Pertempuran RIVERA melawan Black Stars telah selesai. Tidak ada menang dan kalah, karena yang paling utama adalah mereka sudah membalaskan dendamnya masing-masing.
Lala kembali sibuk dengan soal-soal ujian. Ia sudah berbaikan dengan Nathan, juga Lala turut berterima kasih atas tindakan berani Nathan, Zio dan Devan kemarin.
Ayahnya masih tidak tahu tentang kejadian ini, saat ia pulang ke rumah dan tertidur, pagi-pagi ketika ia bangun Lala tidak mendapati Ayahnya rumah itu. Ibunya mengatakan bahwa Ayahnya sedang ada tugas di luar kota, Lala menghela nafas lega.
Tak disangkanya, pertempuran hari itu justru membuat semuanya jadi tambah kacau. Semua kejadian sial yang beruntun menimpanya seolah saling tersambung.
"Haha, ternyata ada ya anak OSIS kita yang jadi anggota genk motor terkenal."
Lala sedang menghadiri rapat OSIS SMA Langit Biru. Menunggu kedatangan Ketua OSIS, para anggotanya bergosip dahulu dan yang menjadi topik utama hari ini adalah Lala.
"Hah, cowok-cowok kok gosip!" Devan mencibir.
Devan duduk di sebelah Lala, para anggota OSIS duduk mengelilingi sebuah meja besar berbentuk persegi panjang.
Pintu ruang OSIS terbuka, terlihat sosok Fano Arjuna yang mulai melangkah ke dalam, mengisi kursi kosong yang ada di ujung meja. Ruangan OSIS yang tadinya ramai mendadak senyap karena kehadiran Ketua OSIS itu.
"Kita mulai rapatnya," Tegas sang Ketua OSIS.
Laki-laki yang kerap dipanggil Fano itu memulai rapat OSIS dengan salam terlebih dahulu. Sepertinya Fano akan menginformasikan sesuatu, tumben sekali diadakan rapat OSIS dadakan begini.
"Rapat dadakan ini karena ada informasi pencopotan jabatan salah satu anggota OSIS."
Mendengarnya membuat para anggota saling lirik, menebak-nebak siapa yang akan turun jabatan, walau sepertinya ada yang sudah tahu siapa orang itu.
Fano menahan nafas dan menghembuskannya pelan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Dengan berat hati, Pelangi Nabastala Althea mulai hari ini sudah tidak lagi menjadi Wakil Ketua OSIS."
"Jabatan Wakil Ketua OSIS akan digantikan oleh Raina. Sebagaimana hasil diskusi saya dengan guru pembimbing." Sambung Fano.
Lala berdiri, kursinya terdorong ke belakang.
"Apa alasannya? Kenapa gak diskusi dulu sama gue?" Tanyanya tak terima.
Fano mendongak, menatap lurus ke arah Lala, ia berkata. "Alasannya kamu tahu sendiri, sepertinya gak perlu dijelasin daripada beritanya jadi menyebar kemana-mana. Nanti mencoreng nama baik sekolah."
"Kenapa harus Raina sih, Fan? Apa gak ada pengganti yang lain? Dia juga bukan anggota OSIS kan." Sanggah Devan.
"Gue setuju sama Devan, memangnya gak ada orang lain selain dia? Atau masuk karena orang dalam?" Anggota lain menambahi, alisnya terangkat sebelah, ia merasa janggal dengan keputusan Fano.
"Gak ada orang dalam atau orang luar, Raina dipilih karena dia pantas. Raina juga kan salah satu kandidat Wakil Ketua OSIS waktu pemilihan dulu." Balas Fano. "Keputusan yang diambil ini sudah bulat, apabila ada anggota yang menyanggah atau tidak suka maka lebih parahnya Lala tidak akan lagi menjadi anggota OSIS."
Fano beranjak dari duduknya, menarik pintu ruangan OSIS dan keluar dari sana.
Fano sudah menduga bahwa akan ada penolakan dari para anggotanya. Namun keputusan ini juga bukan keputusan Fano sepenuhnya, ada guru pembimbing dan kepala sekolah yang turut andil dalam keputusan itu.
Selama menjadi Wakil Ketua OSIS, Lala selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Kinerjanya Fano akui bagus, bahkan Lala rela meluangkan waktu disaat murid lain seharusnya libur sekolah.
Sayangnya Fano tidak memiliki kuasa, ia hanya menyampaikan informasi pencopotan jabatan, bukan keinginannya juga Wakil Ketua OSIS diganti. Ia harap Lala dan anggota OSIS lainnya mengerti.
***
"Apa? Gue gak salah denger? Wakil Ketua OSIS diganti jadi Raina?" Nathan bertanya tidak percaya.
"Gak usah keras-keras, suara lo kedengeran sampai gedung sebelah." Ketus Lala.
Nathan buru-buru menutup mulutnya, tidak sadar jika ia berbicara terlalu keras sehingga mengundang perhatian dari murid-murid lain yang juga tengah berada di aula.
Nathan dan Lala sedang berada di aula sekarang, Lala menemui Nathan yang telah selesai bermain basket. Bel pulang telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Lala memilih untuk mengulur waktu pulang dengan bertemu Nathan dulu sebelum pulang ke rumah.
"Astaga, ini semua pasti karena ulah picik si Raina. Masa semua masalah yang terjadi ke lo malah menguntungkan dia."
Tidak tahulah, Lala sudah lelah dengan semua drama yang terjadi. Ia ingin pergi ke suatu tempat untuk melepas penatnya.
"Temenin gue ke suatu tempat yuk, 3 hari lagi mau ujian kan, gue pengen healing gitu." Ucap Lala, tidak biasanya ia setenang ini.
Nathan menempelkan punggung tangannya di dahi Lala, mengecek suhu tubuhnya.
"Demam La? Atau kemarin kena tonjok makanya jadi berubah gini?" Nathan menatap keheranan.
Lala yang biasa itu pasti akan sangat marah saat mendapat masalah. Apalagi ini? Jabatannya sebagai Wakil Ketua OSIS digantikan oleh orang lain, apakah ia bisa menganggapnya biasa-biasa saja? Kemana perginya Lala yang selalu emosi itu?
Lala menyingkirkan tangan Nathan dari dahinya. "Gue gak demam. Cuma capek aja, gue pengen mendinginkan kepala."
Nathan tersenyum mendengarnya. Baru kali ini Lala berbicara dengan tenang dan tidak ada nada datar.
"Oke, ayo kita jalan-jalan. Gue tau tempat yang seru buat dikunjungi. Gak terlalu jauh juga sama rumah lo, jadi pulangnya gak terlalu malem." Usul Nathan.
Lala tersenyum singkat sebagai balasan. Senyum yang hanya terlihat beberapa detik itu sangat berarti bagi Nathan. Hatinya ikut berbahagia melihat Lala saat ini. Lala berubah.
Lala kemudian berdiri, menepuk-nepuk rok sekolahnya yang terkena debu ruang aula. Nathan ikut berdiri, laki-laki itu meraih tas hitamnya yang ia taruh di pinggir lapangan.
"Gue ke toilet dulu, mau ganti baju." Kata Nathan, ia akan berganti baju karena Nathan sedang mengenakan baju basket.
Lala menjawab. "Iya sana ganti dulu, gue tunggu di tempat parkir."
Nathan tersenyum lebar, dengan semangat Nathan berlari menuju kamar mandi. Rambutnya naik turun saat berlari, lucu sekali.
Sayangnya Lala tidak melihatnya, ia sibuk membuka ponselnya. Ada beberapa notifikasi dari banyak aplikasi, salah satu yang menarik perhatian Lala adalah notifikasi dari aplikasi Instagram. Apa-apaan ini?
@-geraldhanu mulai mengikuti Anda
Lala mengenal pemilik akun itu, sudah pasti Gerald Hanu Satria yang tidak lain adalah laki-laki brengsek yang menghajarnya semalam. Ketua Black Stars yang bengis dan licik itu kenapa mengikuti akun Instagram Lala?
Menjijikan sekali, mengingat perkataan apa yang telah Gerald ucapkan kepadanya semalam.
"La, gue udah selesai ganti baju, yuk pergi." Ajak Nathan.
Lala mengangguk, ponselnya ia masukkan asal ke dalam tas.
@-nbstala.althea following you
-Meyytiara, 3 Januari 2024, 20.42
Happy New Year guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Novela Juvenil"Namaku tak seindah takdirku." -Pelangi Nabastala Althea ©meyytiara, 24 Feb 2023 Credit cover: Pinterest