HIM -END-

3.3K 263 70
                                    

Sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya...

"SANSHAA! KAU TIDAK APA-APA!! ASTAGA KAU TERLUKA!!" Teriakan Athena, sahabat Sansha, menyadarkan Sansha akan rasa sakit dibahunya.  Barulah ia meringis mengingat rasa sakitnya.

"Urus Dia." Ucap Xander tenang sambil tetap memeluk Sansha. Ucapan Xander membuat beberapa siswa yang berada disana gemeteran. Setelahnya, Xander menggendong Sansha menuju UKS diikuti Athena dibelakang.

🌸🌸🌸🌸🌸

"LEPASKAN AKU!  AKU BILANG LEPASKAN AKU SIALAN!!" Ucap seorang perempuan memberontak saat tangan dan kakinya diikat dengan posisi duduk di kursi.

Nampak dua orang pemuda hanya memandang malas kearah perempuan yang terus berontak meminta  dilepaskan itu.

"Ck, ck, ck. Sayang sekali padahal cantik tapi psycho. Kasihan sekali dia berurusan dengan orang berbahaya seperti Tuan Muda." Ucap salah satu lelaki itu.

"Siapa suruh dia menyentuh milik Tuan.  Sama saja cari mati orang ini." Balas pemuda satunya.

"SIALAN LEPASKAN AKU!!!" Teriak perempuan yang terikat itu frustasi.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki ruangan kumuh tersebut.

"Tuan!" Hormat kedua pemuda di situ setelah melihat siapa yang datang.

"XANDER!  XANDER TOLONG AKU!  KAU KEMARI UNTUK MENOLONG KU KAN!?" Teriak perempuan itu.

Xander yang dipanggil hanya diam memandang dingin Nina. Ya, Nina. Perempuan itu adalah Nina.

"Menurutmu kenapa kau bisa ada disini Nina?" Tanya Xander dingin.

Nina yang menyadari pertanyaan Xander terdiam. Dirinya mulai ketakutan.

"Xa-xander… Kau tau bukan... dari dulu Aku selalu mencintaimu... tapi... tapi gara-gara perempuan sialan itu... KAU--AAKH!" Ucapan Nina terpotong karena jambakan Xander.

"Perempuan yang kau bilang sialan itu adalah pacarku. Dan kau... tangan kotormu sudah berani menyakitinya." Ucap  Xander kejam.

Lalu Xander pun melepaskan jambakan tangannya pada kepala Nina, membuat Kepala Nina terkulai lemas.

"Bagaimana rasanya saat rahasiamu terbongkar, Nina?" Ucap Xander.

Ucapan Xander membuat Nina mendongak terkejut. “Jangan bilang?”

"Benar. Akulah pelakunya."

"BANGSAT!! SIALAN KAU, XANDER!!!" Teriak Nina emosi.

"Teriaklah sepuasnya. Karena tidak akan ada yang menyelamatkanmu. Itu hukuman untukmu karena telah menyakiti kekasihku." Balas Xander dingin lalu berbalik memunggungi Nina.

"Lakukan apapun yang mau kau lakukan... Zico." Ucap Xander pada pemuda yang tadi datang bersamanya.

"Tentu saja." Ucap Zico sambil menyeringai kejam lalu mendekati Nina sambil membawa pisau kecil dari sakunya. Dan di ruangan itu hanya terdengar teriakan perempuan yang meminta tolong.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang