Lala melipat kedua tangannya di depan dada, kaki kanannya ditekuk diatas kaki kirinya, dari gerakannya saja sudah terlihat jelas bahwa Lala menuntut alasan akan kehadiran dua laki-laki yang sedang berada di hadapannya sekarang.
"Ada perlu apa kalian berdua?"
Andra terlebih dahulu bersuara, "Gue, mau ngomong sesuatu sama lo. Penting banget ini, The."
Dengan raut mukanya yang serius, Lala bisa memastikan kalau Andra ingin membicarakan sesuatu yang penting.
"Gue juga ada berita penting, La." Nathan ikut membalas.
Lala melirik ke sekitar, suasana kafe yang ramai membuatnya sedikit khawatir jika ada asisten Ayahnya yang melihat dirinya masih ada di luar rumah dan bukannya belajar. Lala sebisa mungkin tak ingin berbasa basi.
"Soal kotak bekal lo? Sorry gue belum balikin. Besok gue kasih ke lo kalo udah gue cuci."
Nathan berdecak, "La, ini bukan tentang kotak bekal. Lo mau balikin itu tahun depan juga gapapa."
"Terus, lo mau bicara apa?" Lala bertanya tak mengerti.
"Gue perlu pergi gak nih? Takutnya ganggu kalian berdua, leh."
Lala dan Nathan kompak menoleh ke arah Andra. Nathan sejujurnya tidak mengenal siapa laki-laki yang duduk di sebelahnya ini, sepertinya ia dekat dengan Lala. Keduanya mempunyai hal penting yang sama-sama harus dibicarakan sekarang, namun Nathan ingin mempersilakan Andra untuk berbicara dulu dengan Lala.
"Gak usah, lo aja yang ngomong dulu sama Lala. Gue pindah ke meja lain biar kalian gak merasa terganggu." Ujar Nathan lantas beranjak dari duduknya.
Tak disangka Andra justru mencegat Nathan yang hendak pergi dengan mencekal pergelangan tangan laki-laki itu.
"Lo disini aja, siapa tau apa yang mau kita omongin itu ada hubungannya." Terang Andra.
Nathan akhirnya mengikuti perkataan Andra, ia kembali duduk, "Oke, tapi kalo sekiranya pembicaraan ini gak mau didengar orang lain, gue pindah meja."
Andra mengangguk mengiyakan sedangkan Lala masih diam dan menyimak apa yang akan Andra bicarakan.
"The, sebelumnya, lo harus dengerin gue baik-baik." Ucap Andra memulai pembicaraan.
"Lo sama Bian ada masalah? Maaf kalo gue ikut campur sama hubungan kalian, tapi Bian keliatan aneh banget akhir-akhir ini. Sama anak-anak RIVERA yang lain, gue liat dia masih baik-baik aja."
"Tapi waktu gue menyinggung soal lo, ekspresinya langsung murung. Gue juga gak tau kenapa Ketua sering cabut duluan pas RIVERA lagi kumpul. Rasanya aneh karena RIVERA udah kayak keluarga kan. Bian jelas keliatan banget lagi nutupin sesuatu."
Lala sedikit syok dengan perkataan Andra yang lumayan panjang barusan. Apa ini ada hubungannya dengan yang Lala lihat waktu itu? Tentang Bian yang berboncengan dengan Raina.
"Bian punya pacar?" Satu pertanyaan yang menghantui Lala akhir-akhir ini keluar dari mulutnya.
"Setau gue sih Bian jomblo, dia juga gak deket sama siapa-siapa di sekolah."
Lala menghantam meja dengan kaca di depannya dengan pelan. Kumpulan pertanyaan mulai hinggap di kepalanya. Seperti sebuah puzzle yang harus ia rangkai menjadi satu.
Semua ini terasa membingungkan, akan tetapi disisi lain ia bersyukur karena Andra telah peka terhadap perilaku Bian dan membicarakan hal ini kepadanya.
"Gue sama Bian gak ada masalah apapun, tapi gue pernah lihat Bian naik motor bareng sama cewek."
"Walah bingungi." Andra terlihat frustasi dengan masalah rumit yang terjadi diantara kedua teman dekatnya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/335361821-288-k228329.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Dla nastolatków"Namaku tak seindah takdirku." -Pelangi Nabastala Althea ©meyytiara, 24 Feb 2023 Credit cover: Pinterest