19. I'm the problem

8 4 0
                                    

⚠️Chapter kali ini terdapat adegan luka yang berdarah. Bagi yang memiliki phobia/trauma dengan darah, dimohon kebijakannya. Terima kasih🖤

***

"Gara-gara lo, persahabatan kita hancur!"

"Karena kamu, Zean jadi meninggal."

"Kamu penyebab semuanya!"

Riuhnya suara di kepala Lala menambah kecemasan gadis itu. Lala terdiam dan lemas melihat Nathan tergeletak dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya. Sejenak Lala merasa tidak bisa berfikir apa-apa, semua ini terjadi dengan tiba-tiba.

"Nathan, bangun." Hanya dua kata itu yang bisa keluar dari mulut Lala.

Mulutnya terasa kelu bahkan suaranya seperti menghilang begitu saja. Lala terduduk di samping Nathan dan tangannya mengusap darah yang mengalir di dahi laki-laki itu.

Tangannya bergetar hebat dan mengundang air mata yang perlahan jatuh ke pipinya.

"Kak Lala...." Panggil Zio.

Zio datang dengan Raka dan Vino. Raka tadinya masih kesal karena ditinggal sendirian di ruang BK, namun melihat Lala yang tiba-tiba menangis mendadak kesal yang ingin ia luapkan terurungkan.

Zio mendadak ikut terduduk, "Astaga, Kak Nathan!"

Melihat kakak kelas mereka tergeletak dengan darah yang mengaliri wajahnya yang putih pucat membuat Zio terkejut.

"Kak Lala, ini Kak Nathan kenapa?" Tanya Zio.

Lala tak mengeluarkan suaranya, seolah pertanyaan Zio tidak pernah ada.

Zio melirik kedua temannya, "Raka, lo bantuin gue angkat Kak Nathan. Dan Vino, lo tenangin Kak Lala dulu."

Vino mengangguk, bergegas ia membantu Lala berdiri. Wajah datar Lala sempat membuatnya merinding, tetapi ia harus membantu mereka berdua. Tidak mungkin Vino membiarkannya begitu saja.

Sementara Raka, laki-laki itu tetap diam di tempatnya, tak berniat sedikit pun untuk membantu Lala maupun Nathan.

"Hey, Raka! Lo denger gue gak sih. Bantu gue angkat Kak Nathan! Lo kan badannya gede!" Zio berkacak pinggang karena Raka tidak mendengarkan ucapannya.

"Bawa sendiri, gue mau panggil ambulans. Gue tunggu di gerbang depan."

Raka melengos pergi. Kepergiannya mendapat lirikan tajam dari Lala.

"Lo bantu Zio aja, gue gapapa." Ucap Lala.

Vino menurut, ia membantu Zio mengangkat tubuh Nathan. Perbedaan tinggi keduanya dengan Nathan sempat membuat mereka kewalahan. Kalau saja Raka membantu Zio, pasti akan sangat mudah untuk membawa Nathan karena tinggi badan Nathan dan Raka hampir sama.

"Jangan dipapah, kalau bisa angkat aja badannya. Zio bagian atas dan Vino bagian bawah." Usul Lala.

Zio dan Vino saling bertatapan, kemudian mereka mengangguk bersamaan. Dengan aba-aba, Vino dan Zio berhasil mengangkat tubuh Nathan.

"Ayo Kak, ikut kita ke gerbang depan." Ajak Zio, Lala pun mengangguk pelan.

Zio dan Vino mengangkat tubuh Nathan sampai ke pintu gerbang depan. Beberapa murid sempat ada yang melihat kejadian itu, lalu beramai-ramai memotretnya dan menyimpulkan sendiri beritanya dari apa yang mereka lihat.

Beruntung ambulans segera datang sehingga mereka tidak lagi menjadi bahan tontonan murid-murid. Setelah itu Lala, Vino dan Zio masuk ke dalam ambulans dengan Nathan yang sudah terbaring di ranjang ambulans yang terletak tengah-tengah mereka.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang