01. Prolog

31 7 0
                                    

Absen dulu kalian tau cerita Pelangi dari mana??

Terima kasih audah mampir hehe. Jangan lupa vote yaa💗 thank you.

***

Pagi-pagi sekali, Lala sudah berada di depan pintu gerbang sekolah. Jam tangan warna jingga yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 06.15. Ia kebagian tugas jaga hari ini. Maklum, Lala ini anggota Osis. Apalagi dengan instingnya yang setajam elang, Lala mampu mengetahui tempat yang kerap dijadikan alternatif untuk murid-murid masuk ke dalam sekolah saat terlambat. Bisa dibilang ia sudah berpengalaman saat SMP dulu karena dia adalah murid yang sering masuk BK, namun sekarang sudah tidak sih. Jadi tak heran jika akan ada banyak nama yang tercatat dan mendapat sanksi dari sekolah. Dan bukan hanya itu yang menjadi tugas Lala, ia juga mencatat para murid yang tidak memakai atribut sekolah dengan lengkap. Seperti pemuda yang sedang Lala interogasi ini. Ia diberhentikan oleh Lala karena kedapatan tidak memakai sabuk.

"Nama siapa? Kelas berapa?" Tanya Lala dengan galak kepada pemuda itu.

Yang ditanya hanya bisa tertunduk, tak berani menatap balik Lala.

"L-liam kak, kelas X-3." Jawabnya terbata-bata.

Setelah mendengarnya, Lala dengan cepat menulis nama pemuda itu beserta kelasnya, lengkap juga dengan pelanggaran yang telah diperbuat.

"Kenapa gak bawa sabuk?"

"Ah, itu kak, ketinggalan di mobil sabuknya. Tadi buru-buru."

Lala menghela nafas panjang sebelum akhirnya kembali berbicara.

"Lo ngapain deh buru-buru, gak bisa gitu lebih teliti? Jangan diulang lagi, nanti lo kena poin, kalo poin lo udah 100, bisa dikeluarin lo dari sekolah ini." Bentak Lala panjang lebar, agar murid yang ia catat namanya itu jera dan tidak mengulangi lagi kesalahannya.

Liam tertunduk lebih dalam, matanya berkaca-kaca karena dibentak oleh Lala. Tidak ia sangka, karena kelalaiannya tak membawa sabuk hari ini, membuatnya berurusan dengan Lala, kakak Osis yang terkenal galaknya minta ampun.

"Udah La, jangan dibentak gitu anaknya."

Terdengar suara berat dari mantan ketua Osis SMA Langit Biru, Nathan Auriga.

"Liam, lo boleh masuk kelas." Lanjutnya.

"Makasih kak. Sekali lagi saya minta maaf karena lalai. Saya tidak akan mengulanginya. Permisi kak Lala, kak Nathan." Pamit Liam. Dalam hatinya, ia sangat berterima kasih kepada Nathan yang datang bak malaikat dan membuatnya bebas dari Lala.

Nathan hanya membalas perkataan Liam dengan senyuman.

Nathan memang dikenal sebagai murid yang ramah, apalagi Nathan dulu pernah menjabat sebagai Ketua Osis, jadi banyak murid SMA Langit Biru yang mengenal laki-laki itu.

Setelah kepergian Liam, Lala menggerutu kepada Nathan.

"Lo tuh terlalu baik sama orang. Harusnya biarin aja tadi gue omelin, biar dia jera."

Nathan hanya tertawa kecil dan membalas, "Pelangi Nabastala Althea, Liam cuma gak bawa sabuk, lagian udah ditulis kan nama, kelas sama pelanggarannya?"

"Iya deh iya." Pasrah Lala. Benar juga sih yang terpenting Lala sudah melaksanakan tugas Osisnya.

Tapi Lala masih tidak habis pikir dengan Nathan yang terlalu baik itu. Kenapa laki-laki itu pernah menjadi seorang ketua Osis padahal memiliki sifat tidak tega pada orang lain. Ah, Nathan itu terlalu lemah lembut!

"Btw, udah sarapan belum La?" Tanya Nathan tiba-tiba.

Nathan begini karena ia khawatir jika Lala belum sempat sarapan karena kedapatan tugas jaga pagi-pagi. Dulu ia juga anggota Osis, paham kalau harus berangkat pagi untuk melakukan tugasnya.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang