•MARMUT 32: MEREPOTKAN

175 27 13
                                    

Koala 32: mari kita coba
•••

"Duh, belum buka-buka lagi." Mereka berempat saling menatap antara satu dengan yang lain.

Di minggu pagi ini, mereka semua harus secepatnya bersiap, karena harus segera membuat video audisi, yang akan dikumpulkan terakhir pada jam 7 malam nanti.

Mereka sudah menyempatkan diri untuk bangun pagi, walaupun cuaca yang dingin sedari tadi menghasut mereka untuk tetap lanjut tidur saja.

Yumi terlihat mondar-mandir di depan rental itu. Milly kelihatan bingung, dengan tangan menutupi wajahnya yang dihiasi make up tipis, hasil buah karyanya sendiri.

Mereka terlihat memakai outfit dengan warna yang senada dan serasi. Atasan kaus putih tissue, dengan bawahan rok kotak-kotak bewarna kuning.

Bagian kaki bawah mereka pun terlihat serupa, yakni dengan kaos kaki pendek bewarna pink, dan sepatu kets bewarna putih dengan merek-merek yang berbeda.

"Duh malu banget, udah kayak karnaval badut jalanan gitu, diliatin orang-orang terus," ujar Yumi, seraya menyembunyikan tubuhnya dibalik beton yang menjulang tinggi disana.

"Terus liat nih make up. Udah kayak orang bonyok habis ditonjok aja!" Yumi terus mengoceh tidak jelas.

"Ih, keren tau Yum! kita jadi pusat perhatian setiap mata! kayak grup band terkenal, Virgo and the sparkling!" Milly menyibakkan rambutnya ke belakang, masih terus membawa-bawa judul film band superhero favoritnya dalam setiap perkataan.

"Hilih. Beda lah ya, orang yang masih punya malu sama orang yang gak punya malu." Yumi membuka kamera di layar ponselnya, kemudian mulai berkaca disana.

Mata Yumi tertuju pada pojok atas layar ponselnya, yang menunjukkan pukul 08:30 pagi. "Udah 30 menitan loh kita disini"

"Santai aja Yum. Mungkin bentar lagi kok!" Milly, Nurul, dan Sasmi terlihat sibuk bersua-foto manja.

"Ayo ikutan foto kak Yumi!" ajak Sasmi. Dengan tangan masih terangkat untuk membuat pose dua jari, peace.

Yumi menggeleng-gelengkan kepalanya enggan. Kemudian beralih untuk duduk di atas lantai itu. "Lama deh. Ngantuk gue!"

"Jangan-jangan, rental tutup lagi?" Nurul bergantian melayangkan pertanyaan. "Ini kan hari minggu."

Mereka semua saling menatap kembali.
"Jangan-jangan beneran tutup. Duh, gimana nih? udah capek latihan plus cantik-cantik begini, masa gak jadi bikin video audisi!"

"Kalian berdua punya nomor telepon kak Abi atau kak Noral?" tanya Milly pada Sasmi dan Nurul, yang tempo hari kemarin menyarankan rental band itu sebagai lokasi latihan mereka.

Mereka berdua kompak menggeleng. "Nggak punya."

"Yah, gimana nih." Mereka terlihat berpikir, tidak tau harus bagaimana lagi.

"Rental band di sekitar sini, cuma ada satu ini doang. Ada beberapa, tapi jauh banget. Uang ongkos kita gak cukup deh kayaknya, kalau buat pergi kesana." Sasmi merapikan baju atasan nya yang terlihat kusut.

"Coba tenang dulu! kita tunggu beberapa menit lagi!" ajak Nurul, menenangkan teman-teman seanggota band-nya.

Dengan penuh harap, mereka terduduk lemas, sembari menunggu kehadiran si pemilik rental itu, untuk membuka lapak usahanya.

NUCA VS KOALA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang