General Wife

2.8K 155 26
                                    

Di sebuah tebing, terlihat tiga orang sedang berkumpul -- lebih tepatnya dua laki-laki berdiri menghadap seorang perempuan berdiri membelakangi tebing.

"Menyerahlah Ramia. Kau tidak akan bisa selamat," ujar salah satu dari dua pria tersebut.

Ramia, perempuan yang disebutkan itu hanya mendengus sinis.Tatapan matanya tajam memandang benci pada dua orang dihadapannya. Tidak disangka, mereka yang Ia anggap saudara mengkhianatinya.

"Sampai matipun Aku tidak akan menyerahkannya," ujar tegas Ramia.

Dua pria dihadapan Ramia mendengus keras merasa kesal dengan sikap sombong Ramia. Padahal kondisi perempuan itu sudah babak belur tapi masih saja keras kepala. Jika perempuan itu menyerah maka mereka bisa dengan muda menghabisi tanpa rasa sakit.

"Serahkan saja chip itu, Ramia. Kau tahu...Kau sudah terjebak." ujar Pria lain.

"Apa hanya karena chip itu kalian sampai menghianatiku? Aku sudah menganggap kalian saudara! Tapi!!--"

"Berisik! Kau wanita bodoh yang mudah ditipu. Lebih baik menyerah dan serahkan chip itu!" Salah satu pria maju menyerang Ramia. Perempuan itu tentu melawan balik namun karena kondisinya terluka berat akibat kejar-kejaran mobil hingga kecelakaan membuat tubuhnya melemah.

DUK! Ramia terpental akibat tendangan di dada dari salah satu pria.

"Dasar sombong!" Seorang pria berniat menancapkan pisau ke tubuh Ramia tepat sesaat sebuah tembakan terdengar dan membuat tubuh salah satu Pria roboh.

"RAMIA!" Seorang pria muncul dari kegelapan hutan dan melawan pria yang tersisa. Terjadi perkelahian sengit namun Pria Pendatang berhasil mengalahkan Pria yang tersisa.

"Zec..." Ramia berdiri dibantu oleh Pria yang dipanggil Zec.

"Maaf terlambat." Zec berujar lirih sambil memeluk Ramia - kekasihnya.

Ramia sendiri memeluk erat Pria yang menjadi kekasihnya tersebut meluapkan perasaan saat ini. Beruntung...Kekasihnya datang dan menyelamatkannya.

"Apakah chipnya aman," Tanya Sang Pria. Ramia mengangguk, kemudian menunjukkan chip di tangannya. Zec mengambil chip itu dan mengelus pelan kepala Ramia.

"Aku tidak percaya. Ramon dan Verd menghianatiku hanya demi chip ini. " Perempuan itu menatap sendu dua tubuh yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Zec memeluk tubuh Ramia "Beruntung Kau datang tepat waktu. Jika tidak Aku tidak tahu apa yang akan terjadi."

"Aa. Kau benar. Beruntung Aku datang jadi Aku bisa mengambil chip ini," ujar Zec. Ramia terdiam mendengar perkataan Sang Kekasih, saat Ramia mengendurkan pelukan, sebuah pisau menancap dipunggungnya.

"Uhuk!" Darah segar keluar dari mulut Ramia. "Zec-- Ke..na..pa?" Ramia menatap tidak percaya ke arah kekasihnya.

Raut Wajah Zec berubah. Pria itu tertawa keras menatap ke arah Ramia. "Kenapa! Kenapa kau tanya! Tentu saja karena Aku juga menginginkan chip ini bodoh!"

Ramia menatap nanar sang kekasih, tidak mempercayai jikalau Zec, pria yang ia cintai, mengkhianatinya juga?

"Thanks to you Honey. Aku bisa mendapatkan chip ini dengan mudah. HAHAHA! Bodoh sekali kau yang dengan mudahnya dapat ditipu oleh skenario murahan ini," ujar Zec tersenyum geli.

Itu bukan Zec-nya. Zec-nya tidak akan begini. Batin Ramia miris.

"Sekarang... waktunya mengucapkan selamat tinggal!"

DOR! Mata Ramia menatap sang pelaku. Pria itu - Ramon- yang tadinya tergeletak tidak berdaya kini berdiri dan berhasil menembakkan peluru ke arah dadanya.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang