Koala 40: mencoba paham.
•••Milly berjalan melewati ruang band yang dimana terlihat ada Nuca dan Nathan yang tengah berbincang- bincang mengenai alat band baru yang akan mereka sewa untuk lomba nanti.
Alat-alat milik sekolah sudah banyak yang rusak dan suara yang dihasilkan juga tidak terlalu bagus, sehingga hal itu memunculkan inisiatif di kepala Nuca untuk melakukan hal yang telah author jelaskan tadi.
Milly tak berhenti untuk mampir dulu dan menemui Nuca di ruang band. Ia hanya menoleh dan melewati ruang peralatan band itu dengan langkah yang lemas dan lesu.
Gadis itu masih teringat dengan perkataan Feyzie dan teman-temannya tadi. Entahlah, rasanya apa yang dikatakan mereka benar-benar adalah sosok Milly yang tidak gadis itu sadari.
Sok cantik, autis, dan kekanak-kanakan? apa Milly benar seperti itu? apa ia telah melakukan hal yang seperti demikian tanpa diri nya sadari? ah, menyebalkan sekali.
Mata Nuca yang tadi terfokus ke arah Nathan, entah mengapa kini malah beralih untuk terfokus ke arah Milly yang baru saja berjalan tepat di depan pintu ruang itu.
"Bentar!" sela Nuca, kemudian mulai berjalan cepat menuju Abang pintu untuk melihat apakah sosok yang ia lihat benar-benar kekasihnya Milly atau hanya mirip saja.
Tapi tentunya mata Nuca tidak akan pernah salah, karena yang tadi ia lihat dengan melewati ruang band itu adalah Milly itu sendiri, seperti dugaan awal.
Nuca tersenyum senang saat melihat ke arah gadis itu. "Milly!"
Gadis dengan bandana berwarna kuning itu kini menoleh saat namanya dipanggil oleh suara berat yang ia kenali adalah suara milik kekasihnya, Nuca.
Perlahan ia membalikkan tubuhnya dan mendapati Nuca dengan berjalan pelan menuju tempat ia berpijak saat ini. Milly tersenyum tipis, menyembunyikan rasa sedih nya supaya tidak terlihat dan disadari oleh Nuca.
"Eh, mas Jaja," balas Milly seraya cengengesan tidak jelas. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa canggung walaupun ia tidak melakukan apapun.
"Darimana?" tanya Nuca. Matanya tertuju pada kotak bekal yang kini berada pada genggaman tangan Milly.
Shit, pria itu baru saja teringat jika ia kemarin ada janji untuk makan bersama dengan Milly pada saat jam istirahat sedang berlangsung.
"Aku tadi habis cari kamu. Cuma, kata Feyzie kamu sibuk dan gak bisa di ganggu," jelas Milly dengan tatapan mata yang tidak bisa Nuca beberkan.
Nuca menggaruk bagian belakang kepalanya bingung. "Duh, maaf banget. Bukannya ingkar janji, cuma-"
"Nuca!" panggil David yang tiba-tiba muncul dari dalam ruang tempat Nuca dan Nathan terlihat mengobrol tadi.
Nuca dan Milly menoleh ke arah David yang berkata dengan suara keras nya. Nuca mengangkat satu alisnya, memberikan isyarat untuk meminta kelanjutan dari panggilan itu.
"Pak Danang chat, kata nya kita di suruh menghadap langsung ke kepala sekolah, biar bisa secepatnya terealisasikan. Sekarang ya! kepsek udah gak punya banyak waktu!" imbuh David menjelaskan.
Nuca mengangguk, lalu menatap ke arah Milly lagi dengan perasaan yang tidak enak. Nuca tersenyum kecut, beda sekali dengan Milly yang masih bisa tersenyum sumringah walaupun Nuca tidak bisa menemani nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUCA VS KOALA (END)
Teen FictionSetelah ditolak untuk menjadi pacar sekaligus vocalist band kebanggaan sekolah yang diketuai oleh si tampan Nuca, seorang Milly pun berinisiatif untuk membentuk sebuah band-nya sendiri, demi dapat mengalahkan pria itu di acara bergengsi antar sekola...