•MARMUT 37: TIDAK BISA MARAH

56 13 0
                                    

Koala 37: Lemah, letih, lesuh, lunglai.
•••

Milly turun dari atas motor Nuca. Pria itu diam, kemudian mulai menatap Milly dengan tatapan yang tidak bisa gadis itu jelaskan.

"Maaf," kata Milly, sekali lagi ia terus mengatakan hal yang serupa kepada Nuca bahwasanya ia sadar diri jika telah mengacaukan aktivitas latihan band mereka.

Nuca ingin marah, namun untuk pertama kalinya ia berhasil menahan amarahnya untuk tidak meledak seperti biasa-biasanya.

Entah mantra apa yang telah ditaburkan oleh Milly kepadanya, pokoknya sekarang ia mulai luluh kembali pada kekasihnya yang cengeng dan suka merengek itu.

"Gak usah nangis," ucap Nuca pelan.

Milly yang tadi menunduk, kini mulai mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah wajah pria itu yang kini memberikan sorot mata yang lebih bersahabat.

Nuca mengangkat sebelah tangannya untuk mengusap air mata Milly yang luruh hingga ke pipi. "Jelek banget kalau udah nangis kayak gini."

Pria di hadapannya itu terkekeh pelan melihat Milly yang menangis seperti seorang anak kecil.

"Aku gak sengaja bikin mikrofon itu jatuh, sampe bikin konslet kayak tadi," jelas Milly masih sambil menangis.

"Iya tau. Udah, jangan buang-buang air matanya! aku gak suka kalau liat kamu nangis begini lagi!" kata Nuca, kemudian mulai turun dari motornya hanya sekedar untuk memeluk Milly dan menenangkannya.

"Lagian kamu, tadi deket banget sama Feyzie, kayak mau ciuman gitu!" ujar Milly lagi, membuat Nuca tersadar jika Milly bangkit dan tak sengaja menyenggol mikrofon itu adalah untuk menjauhkan jarak mereka.

"Oh, jadi kamu pecicilan tadi karena itu?" Nuca melihat ke arah muka Milly yang memerah dan setengah basah.

"Iyalah!"

"Udah, cup cup, jangan nangis mbak koala! ntar manisnya luntur loh!" Nuca berusaha untuk menenangkan Milly dari tangis dan rasa bersalahnya.

Ia merasakan Nuca menepuk-nepuk puncak kepalanya, sebelum rambutnya di acak-acak sampai menutupi area wajahnya itu.

Milly merasakan pipinya semakin memanas dan sepertinya sudah memerah sebab baper sendiri dengan apa yang dikatakan oleh Nuca.

Mungkin sekarang tubuh gadis itu tengah mengeluarkan asap merah jambu karena kasmaran sendiri di tempat ia berdiri.

Sial, Nuca ini bisa sekali untuk membuat Milly kembali senang dan juga terbang jauh sampai mendarat di planet Saturnus.

"Ih, ternyata mas Jaja bisa gombal kayak gitu ya!" seru Milly, gemas sendiri bila mengingat apa yang baru saja pria itu katakan.

"Emangnya yang tadi aku gombal ya?" Nuca malah bertanya dengan bibir sedikit terlipat masuk.

"Iyalah!" Milly membenarkan apa yang tadi ia beberkan. Nuca tertawa kecil karena berhasil membuat kekasihnya berhenti menangis.

"Mendingan kamu masuk gih! aku juga mau balik ke sekolah buat bantuin mereka." Nuca mengencangkan kancing jaket jeans itu yang hampir terlepas.

"Iya. Bilangin ke yang lain ya, aku bener-bener minta maaf dan bener-bener gak sengaja tadi!" Milly kembali menyampaikan permintaan maaf nya melalui Nuca.

"Iya, santai aja. Mereka gak bakal marah, kok!" balas Nuca hingga Milly dapat sedikit tenang malam itu.

Nuca naik kembali ke atas motornya, kemudian menghidupkan motor itu hingga terdengar deru suara mesin yang menelusup masuk ke dalam indera pendengaran mereka berdua.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang