"Pah! Apa yang papa lakukan? Papa masih sakit jangan sembarangan keluar."
"Mah! Papa tidak sakit papa mau pulang mau ketemu Gulf, papa akan memeluknya dan meminta maaf padanya."
"Itu bisa nanti, sekarang lebih baik papa istirahat saja besok baru kita pulang."
"Papa tidak mau papa mau pulang, jika mama masih ingin disini terserah mama saja."
Mama jong rasanya ingin sekali menyuruh dokter untuk menyuntikan suaminya itu dengan obat bius, sunguh sangat menyebalkan.
"Lalu! untuk apa tadi papa mendrama saat di rumah?"
"Papa tidak mendrama, papa hanya terkejut dan syok dan satu lagi papa ingin memberi pelajaran pada anak mu itu yang sudah berani membuat putra ku menderita."
"Jika kau lupa suppasit itu adalah putra mu juga,"
"Putra mu!"
"Putra mu!"
"Putra mu itu, karna aku tidak punya putra sepertinya."
"Sudahla berdebat dengan papa tidak akan ada ujung nya."
Tiba-tiba wajah papa jong berubah sedih, membuat sang istri terkejut tentu saja.
"Papa Kenapa?"
Menghela nafas sejenak papa jong berpikir apa sikap nya sudah keterlaluan, tidak bukan seperti itu maksudnya, orangtua mana yang tidak sedih dan kecewa jika putra yang iya sayangi saling mencintai bahkan dengan adanya cinta itu sampai tumbuh cinta yang lain, jika Mew dan Gulf bukan saudara sepupu mungkin papa jong sudah langsung menikahkan mereka.
"Mah! Apa kita akan menikahkan mereka segera?"
"Pertayaan macam apa itu? Tentu saja iya, memang nya papa tidak ingin punya cucu baru."
"Papa hanya bingung mah, jika alex masih ada bagaimana perasaanya?"
"Jika dia masih ada, tentu saja dia akan mematahkan leher putra mu itu."
"Kenapa semua harus terjadi pada keluarga kita? Mengapa harus ada takdir seperti ini?"
"Karna Tuhan yang membuat takdir itu, dan jika sudah takdir maka siapa pun tidak akan bisa memisahkan kecuali Tuhan itu sendiri."
"Mama benar, hanya Tuhan yang bisa memisahkan mereka."
"Pah! Saat ini yang Gulf butuhkan dukungan dari kita, dan mama mohon jangan memarahi Mew lagi atau bahkan memukulnya."
"Itu karna putra mu terlalu penakut, dasar laki-laki bodoh."
Saat sudah sadar dari pingsan ya win menasehati papa jong agar mau menerima hubungan Mew dan Gulf, awalnya papa jong menolak namun saat win sedikit mengancam akhirnya papa jong menyetujuinya.
Di lain tempat..
Gulf mengerjapkan matanya karna dia merasa tenggorokanya sangat kering, saat ingin mendudukan dirinya Gulf merasa ada seseorang yang tengah mengengam tanganya, tentu saja Gulf mengenali siapa pemilik tangan kekar nan hangat itu.
"Phi mew! Phi bangun jangan tidur dengan posisi seperti ini."
Mew membuka matanya saat mendengar Gulf memangil dirinya.
"Sayang! Ada apa? Apa kau butuh sesuatu? Maaf tadi aku ketiduran."
"Kenapa phi tidur dengan posisi seperti itu? Kenapa ga tidur di sini?"
Mew terdiam menatap wajah Gulf yang sedikit pucat itu.
"Maaf!!
"Apa phi sudah tidak ingin dekat dengan ku? Apa papa sudah melarang mu untuk dekat dengan ku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Us (END)
Romance"Kau tau aku sangat membenci mu.! "Aku mengerti maafkan aku phi.!