu 'kan kenapa mama kamu meninggalkan kamu waktu itu?" jelas Karim, Isaac bungkam dibuatnya.