Hai.... Jangan lupa klik bintang dan komennya.
♛┈⛧┈┈•༶**✿❀ ❀✿**༶•┈┈⛧┈♛
Setelah kejadian penembakan yang Aileen alami, perempuan itu mendapat pengawal pribadi yang ditugaskan oleh suaminya. Aileen jelas protes, perempuan itu menolak keras memiliki pengawal pribadi. Ia merasa jika memiliki pengawal aktivitasnya akan
terkekang dan tidak leluasa, namun protesan Aileen juga ditolak keras oleh Leon.Pria itu jelas tahu Aileen sedang diincar dan membiarkan perempuan itu kemana-mana sendirian jelas tidak mungkin. Ia tidak akan membiarkan kejadian waktu itu kembali terulang, kecelakaan yang membuat Aileen koma dua minggu.
Kini mau tidak mau, suka tidak suka Aileen harus menerima jika sekarang Ia memiliki pengawal pribadi. Setiap kali Ia pergi maka Rapha, pria yang menjadi pengawalnya akan mengikutinya.
-----
Di suatu tempat, seorang pria meremas kuat ponsel ditangannya setelah mendengar kabar dari anak buahnya. Pria itu adalah pria yang menyapa hangat Aileen saat di mall sebelumnya. Dail.
"Apa yang kalian kerjakan sebenarnya! Membunuh seorang perempuan saja kalian tidak bisa!" Dail memaki keras anak buahnya dari seberang telepon. Pria itu kemudian diam mendengar penjelasan yang tidak masuk akal dari anak buahnya.
"Aku tidak terima kegagalan. Cepat habisi Aileen apa kalian dengar! Dasar tidak becus!" Segera saja pria tadi mematikan teleponnya dan melemparkan ponsel itu ke dinding hingga hancur.
Di dalam ruangan, pria lain menunduk saat tuannya, Dail, melempar ponsel lantaran kesal mendengar kegagalan rekan-rekannya.
"Berengsek. Sangat tidak masuk akal. Mereka bilang jika Aileen menyerang mereka! Apa tidak ada alasan yang lebih masuk akal ha! Dasar bodoh mereka." Dail menendang vas yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Padahal waktu itu dia berhasil membunuh Aileen, membuat seolah-olah perempuan itu mengalami kecelakaan. Tapi siapa yang menyangka bukannya mati perempuan itu masih hidup. Rencananya pun gagal. "Lagipula sejak kapan Leon memerintahkan salah satu wakilnya untuk mengawal Aileen. Ini aneh."
"Apa anda ingin saya mencari tahu hal tersebut Tuan?" Pria yang bersama Dail sedari tadi akhirnya membuka mulutnya.
"Hem.. Ramon cari tahu kenapa Aileen masih bisa hidup. Bukankah dengan kecelakaan yang Ia alami mustahil rasanya perempuan itu masih hidup?" Ia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ramon mengangguk, segera pria itu berlalu dari ruangan Tuannya.
------------
Bibi Sophia datang mengetuk pintu kamar Aileen mengabarkan jika terdapat kiriman paket berupa barang elektronik ke mansion, Aileen pun segera beranjak dari acara tidurannya lalu mempersiapkan diri untuk menerima kiriman barang elektronik yang Ia beli di mall sebelumnya.
Aileen lantas menyusun barang-barang yang Ia beli diruangan kamar kosong. Ruangan yang akan Ia gunakan sebagai tempat kerjanya nanti.
"Nyonya makan malam sudah siap. Tuan Besar dan Nyonya besar serta Tuan Leon sudah menunggu Anda."
Aileen menghembuskan nafas lesu, rasanya malas sekali bertemu dengan mereka. Walaupun Ibu mertuanya sejak hari itu sudah bersikap lebih baik tetap saja Aileen merasa asing dengan mereka.
"Baik. Ayo kita pergi."
Acara makan malam berjalan lancar, dalam artian tidak ada adegan adu mulut seperti waktu itu, sebelumnya Aileen selalu menghindari makan malam bersama mertuanya, Ia selalu beralasan jika Ia sudah makan lebih dulu. Untunglah makan malam kali ini berjalan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
Cerita Pendek🌟 1 oneshoot 3/6/2021 🌟 5 pacar 2/7/2021 🌟 9 married 17/7/2021 🌟 2 relationship 2/8/2021 🌟 2 Shortstory 3/4/2022 🌟 2 Mine 7/4/2022 Kumpulan oneshoot/Twoshoot Yang bikin Baper dan Romantis Penasaran? langsung Baca aja ya. 18+