She's imperfect, but she tries
She is good, but she lies
She is hard on herself
She is broken and won't ask for help-She Used To Be Mine, Chloe Adams
***
Happy Reading-!
Saat ini Lala sedang mencoba untuk tidak mengantuk. Walaupun ia baru tidur ketika jam telah menunjukkan pukul 12 malam, tetapi matanya harus tetap terjaga, ia tidak boleh tertidur. Gadis itu harus memanfaatkan waktunya dengan baik, dan tidur adalah kegiatan yang membuang-buang waktu berharganya.
Ruangan perpustakaan yang dipenuhi penyejuk ruangan itu membuat Lala yang waktu tidurnya kurang merasa mengantuk. Kedua matanya juga dihiasi dengan lingkar hitam yang muncul akibat Lala kekurangan waktu tidur.
Lala berusaha sekeras mungkin agar posisi peringkat 3 besar paralel yang selalu ia dapatkan itu tidak jatuh ke tangan orang lain. Walau Lala harus mengorbankan waktu tidur dan pagi-pagi ia harus sudah berada di perpustakaan untuk belajar, demi peringkat yang bagus ia rela mengorbankan semuanya.
Tetapi, mau usaha sekeras apapun yang Lala lakukan, ia selalu saja dibanding-bandingkan dengan orang lain, seolah-olah perjuangan Lala selama ini hanyalah butiran debu yang tak terlihat.
Seperti kemarin malam, saat Lala membuka pintu kamarnya dan hendak menyerahkan jawaban dari soal-soal yang diberikan oleh Ayahnya, ia tak sengaja mendengar percakapan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Entah itu karena suara mereka yang keras sehingga Lala bisa mendengarnya, atau mereka sengaja berbicara dengan keras agar Lala mendengar semua yang mereka bicarakan?
Kegiatan membuka pintu kamarnya terhenti, ia mencoba mendengarkan apa yang sedang orang tuanya bicarakan dengan pintu yang sedikit terbuka.
"Anak kamu itu kenapa sih gak pernah bisa kayak si Raina? Dia itu kemarin bisa menang olimpiade nasional, masa anak itu nggak bisa?" Ayah Lala bicara dengan menggebu-gebu, lelaki itu bahkan tidak menyebut nama Lala, namun menyebutnya dengan 'anak itu'.
Ayah Lala memijat kepalanya karena merasa pusing. "Anak itu memang gak akan pernah bisa jadi yang terbaik."
"Harusnya dia aja yang dulu meninggal." Laki-laki yang sudah memiliki uban di rambutnya itu memukul meja kaca di hadapannya hingga menimbulkan suara keras.
Selain meja kaca yang mengalami retakan, hati Lala juga turut retak. Memangnya, hati anak mana yang tidak remuk saat orang tua membandingkan dengan anak lain? Bahkan mengharapkan anak kandungnya untuk pergi dari dunia ini.
Apalagi, Raina yang Lala kenal itu adalah perempuan yang menyebalkan, ia pernah ketahuan menyontek saat ulangan harian tetapi malah memfitnah Lala yang melaporkan hal itu kepada guru yang mengajar. Akibatnya, nilai Lala harus dikurangi karena dianggap telah menyontek saat ulangan harian. Guru itu percaya karena teman-teman sekelasnya juga tidak memihak Lala dan memilih untuk membela Raina.
Tidak sampai disitu, Raina menyebarkan gosip yang tidak benar tentang Lala. Menurut informasi yang ia dengar dari Nathan, Raina menyebarkan berita bahwa Lala itu sering menyontek tugas milik orang lain dengan paksaan, bahkan mendekati murid laki-laki untuk mendapatkan jawaban tugas juga sengaja mencari perhatian dari mereka. Hal itu membuat Lala dipandang buruk oleh murid-murid SMA Langit Biru dan juga karena berita itu, hubungan Lala dan Raina yang semula dekat karena sering mengikuti lomba bersama menjadi renggang, sampai-sampai Lala muak melihat kehadiran Raina.
Tapi apa yang terjadi sekarang? Orang tuanya justru membandingkan dirinya dengan perempuan yang ia benci itu. Membandingkan Lala dengan orang lain selain perempuan itu mungkin masih Lala terima, tetapi jika dibandingkan dengan Raina, membuat perasaan Lala campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen Fiction"Namaku tak seindah takdirku." -Pelangi Nabastala Althea ©meyytiara, 24 Feb 2023 Credit cover: Pinterest