Mine (2)

13.1K 954 240
                                    

Hallo.. Happy Reading ya...
Awas typo bertebaran...
-------------------

---------❣️------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---------❣️------------

-Cessa POV-

Otakku merespon semuanya dalam waktu singkat. Mataku bergulir meneliti pria yang ada di hadapanku.

Rambut berwarna hitam sekelam malam dengan mata bewarna emas yang terlihat dari celah topeng yang menutupi wajahnya. Dari segi penampilan dapat dikatakan Mateku seorang laki-laki yang tampan. Sangat kontras dengan diriku yang berambut perak dengan mata bewarna biru.

"Maaf, mengagetkan anda," Ucapku merasa bersalah. Laki-laki dihadapanku hanya diam tak mengeluarkan suara. Sempat kulihat matanya membesar sekian detik sebelum berangsur normal kembali.

Dia pasti shock karena kucium, batinku berkata.

Lalu, seolah ada alarm yang menyala dikepalaku. Aku berusaha menjauh dan menjaga jarak. Pikiranku kalut.

Tentu saja bagaimana tidak kalut, Mateku seorang bangsawan dari Kerajaan ditambah lagi dengan gambar Mark yang muncul dapat dibuktikan kalau Mateku seorang Raja. Ini buruk, benar-benar buruk batinku semakin takut. Aku harus kabur dari sini.

Seolah suasana mendukung, para prajurit Kerajaan Fiore datang untuk memberantas Makhluk Qemos, mereka bersama-sama dengan Ras Wizard membuat pelindung bewarna emas untuk mengusir makhluk tersebut. Seorang pria dengan pakaian tempurnya datang menghampiriku lebih tepatnya laki-laki yang berdiri disebelahku.

Pria itu berlutut dihadapan pria disebelahku, "Yang Mulia, mohon ikuti saya mencari tempat yang aman, situasi disini sangat berbahaya."

Yang mulia? Siapa? Maksudnya Mateku. Tunggu ini kan pengawal kerajaan Fiore city, jangan bilang mateku Raja Fiore. Batinku shock dan menduga.

Disaat, semua warga lari menyelamatkan diri mereka. Aku merasa ini merupakan kesempatanku untuk kabur.

Dengan diam-diam aku berusaha menyingkir dari laki-laki ini tanpa disadarinya, lalu saat ada peluang aku segera memacu kakiku berlari mengikuti kerumunan warga yang sedang menyelamatkan  diri. 

Aku terus berlari tanpa sedikitpun menoleh kebelakang. Biarlah urusan dengan Mateku aku lupakan sejenak saat ini aku harus kabur darinya. Aku bahkan tidak memikirkan lagi untuk mencari sahabatku Viena, aku berharap dia baik-baik saja.

Setelah lama berlari, napasku pun sudah tidak beraturan, aku memelankan laju lariku. Lagipula aku sudah dekat dengan Desa tempat tinggalku.

Bukan maksudku tidak menerima takdir akan Mate ataupun pasangan hidup. Namun, selama ini, setiap Mate atau pasangan hidup selalu berasal dari derajat yang sama dan kalau dipikirkan kembali aku hanyalah seorang pelayan dari Ras Wizard.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang