Secondlife - 4

1.7K 125 13
                                    

Maaf kalau ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf kalau ada typo.. Tolong tandai ya.. 🙏🏻🙏🏻

- Ruang Latihan, Markas Militer-

Semua orang yang ada di lapangan hanya bisa terdiam melihat kehadiran Komandan yang sangat mereka hormati. Semuanya saling melirik mengkode agar salah satu dari mereka maju untuk menghampiri Sang Komandan, namun tidak ada satupun yang mau. Bahkan Regis pun hanya bisa terdiam tidak berani melangkah menghampiri Komandan yang entah kenapa terlihat mengerikan dari tempatnya berdiri.

Tanpa disangka Aeve sendiri yang melangkah mendekati Arxio. "Urusanmu sudah selesai?"

"Hn. Apa yang terjadi disini?" Pria itu jelas menyadari sesuatu telah terjadi di tempat latihan yang biasa dipakai oleh para anggota timnya, apalagi Ia melihat salah satu anggota timnya, Seloa, terlihat meringis kesakitan, terbaring di tengah lapang.

"Ar...xio." Seloa mencoba bangun, dengan tertatih-tatih perempuan itu berusaha menghampiri Arxio. Akan Ia adukan kelakuan istri Arxio pada pria itu.

"Dia... Dia yang sudah membuatku seperti ini. Istrimu sudah melakukan kejahatan."

"Pfft... Ahahaha." Suara tawa begitu kencang terdengar dari mulut Aeve. Perempuan itu tidak bisa menahan tawanya saat mendengar bualan omong kosong yang disampaikan Seloa.

Arxio hanya menampilkan raut datar, Ia tidak langsung menelan bulat-bulat perkataan Seloa. Matanya melirik ke belakang, pandangan matanya langsung bertemu dengan mata Regis.

Regis yang ditatap oleh Sang Komandan jelas saja tahu jika Komandan menunggu konfirmasi darinya dan mau  tidak mau Ia pun maju menghampiri Komandan mereka.

"Apa yang disampaikan oleh Seloa tidak benar Komandan."

"Regis!" Seloa menatap tidak percaya pada Regis, Ia merasa dikhianati.

"Lanjutkan." Satu kata dari Arxio membuat Regis pun melanjutkan penjelasannya. Ia menceritakan kejadian sebenarnya yang terjadi termasuk perdebatan Aeve-Seloa hingga berakhir menjadi pertarungan fisik.

Arxio kini menatap tajam Seloa. Perempuan yang ditatap tajam oleh Arxio hanya menunduk takut.

"Kau akan di istirahatkan dalam misi untuk jangka waktu sampai Aku memberikan ijin untuk bergabung kembali," ucapan Arxio membuat Seloa mendongak kaget. Ia merasa hukuman yang disampaikan Arxio sungguh kejam.

"Tunggu Arxio. Ini hanya masalah sepele. Kami hanya salah paham. Kau tidak perlu sampai harus melarang ku ikut misi bukan?"

"Sepele? Menurutmu ini sepele? Renungkan kesalahanmu. Hukumanmu dimulai per hari ini. Ayo. Kita pulang." Arxio menarik pelan tangan Aeve. Keduanya pergi meninggalkan anggota tim Arxio. Regis dengan sigap mengikuti kepergian Komandannya.

"Apa itu benar? Jadi yang kau katakan tadi hanya bualan? Kau bilang Nyonya duluan yang menghinamu. Apa maksudnya ini Seloa?" Seorang Pria dengan rambut bewarna dark-brown menatap tajam rekan perempuannya. Ia merasa dibodohi. Ia begitu percaya jika istri Komandan mereka yang lebih dulu menghina rekannya hingga mengancam dan mengajak duel. Ia sempat membenci istri Komandannya tapi ternyata semua hanya bualan.

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang