Kedua mata Lala terbuka kala sinar matahari yang cerah menembus jendela kaca di atas kepalanya. Sinarnya menyilaukan iris hitam Lala membuat gadis itu terbangun dari tidur nyenyaknya.
Baru kali ini suasana bangun tidurnya sedikit berbeda. Ia disambut dengan hangatnya sinar matahari, sejuknya udara yang berasal dari pot-pot kecil tanaman yang Tantenya rawat, juga disertai kicauan burung Love Bird milik Iqsan, Ayah dari Reyra.
"Lala po, udah bangun belum?" Teriak Reyra dari daun pintu.
Teriakan Reyra barusan merusak suasana pagi Lala yang menenangkan, perempuan itu berteriak seperti orang kesetanan. Atau setan keorangan?
Lala pun akhirnya membalas dengan suara yang tak kalah keras. "UDAH!"
"Gue mau masuk, mau ngomong sama lo. Bisa gak?"
Mendengarnya membuat Lala segera membereskan kasur yang ia tempati untuk tidur, juga membereskan rambut panjangnya yang berantakan. Setelah itu Lala membuka kunci kamar dan menampakkan sosok Reyra yang tengah berdiri di depan pintu.
"Mau ngomong apa lo?" Tanya Lala dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada.
"Mau jogging gak? Sekalian cari sarapan." Ajak Reyra.
Reyra sudah bersiap-siap dengan celana training berwarna cokelat muda dan hoodie berwarna pink, juga dengan jepit rambut bergambar minuman boba. Selain itu indra penciuman Lala juga mencium wangi parfum yang Reyra gunakan. Wanginya memang tidak terlalu menyengat, namun sukses membuat Lala mengibas-ngibas tangannya di depan hidung agar bau parfum itu tidak masuk ke dalam hidungnya.
"Wangi banget, mau jogging cari sarapan atau mau cari cowok lo?"
"Ya sekalian cari cowok, sekali dayung sepuluh pulau terlampaui!" Jelas Reyra, terkekeh pelan.
"Udah sana lo siap-siap. Mandi dulu biar gak bau ketek, abis itu lo ke depan, gue tunggu di teras."
"Heh, gue gak bau ya!"
Dengan malas, Lala masuk ke kamarnya lagi, lalu ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur.
Perlu waktu 15 menit untuk gadis itu membersihkan dirinya dan berganti baju dengan baju bersih yang ada di lemari.
Memang selalu begini, Tantenya akan menyiapkan segala kebutuhan Lala jika gadis itu mau menginap di rumahnya. Barang-barang kebutuhan Lala semuanya ada, bahkan sampai ukuran baju Lala pun Tantenya perhatikan.
Bagi Tantenya yang selalu ingin punya anak perempuan lebih dari satu, Lala sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Katanya anak perempuan itu menggemaskan baginya.
"Makasih, Tante Rani, Om Reyhan, dan saudara nyebelin, si Reyra." Monolog Lala.
***
Lala dan Reyra benar-benar berjalan santai dari rumah Reyra. Entah kemana tujuannya, mereka berdua terus berjalan tak tentu arah. Sesekali Reyra mengedipkan sebelah matanya genit, menggoda pemuda-pemuda yang sedang lari pagi juga.
Lala malu sendiri melihatnya, sedangkan Reyra sepertinya tidak mengenal apa itu malu.
Disisi lain tidak apa sih karena Lala menikmati udara pagi tanpa polusi disini. Reyra sengaja memilih rute yang tidak banyak kendaraan dan dikelilingi oleh pepohonan hijau yang menyejukkan.
"Capek kan ya?" Tanya Reyra, ia menghentikan langkahnya dan bersandar pada sebuah pohon besar yang terletak di pinggir jalan.
Lala menggelengkan kepalanya. "Nggak tuh, gue gak capek."
![](https://img.wattpad.com/cover/335361821-288-k228329.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen Fiction"Namaku tak seindah takdirku." -Pelangi Nabastala Althea ©meyytiara, 24 Feb 2023 Credit cover: Pinterest