02. Pelangi Nabastala Althea

28 7 0
                                    

Namanya Pelangi Nabastala Althea, seantero SMA Langit Biru tentu saja tidak asing lagi dengan seorang Pelangi atau yang biasa dipanggil Lala. Anggota Osis, anak XI MIPA 1, murid yang selalu masuk dalam peringkat 3 besar paralel sekolah, pastinya semua murid SMA Langit Biru mengenalnya. Tak jarang juga Lala menjuarai perlombaan sebagai perwakilan sekolahnya.

Matanya yang setajam elang, rambut panjang segelap langit malam, dan wajah seputih salju mampu membuat siapapun yang melihatnya terpesona. Namun sayang, alih-alih dicintai, Lala lebih banyak mendapat kebencian, dari manusia-manusia yang iri pada kecantikannya, kepintarannya, ataupun manusia yang tidak suka akan sifat buruknya. Benar, Lala ini dikenal akan sifat buruknya, ia galak, egois dan keras kepala. Tak ada yang berani mendekatinya, bahkan sekedar berkenalan dengannya, kecuali anggota-anggota Osis.

"Lihat tuh mukanya, kaku banget kayak kanebo kering."

"Kak Lala itu robot ya? Ga pernah senyum ih."

"Sombong banget mukanya, pantes gak punya temen, siapa juga yang mau temenan sama orang jutek kayak dia."

"Sok iya banget si Lala haha."

Perkataan-perkataan buruk tentang dirinya sudah sering Lala dengar, bahkan sampai ia muak akan itu semua. Lagi-lagi Lala harus menyumbat kedua telinganya dengan earphone agar suara-suara jahat yang dikatakan oleh murid-murid terkalahkan oleh suara musik. Setidaknya untuk sementara.

"Eits, siapa yang biarin lo masuk?" Tanya seorang gadis, ia tersenyum menyeringai.

Lala menepis tangan gadis itu dengan cepat, membuat sang empu mengaduh kesakitan karenanya. Tak perlu repot-repot bicara, Lala sudah membuat gadis di hadapannya itu kalah telak, akhirnya ia menyingkirkan tangannya yang semula menghalangi pintu dan jalan masuk Lala.

"Sial!" Umpatnya kesal saat Lala melewati tubuhnya begitu saja.

Lala tidak memedulikannya, ia mendudukkan dirinya pada bangku barisan paling depan. Bangku di depan meja guru adalah meja yang selalu Lala tempati sejak masuk ke kelas XI
MIPA 1 ini. Karena bangku di SMA Langit Biru ini sistemnya duduk satu-satu, itu membuat Lala tidak banyak berinteraksi dengan murid di kelasnya, malah ia lebih memilih untuk sendiri ketimbang bersosialisasi dengan murid yang lainnya.

Ting

Sebuah notifikasi muncul pada layar handphone miliknya. Menunjukkan tiga buah pesan dari seorang Nathan Auriga.

Nathan Auriga

Hai Lala, dimakan ya bekal dari gue, jangan lupa loh!
Have a nice day
Jangan lupa senyum!

Membacanya membuat Lala tersenyum kecil sebelum kembali berekspresi datar, dengan segera ia pun mengetikkan balasan.


Pelangi Nabastala
Ya, makasih, lo juga.


Selesai mengetikkan balasan, Lala membuka kotak bekal pemberian Nathan. Bekal itu berisi 3 roti tawar dengan selai coklat, terdapat pula beberapa potong buah melon yang dibungkus plastik. Lala pun melahapnya dengan cepat karena sepertinya guru Bahasa Indonesia yang mengajar hari ini akan segera tiba.

Firasat Lala benar, setelah Lala menyelesaikan makannya, seorang guru perempuan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya datang.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang